Jakarta Antara Jateng - Peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Ketua Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut, Prof Azwar Maas memperkenalkan perangkat lunak Early Warning System for Peatland Fire" atau Sistem Peringatan Dini Kebakaran Lahan Gamut di kegiatan diskusi di Yogyakarta, Selasa.
Siaran pers UGM yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan teknologi tersebut dapat mendeteksi kondisi lahan gambut di suatu daerah tertentu berdasarkan keadaan biofisik yang dapat diamati, seperti posisi lahan gambut serta lama waktu tidak adanya hujan.
"Program ini dapat dipakai di mana saja dan oleh siapa saja. Saya harap program ini bisa membantu mengidentifikasi kondisi lahan gambut dan cara-cara penanganan dini sebelum terjadi kebakaran lahan," ujar Azwar.
Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi hampir setiap tahun di tanah air telah berdampak pada, tidak saja masyarakat yang berada di Sumatera dan Kalimanta, tapi juga negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Data dari Bank Dunia yang dikeluarkan pada awal tahun 2016 menunjukkan kerugian ekonomi Indonesia akibat bencana asap tahun 2015 mencapai Rp220 triliun.
Sementara itu, sekitar 47 juta orang di Pulau Kalimantan dan Sumatera terpapar asap, serta setidaknya 19 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut.
Luas lahan rawa gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta hektare atau sekitar 10,8 persen dari luas daratan Indonesia. Dari luasan tersebut sekitar 7,2 juta hektare atau 35 persen terdapat di Pulau Sumatera.
Lahan rawa gambut merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai fungsi di antaranya untuk pelestarian sumber daya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai keanekaragaman hayati dan pengendali iklim melalui kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon.
Berita Terkait
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
Kamis, 17 Oktober 2024 19:48 Wib
Peneliti Bussinessfirst: Rekomendasi Pansus tertolak Indeks Kepuasan Jamaah
Rabu, 2 Oktober 2024 12:57 Wib
Peneliti : Luthfi-Yasin bisa ancam dominasi PDI-P di kandang banteng
Jumat, 27 September 2024 22:06 Wib
Peneliti berbagai perguruan tinggi bahas ketahanan pangan di Unsoed
Rabu, 31 Juli 2024 15:38 Wib
Peneliti Undip kembangkan alat pengering untuk industri teh hijau
Kamis, 18 Juli 2024 8:28 Wib
Dosen Unsoed jadi peneliti tamu di FIO-MNR China
Selasa, 9 April 2024 14:24 Wib
Peneliti BRIN dan Tiongkok eksplorasi kekayaan laut Palung Jawa
Minggu, 24 Maret 2024 16:05 Wib
Kemenkes terjunkan tim peneliti jenis virus nyamuk DBD Jepara
Senin, 11 Maret 2024 20:35 Wib