Bahkan, hujan deras berjam-jam yang mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya pada 16 Juni 2013 malam menyebabkan sejumlah kawasan di Ibu Kota Jawa Tengah ini kebanjiran.

Anomali cuaca ini menjadi bukti bahwa pemanasan global bukan isapan jempol, namun sedang terjadi. Nelayan, yang pada musim kemarau setiap hari melaut, belakangan ini terpaksa sering menganggur karena cuaca buruk. Begitu pula para petani jambu demak. Iklim basah menyebabkan rasa buah tidak semanis pada musim kering.

Pengerjaan proyek infrastruktur juga mengalami hambatan akibat hujan deras di pertengahan tahun. Meskipun belum ada kontraktor yang meminta pemunduran jadwal pengerjaan proyek, dikhawatirkan musim basah saat ini bakal menunda waktu penyelesaian proyek, termasuk perbaikan jalan di jalur pantai utara Jawa.

Menghadapi puasa Ramadhan dan Idul Fitri, perbaikan infrastruktur fisik, seperti jalan raya, memang menjadi ritual tahunan. Berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi jalan di jalur Semarang-Pekalongan memang perlu perbaikan karena banyak yang sudah bergelombang dan berlubang akibat setiap hari dilewati ribuan kendaraan berat. Kerusakan bakal semakin cepat bila permukaan jalan terus-menerus digenangi air hujan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Murjanto, mengakui bahwa menjaga jalur pantura tetap mulus pada Idul Fitri 2013 lebih sulit dibanding tahun 2012 yang cuacanya dominan kering.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan curah hujan di masa yang seharusnya kemarau ini bakal berlangsung hingga Agustus 2013. Bila prediksi ini akurat, jutaan pemudik bakal berbasah-basah dan siap menghadapi kemacaetan lebih serius saat pulang kampung.

Melesatnya penjualan mobil belakangan ini bakal merapatkan arus mudik dan balik pada Lebaran 2013. Semakin banyak orang yang mudik dengan menggunakan kendaraan sendiri meskipun mutu pelayanan angkutan massal, seperti kereta api dan pesawat terbang, dari waktu ke waktu kian memuaskan.

Tentu kenyamanan dan keamanan bagi pemudik amat penting sehingga di tengah anomali cuaca seperti saat ini, pemerintah tetap harus menyiapkan infrastruktur yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

Perbaikan infrastruktur, terutama jalan raya, memang mendesak agar roda perekonomian antarwilayah terus melaju. Ekses anomali cuaca dan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa lebih dikendalikan bila pemerintah mampu menyediakan prasarana transportasi yang mulus dan merata.

Pemerintah sudah menjanjikan bakal membangun infrastruktur lebih banyak lagi setelah memangkas subsidi harga BBM pada APBN-P 2013. Kita tunggu realisasinya. ***









Pewarta : -
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024