Solo (ANTARA) - Mewujudkan kampus inklusif menjadi tanggung jawab moral perguruan tinggi. Hal itu pula yang terus dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD).

Menyambut Hari Disabilitas Internasional 2025, Ketua PSLD UMS Prof. Dr. Minsih, S.Ag, M.Pd. di Solo, Jawa Tengah, Rabu mengajak kampus-kampus di Indonesia untuk lebih mengedepankan inklusivitas. 

“Inklusivitas adalah identitas moral,” katanya.

Minsih menjelaskan inklusivitas tidak boleh dipahami hanya sebagai program tambahan atau sebagai salah satu indikator pemeringkatan. Inklusivitas adalah identitas akademik sekaligus amanah yang harus diemban oleh perguruan tinggi. Civitas academica harus membangun, merawat, dan mewujudkan inklusivitas itu sebagai bentuk kepedulian akan hak pengajaran bagi penyandang disabilitas. 

Semangat Hari Disabilitas Internasional tahun ini tertuang dalam tema Membina Masyarakat Inklusif untuk Kemajuan Internasional yang digaungkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Semangat itu, kata Minsih, menjadi dasar arah kebijakan UMS untuk terus menghadirkan inklusivitas di ranah akademik untuk masa depan yang lebih adil. 

Minsih menegaskan kampus inklusif adalah fondasi utama dalam membina masyarakat yang inklusif. 

“Melalui pendidikan yang aksesibel dan adaptif, mahasiswa disabilitas dipersiapkan untuk berperan aktif dalam kemajuan sosial,” katanya. 

Ia mengatakan UMS siap memberikan pelayanan prima bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Sejumlah fasilitas pun telah dibangun untuk menunjang aksesibilitas penyandang disabilitas, mulai dari tangga ramp, elevator, parkir khusus disabilitas, guiding block, hingga toilet khusus disabilitas. 

UMS juga turut menghadirkan juru bahasa isyarat dalam sejumlah kegiatan akademik, salah satunya adalah kegiatan Masa Ta'aruf Penerimaan Mahasiswa Baru 2025 yang digelar pada Agustus lalu. 

Minsih menyebut sejumlah fasilitas pendukung tambahan siap mendukung inklusivitas UMS, antara lain layanan Student Mental Health and Wellbeing Support, Rumah Sakit UMS, Muhammadiyah Medical Center, hingga Rumah Sakit Gigi dan Mulut Soelastri. 

Ia mengatakan PSLD UMS juga siap memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa penyandang disabilitas. Sejumlah program unggulan pusat studi ini meliputi pendampingan akademik bagi mahasiswa disabilitas, pelatihan keterampilan vokasional, kelas bahasa isyarat, penyuluhan dan edukasi masyarakat tentang inklusi, serta pengembangan media pembelajaran yang ramah disabilitas.

PSLD turut menjalin komunikasi dan kerja sama dengan lembaga pendampingan dan pelayanan mahasiswa disabilitas, maupun dengan kampus mancanegara. Meliputi PSLD Universitas Brawijaya Malang, Komisi Nasional Disabilitas, PSLD Universitas Sebelas Maret Surakarta, hingga Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia

Ia optimistis segudang fasilitas tersebut akan membantu mahasiswa penyandang disabilitas dalam mengejar prestasi di UMS. Minsih percaya setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang setara untuk tumbuh, berkembang, dan berprestasi. Mahasiswa dapat memberikan kontribusi optimal tanpa perlu mengalami diskriminasi. 

“Semoga langkah-langkah ini menjadi ikhtiar kolektif untuk menghadirkan UMS yang semakin humanis, progresif, dan selalu berada di garis terdepan dalam mewujudkan perguruan tinggi yang adil dan setara,” katanya.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025