Semarang (ANTARA) - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menjadi garda terdepan masyarakat Indonesia dalam pemberian pelayanan kesehatan. Tak sedikit masyarakat yang menganggap program JKN bak secercah harapan ketika menghadapi permasalahan kesehatan.
Nur Asiyah (46), warga asal Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, merasakan manfaat langsung program JKN, ketika dirinya harus dirawat akibat rasa nyeri hebat yang ia rasakan di daerah kepalanya.
Berprofesi sebagai seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di daerah Kota Semarang membuat tubuhnya harus dalam keadaan prima ketika memberikan pembelajaran. Kelelahan karena tekanan dan tuntutan pekerjaan memang sesekali menghampiri. Tak ayal rasa nyeri terkadang muncul di sekitar kepala Nur.
“Puncaknya beberapa hari lalu itu, pas Senin masih bekerja seperti biasa pagi sampai sore, sampai rumahpun masih bisa beraktifitas juga. Lalu ketika sujud saat ibadah Maghrib tiba-tiba kepala terasa sangat pusing hingga terjatuh karena tidak kuat sampai-sampai harus dibantu oleh suami dan anak saya untuk ditidurkan”, ucap Nur, Senin (5/11).
Namun, setelah beberapa saat beristirahat, pusing hebat di kepala Nur tak kunjung mereda, justru kali ini kepalanya terasa berputar-putar hingga disertai mual muntah sepanjang malam yang membuat dirinya semakin tak berdaya dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.
“Paginya karena badan saya sudah terasa lemas sekali, suami berinisiatif untuk langsung membawa saya ke IGD Rumah Sakit RSWN ini karena saya rasa juga sudah darurat, kemudian langsung diberikan penanganan hingga cek lab darah," ujarnya
Tanpa menunggu lama, setelah dilakukan beberapa pemeriksaan, karena tekanan darah pada dirinya yang terlampau tinggi, dokter mengharuskan Nur untuk melakukan rawat inap guna mengantisipasi kejadian-kejadian seperti sebelumnya.
Terdaftar sebagai peserta program JKN pada segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri membuat Nur tidak kebingungan akan pelayanan kesehatan dirinya.
Ini bukan kali pertama bagi Nur memanfaatkan program JKN setelah pada bulan Mei lalu dirinya harus naik ke meja operasi akibat benjolan di payudara.
“Saya dulu terdaftar UHC sekitar dua tahun, lalu nonaktif dan saya memilih beralih ke mandiri kelas tiga karena JKN itu penting. Seperti Mei lalupun saya juga menggunakan JKN untuk operasi pengambilan benjolan sekitar payudara sebelah kanan di RSWN ini, dan akhirnya dinyatakan sembuh karena tidak berpotensi ada keganasan," ungkap Nur
Tak seperti anggapan kebanyakan orang tentang pelayanan program JKN yang terkesan ribet, hal tersebut berbanding terbalik dengan pengalaman Nur yang justru merasakan berbagai kemudahan dalam akses pelayanan kesehatan melalui Program JKN.
“Pelayanan bagus, penanganan juga cepat, tidak ada keluhan sama sekali selama saya dua kali dirawat. Perawatnya ramah dan membantu serta dokternya sangat informatif memberikan informasi yang detail. Untuk sarana prasarana juga baik. Ruangannya besar dan kamar mandinya luas. Tentunya juga bersih. Alhamdulillahnya juga dekat dengan rumah jadi aksesnya gampang bisa riwa-riwi," katanya
Selain pelayanan yang didapatkan, Nur juga turut apresiasi transformasi digital dari BPJS Kesehatan yaitu Mobile JKN yang mempunyai berbagai macam fitur yang membantu. Salah satunya i-care JKN yang sering ia gunakan untuk melihat hasil pemeriksaan kesehatannya sewaktu-waktu apabila diperlukan.
“Kalau tidak ada BPJS Kesehatan sebisa mungkin tidak sakit. Jadi bersyukur dengan adanya program ini merasa sangat terbantu karena penghasilan saya relatif kecil, harapannya semoga program ini dapat selalu membantu. Alhamdulillah juga tidak ada tambahan biaya obat maupun tindakan selama ini. Pokoknya sampai pulang dan sampai sehat di rumah," tutup Nur mengakhiri ceritanya
Baca juga: SAR temukan dua mahasiswa UIN Semarang korban tenggelam di Sungai Jolinggo Kendal