Purwokerto (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Siti Mukaromah mengingatkan pentingnya menyiapkan generasi muda sejak dini agar mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dalam mengisi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

Ditemui usai menjadi pembicara dalam kegiatan Sekolah Parlemen 2025 di Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, Siti Mukaromah mengatakan sebanyak 56 persen penduduk Indonesia saat ini merupakan generasi muda atau milenial yang kelak akan menjadi pengambil kebijakan di berbagai tingkatan, mulai dari RT hingga presiden.

“Anak-anak muda yang hari ini duduk di bangku SMA maupun kuliah inilah yang nanti memegang tampuk kepemimpinan bangsa. Maka mereka harus disiapkan dengan kesadaran dan tanggung jawab yang kuat,” kata perempuan yang akrab disapa Erma itu.

Dia mengatakan bonus demografi tidak akan memberikan manfaat jika generasi mudanya tidak memiliki semangat berpartisipasi dan peduli terhadap masa depan bangsa.

Oleh karena itu, dia terus mendorong pembinaan karakter dan kesadaran politik di kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Jangan sampai generasi muda kita justru bersikap antipati terhadap politik. Padahal, politik adalah ruang penting untuk memperjuangkan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat,” kata legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII (Banyumas-Cilacap) itu.

Menurut dia, keterlibatan anak muda dalam politik tidak selalu berarti harus terjun ke politik praktis.

Akan tetapi, kata dia, mereka perlu memahami proses pengambilan keputusan publik dan menyiapkan diri untuk berkontribusi dalam berbagai bidang strategis.

“Kita perlu dampingi mereka agar paham bahwa politik adalah alat untuk memperjuangkan kebaikan bersama. Kalau mereka menjauhi politik, maka kebijakan akan ditentukan oleh pihak yang mungkin tidak punya kepedulian terhadap rakyat,” katanya menegaskan.

Erma mengharapkan kegiatan edukasi politik seperti Sekolah Parlemen di kampus-kampus agar mahasiswa memahami proses kebijakan publik dan pentingnya partisipasi dalam demokrasi serta menumbuhkan kesadaran generasi muda menjadi pemimpin yang berintegritas dan siap membawa Indonesia menuju 2045 dengan penuh tanggung jawab.

Sementara itu, Ketua Panitia Sekolah Parlemen 2025 FEB Unsoed Rehan Alfiansyah mengatakan Sekolah Parlemen merupakan kegiatan tahunan Dewan Legislatif Mahasiswa yang bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman tentang peran lembaga legislatif.

“Melalui sekolah parlemen ini kami ingin memberikan pengetahuan tentang peran legislatif, cara kerja pembuatan kebijakan, serta pentingnya mahasiswa memahami fungsi tersebut,” katanya.

Ia mengatakan kegiatan Sekolah Parlemen 2025 diikuti sekitar 150 mahasiswa dari berbagai program studi di FEB

Menurut dia, mahasiswa ekonomi pun perlu memahami politik karena kebijakan publik sangat memengaruhi bidang ekonomi dan bisnis.

“Mahasiswa FEB jangan hanya paham ekonomi, tapi juga tahu bagaimana politik,” katanya.

Salah seorang peserta Sekolah Parlemen 2025, Cantika Ananda Nurhadi menilai kegiatan tersebut memberikan wawasan baru tentang tugas dan tanggung jawab legislator.

“Sebelumnya saya belum tahu banyak soal tugas-tugas anggota DPR, tapi setelah ikut ini jadi paham bahwa mereka punya peran penting dalam menentukan arah kebijakan,” kata mahasiswi D3 Akuntansi FEB Unsoed itu.

Dia mengharapkan kegiatan seperti itu terus digelar secara berkesinambungan agar generasi muda semakin memahami sistem demokrasi dan siap menjadi bagian dari generasi emas 2045 yang berperan aktif membangun bangsa.

Baca juga: Legislator: Pemuda jangan pernah lupakan nilai kebangsaan


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025