Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Samuel JD Wattimena mengingatkan para pemuda agar jangan pernah melupakan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan para pendiri bangsa.
"Di tengah derasnya arus globalisasi, semangat nasionalisme dan gotong royong yang diwariskan para pendiri bangsa perlu dijaga agar tidak tergerus oleh kepentingan individu atau kelompok," katanya, dalam pernyataan di Semarang, Selasa.
Merefleksikan peringatan ke-97 Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober, ia mendorong para pemuda Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam proses pembangunan nasional.
Ia berharap peringatan Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh anak muda Indonesia untuk memperkuat tekad membangun negeri dari berbagai bidang, mulai dari pendidikan, lingkungan, hingga teknologi.
"Kita semua punya tanggung jawab menjaga Indonesia tetap berdaulat, berdaya saing, dan berkeadilan sosial," katanya.
Menurut dia, semangat Sumpah Pemuda harus terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda di tengah tantangan era modern yang kian kompleks.
Apalagi, kata dia, Sumpah Pemuda yang didengungkan oleh para pemuda dari berbagai penjuru nusantara pada tahun 1928 kini telah berusia hampir satu abad.
Dalam kurun waktu tersebut, semangat persatuan dan tekad untuk memajukan bangsa telah menjadi fondasi kokoh dalam perjalanan sejarah Indonesia.
"Kini saatnya pemuda pemudi Indonesia berpikir, bertindak dan berkata untuk kemajuan bangsa Indonesia Raya," kata legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 1 itu.
Samuel menilai bahwa peran pemuda sangat strategis dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah, terutama dalam bidang energi, teknologi, dan lingkungan.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam mengembangkan sumber daya berkelanjutan serta menciptakan inovasi yang dapat memperkuat ketahanan nasional di sektor-sektor vital.
Generasi muda saat ini, kata dia, memiliki keunggulan dalam menguasai teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat transformasi pembangunan.
"Pemuda tidak hanya harus menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku utama dalam memajukan bangsa. Inovasi, kreativitas, dan kepedulian sosial harus menjadi karakter utama mereka," pungkasnya.