Magelang (ANTARA) - Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Kabupaten Magelang mengajak para ibu secara cerdas, tangguh, dan aktif memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk kemaslahatan keluarga dan lingkungan.
"Para ibu diajak untuk berani mengambil langkah nyata, belajar, dan menjadi perempuan yang tangguh, cerdas, serta aktif dalam memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan keluarga dan lingkungan," kata Ketua WKRI Cabang Kabupaten Magelang Agatha Sri Sumarti di Magelang, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu pada pertemuan pleno dengan tema "Perempuan, IT, dan Teknologi” di Pendopo Rumah Dinas Bupati Magelang, diikuti ratusan anggota organisasi perempuan itu yang berasal dari berbagai wilayah di Keuskupan Agung Semarang.
Ia mengemukakan pentingnya memperkuat peran perempuan Katolik pada era digital agar mampu mengembangkan inovasi secara berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita tidak perlu menjadi ahli sejak awal. Yang penting adalah mau memulai. Jadilah perempuan Katolik yang tangguh, cerdas, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kemuliaan Tuhan dan kesejahteraan sesama,” katanya dalam keterangan tertulis tentang kegiatan dengan sejumlah narasumber, antara lain Ignatius Setyo Winarko dan Endrianingsih Yunita.
Ia menyatakan keprihatinan karena masih rendah pemanfaatan kemajuan teknologi oleh para ibu, terutama karena rasa takut salah atau gagap teknologi.
Penasihat Rohani WKRI Kabupaten Magelang Romo Agustinus Sudarisman mengajak seluruh anggota menyadari bahwa perempuan Katolik bukan hanya organisasi sosial, akan tetapi bagian dari gereja yang hidup di tengah masyarakat.
Ia menekankan pentingnya wujud sinergi antaranggota serta peran WKRI sebagai gereja yang bahagia, menginspirasi, dan menyejahterakan.
“WKRI harus menjadi agen perubahan yang mewujudkan peradaban kasih yang bermartabat, tidak hanya di lingkungan fisik, tetapi juga di dunia digital,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan perempuan Katolik tetap menjadi penjaga nilai dan menjadi terang dalam keluarga, terutama dalam menghadapi arus deras informasi.
Pada kegiatan itu, pembicara Setyo Winarko mengatakan bahwa teknologi bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kerja, komunikasi, dan bahkan pewartaan kabar gembira.
“Perempuan Katolik hari ini dituntut untuk menjadi pelita pendidik, penjaga nilai keluarga, sekaligus penerang di dunia digital. Teknologi bisa menjadi sarana evangelisasi yang efektif,” katanya.
Ia mencontohkan tentang peran ibu menjadi pemengaruh positif di lingkungan keluarga dan media sosial, menyebarkan kabar sukacita, serta penjaga kebijaksanaan dalam menyikapi informasi.
Peserta diberikan pemahaman tentang cara mengenali dan menghindari penipuan daring yang marak terjadi dengan berbagai modus. Melalui pelatihan teknologi dasar, mereka diajak belajar secara bertahap dan saling mendukung satu sama lain.
Pembicara lainnya, Endrianingsih Yunita, menyampaikan tentang pengolahan sampah berbasis teknologi untuk mengubah sampah organik, antara lain menjadi pakan kambing, pakan maggot, dan kompos yang bermanfaat bagi pertanian.
“Inovasi sederhana ini tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi keluarga. Sampah, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi berkah,” katanya.