Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang untuk berkolaborasi menangani persoalan kemiskinan di wilayah tersebut.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang Robertus Setiawan Aji Nugroho di Semarang, Senin, mengatakan kerja sama kampusnya dengan Pemprov Jateng sudah terjalin lama, mulai pengabdian masyarakat, penelitian, pengembangan inovasi, hingga upaya mengentaskan kemiskinan.
"Salah satunya KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang rutin kami laksanakan, ada juga inovasi rumah apung di Demak untuk mengatasi rob, kemudian kami juga melakukan sensus RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dan stunting,” katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Jateng.
Menurut dia, program-program yang dilaksanakan tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Gubernur Jateng dengan total 29 program yang siap dikontribusikan kampusnya untuk Jateng.
Terkait dengan inovasi rumah apung, ia menjelaskan, sudah ada dua prototipe yang dimanfaatkan oleh masyarakat terdampak rob di Kabupaten Demak.
Rencananya, kata dia, ke depan akan ditambah lagi melalui kerja sama dengan Pemprov Jateng dan Pemerintah Kabupaten Demak.
"Prototipe yang sudah dihuni ada dua unit, ini akan dikembangkan lagi, kalau tidak salah delapan (prototipe) lagi. Kami yang buat desainnya. Bupati bilang akan mengembangkan menjadi delapan unit lagi," katanya.
Unika Soegijapranata juga memiliki beberapa program lain untuk mendukung program prioritas Gubernur Jateng, di antaranya desa binaan yang sudah ada di Demak, Limbangan Kendal, dan Kabupaten Semarang, termasuk program kerja sama dengan Gema Perhutanan Sosial.
Ke depan, Unika Soegijapranata dan Pemprov Jateng akan bekerja sama untuk memberikan beasiswa kepada anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang dikemas dalam program Soegija Care yang akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.
"Kami sangat menyambut baik apa yang menjadi komitmen gubernur terkait dengan beasiswa bagi masyarakat miskin. Kami memiliki program beasiswa untuk masyarakat tidak mampu. Harapannya dapat mengentaskan kemiskinan mereka," katanya.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan kerja sama antara perguruan tinggi dengan pemerintah provinsi merupakan bentuk "governance collaborative" (kolaborasi pemerintahan).
Sejak menjabat, ia memang getol menggandeng perguruan tinggi di Jateng untuk mengeksplorasi pembangunan wilayah.
Sejauh ini baru 44 rektor yang sudah menandatangani perjanjian kerja sama dan tidak menutup kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah seiring komitmen dari perguruan tinggi untuk ikut memberikan sumbangsih dalam membangun Jateng.
"Kami rangkul semua untuk kegiatan eksplorasi dan inovasi. Salah satu yang bagus itu KKN tematik, karena bisa sesuai dengan kebutuhan daerah. Satu lagi lewat desa binaan untuk mengawal kemiskinan," katanya.
Baca juga: Hotel Artotel Gajahmada Semarang tawarkan promo kamar spesial September