Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan bahwa keberadaan Tol Semarang-Demak diharapkan mampu melindungi 576 hektare lahan dari banjir dan rob.

"Terima kasih kepada presiden, pemerintah pusat, dan warga yang mendukung pembangunan ini. Dengan kolam retensi dan tanggul laut, kami optimistis banjir rob akan teratasi," kata Ita, sapaan akrabnya di Semarang, Rabu.

Menurut dia, Tol Semarang-Demak bukan sekadar jalan tol, tetapi disiapkan sebagai tanggul laut untuk mengatasi permasalahan banjir dan rob yang selama ini terjadi di pesisir Semarang dan Demak.

Bahkan, keberadaan Tol Semarang-Demak sekaligus mampu meningkatkan nilai ekonomis tanah di wilayah tersebut seiring dengan peningkatan konektivitas antara Semarang dan Demak, dan kemudahan mobilitas barang dan manusia.

Ia mengatakan Tol Semarang-Demak adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan infrastruktur berkelanjutan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Diharapkan, kata dia, Tol Semarang-Demak bisa selesai tepat waktu yang menjadi tonggak penting dalam upaya pengendalian banjir rob dan pengembangan pesisir Semarang-Demak sebagai pusat ekonomi baru.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi sejumlah menteri telah meninjau lokasi pembangunan ruas Tol Semarang-Demak Seksi I, Sabtu (11/1) lalu.

Tol Semarang-Demak, kata dia, merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang berfungsi ganda sebagai tanggul laut untuk mengatasi banjir rob di pesisir Semarang dan Demak.

Tol Semarang-Demak Seksi I dirancang untuk meminimalisasi dampak banjir rob yang selama ini mengancam kawasan pesisir Pantura.

Proyek tersebut mencakup pembangunan tanggul laut sepanjang 26,9 kilometer dengan teknologi inovatif, termasuk struktur bambu berlapis hingga 13 lapisan.

Hingga saat ini, pengerjaan struktur bambu telah mencapai 5,2 kilometer, dan masih menyisakan 1 kilometer lagi untuk diselesaikan.

Pembangunan Tol Semarang-Demak melibatkan investasi senilai Rp10,8 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), didukung oleh kolaborasi dengan berbagai pihak.

Untuk struktur bambu yang digunakan memang dirancang untuk menghadapi tekanan air laut, dengan tinggi timbunan mencapai 13,5 meter, sementara proses pemasangannya memerlukan ketelitian tinggi dan waktu pengerjaan hingga 425 hari.

"Proyek ini tidak hanya menjadi jalan tol, tetapi juga simbol perlindungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Setelah rampung, lahan yang sebelumnya tergenang akan diubah menjadi kawasan ekonomi produktif," kata AHY.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025