Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengajak masyarakat menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Upaya pencegahan yang paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit DBD adalah dengan menggalakkan PSN, dibandingkan dengan pengasapan atau fogging karena bisa mengganggu pernafasan warga sekitar," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat.
Senyampang intensitas hujan belum tinggi, dia meminta, masyarakat secara bersama-sama melakukan PSN di lingkungan masing-masing.
"Bagi masyarakat yang masih menggunakan bak penampung air untuk mandi, sebaiknya dibersihkan secara rutin. Selain itu, vas bunga yang terdapat airnya juga harus dikontrol ada tidaknya jentik nyamuk," ujarnya.
Upaya lainnya, yakni dengan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak dijadikan tempat berkembang biak jentik nyamuk yang dimungkinkan membawa virus DBD.
"Jangan diabaikan ketika ada barang bekas yang berpotensi menyimpan air hujan, karena telur nyamuk di tempat yang kering saja bisa bertahan sampai beberapa bulan. Ketika telurnya terdapat air berpotensi menetas dan menjadi nyamuk yang bisa menyebarkan DBD," ujarnya.
Terkait dengan PSN, pihaknya juga menggandeng puskesmas untuk membantu menggerakkan kegiatan itu lewat posyandu maupun PKK.
Selain itu, puskesmas diminta menggerakkan pemantau jentik yang melibatkan kader kesehatan di masing-masing desa.
"Kami juga membagikan abate kepada masyarakat sekaligus menjadi ajang untuk sosialisasi kepada masyarakat terkait penanggulangan DBD," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surakarta masifkan gerakan PSN menyusul kenaikan kasus DBD
"Upaya pencegahan yang paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit DBD adalah dengan menggalakkan PSN, dibandingkan dengan pengasapan atau fogging karena bisa mengganggu pernafasan warga sekitar," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat.
Senyampang intensitas hujan belum tinggi, dia meminta, masyarakat secara bersama-sama melakukan PSN di lingkungan masing-masing.
"Bagi masyarakat yang masih menggunakan bak penampung air untuk mandi, sebaiknya dibersihkan secara rutin. Selain itu, vas bunga yang terdapat airnya juga harus dikontrol ada tidaknya jentik nyamuk," ujarnya.
Upaya lainnya, yakni dengan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak dijadikan tempat berkembang biak jentik nyamuk yang dimungkinkan membawa virus DBD.
"Jangan diabaikan ketika ada barang bekas yang berpotensi menyimpan air hujan, karena telur nyamuk di tempat yang kering saja bisa bertahan sampai beberapa bulan. Ketika telurnya terdapat air berpotensi menetas dan menjadi nyamuk yang bisa menyebarkan DBD," ujarnya.
Terkait dengan PSN, pihaknya juga menggandeng puskesmas untuk membantu menggerakkan kegiatan itu lewat posyandu maupun PKK.
Selain itu, puskesmas diminta menggerakkan pemantau jentik yang melibatkan kader kesehatan di masing-masing desa.
"Kami juga membagikan abate kepada masyarakat sekaligus menjadi ajang untuk sosialisasi kepada masyarakat terkait penanggulangan DBD," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surakarta masifkan gerakan PSN menyusul kenaikan kasus DBD