Cilacap (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menambah jumlah petugas penjaga pelintasan sebidang kereta api pada tahun 2025 seiring dengan bertambahnya titik perlintasan sebidang yang dikelola pemerintah daerah.
"Di Cilacap, saat ini perlintasan yang dijaga oleh petugas dari pemerintah daerah saat ini sebanyak 20 titik, mulai dari timur Stasiun Kroya hingga batas Jawa Barat, dengan 66 petugas," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinhub Kabupaten Cilacap Djasun di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 420, Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, Jumat.
Kemudian tahun 2025, kata dia, jumlah petugas penjaga perlintasan sebidang ditambah menjadi 77 orang karena perlintasan sebidang yang dikelola pemerintah daerah juga bertambah dua titik, sehingga menjadi 22 titik.
Menurut dia, jumlah perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya di Cilacap terus berkurang dan saat ini kurang lebih sebanyak lima titik karena lokasi lainnya sudah mendapatkan pembiayaan dari APBD Kabupaten Cilacap.
"Termasuk sini (JPL 420, red.) juga, cuma memang posnya belum sempat dibangun karena keterbatasan anggaran. Namun untuk petugas, alhamdulillah sudah kami biayai melalui APBD Kabupaten Cilacap," kata Djasun di sela penyerahan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) salah satu perusahaan berupa renovasi pos jaga dan penggantian palang pintu JPL 420.
Sementara itu, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto Feni Novida Saragih mengatakan kegiatan yang melibatkan Dinhub Kabupaten Cilacap dan salah satu perusahaan properti tersebut merupakan bagian dari sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang.
Menurut dia, di wilayah kerja KAI Purwokerto hingga saat ini masih ada sebanyak 48 perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya oleh masyarakat, 42 titik di antaranya sudah terdaftar, dan enam titik lainnya belum.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengapresiasi kebersamaan perusahaan properti yang turut membantu merenovasi pos jaga serta terlibat dalam sosialisasi keselamatan.
"Kami harapkan juga semakin banyak pihak-pihak lain di luar sana untuk bisa ikut bersama dalam menjaga keselamatan," kata Feni.
Terkait dengan hal itu, Direktur Bisnis dan Strategi Shappire Group M Thamrin mengatakan kepedulian terhadap keberadaan perlintasan sebidang tersebut karena pihaknya merupakan bagian dari masyarakat pengguna jasa kereta api.
"Kita semua pengguna kereta api, keselamatan itu nomor utama yang kita harapkan, setelah keselamatan, baru kenyamanan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya turut peduli terhadap keberadaan perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya masyarakat.
Menurut dia, kepedulian tersebut diwujudkan melalui renovasi pos jaga serta melengkapi perlengkapan seperti palang pintu, lampu tongkat lalu lintas, rompi, peluit, bendera darurat, jas hujan, dan paket sembako.
"Kegiatan ini juga kami lakukan di sembilan titik lainnya Daop 5 khususnya Cilacap, dan sebagian wilayah Tegal yang masuk Daop 4," katanya.
"Di Cilacap, saat ini perlintasan yang dijaga oleh petugas dari pemerintah daerah saat ini sebanyak 20 titik, mulai dari timur Stasiun Kroya hingga batas Jawa Barat, dengan 66 petugas," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinhub Kabupaten Cilacap Djasun di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 420, Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, Jumat.
Kemudian tahun 2025, kata dia, jumlah petugas penjaga perlintasan sebidang ditambah menjadi 77 orang karena perlintasan sebidang yang dikelola pemerintah daerah juga bertambah dua titik, sehingga menjadi 22 titik.
Menurut dia, jumlah perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya di Cilacap terus berkurang dan saat ini kurang lebih sebanyak lima titik karena lokasi lainnya sudah mendapatkan pembiayaan dari APBD Kabupaten Cilacap.
"Termasuk sini (JPL 420, red.) juga, cuma memang posnya belum sempat dibangun karena keterbatasan anggaran. Namun untuk petugas, alhamdulillah sudah kami biayai melalui APBD Kabupaten Cilacap," kata Djasun di sela penyerahan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) salah satu perusahaan berupa renovasi pos jaga dan penggantian palang pintu JPL 420.
Sementara itu, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto Feni Novida Saragih mengatakan kegiatan yang melibatkan Dinhub Kabupaten Cilacap dan salah satu perusahaan properti tersebut merupakan bagian dari sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang.
Menurut dia, di wilayah kerja KAI Purwokerto hingga saat ini masih ada sebanyak 48 perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya oleh masyarakat, 42 titik di antaranya sudah terdaftar, dan enam titik lainnya belum.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengapresiasi kebersamaan perusahaan properti yang turut membantu merenovasi pos jaga serta terlibat dalam sosialisasi keselamatan.
"Kami harapkan juga semakin banyak pihak-pihak lain di luar sana untuk bisa ikut bersama dalam menjaga keselamatan," kata Feni.
Terkait dengan hal itu, Direktur Bisnis dan Strategi Shappire Group M Thamrin mengatakan kepedulian terhadap keberadaan perlintasan sebidang tersebut karena pihaknya merupakan bagian dari masyarakat pengguna jasa kereta api.
"Kita semua pengguna kereta api, keselamatan itu nomor utama yang kita harapkan, setelah keselamatan, baru kenyamanan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya turut peduli terhadap keberadaan perlintasan sebidang yang dijaga secara swadaya masyarakat.
Menurut dia, kepedulian tersebut diwujudkan melalui renovasi pos jaga serta melengkapi perlengkapan seperti palang pintu, lampu tongkat lalu lintas, rompi, peluit, bendera darurat, jas hujan, dan paket sembako.
"Kegiatan ini juga kami lakukan di sembilan titik lainnya Daop 5 khususnya Cilacap, dan sebagian wilayah Tegal yang masuk Daop 4," katanya.