Purwokerto (ANTARA) - Anggota DPD RI Abdul Kholik mengajak civitas academica Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, untuk meningkatkan peran dalam pembangunan Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
"Dalam orasi ilmiah tadi, kami menyampaikan berbagai permasalahan terutama bagaimana pembangunan kita hari ini dan bagaimana peran perguruan tinggi," kata Abdul Kholik usai menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Dies Natalis Ke-61 Unsoed di Auditorium Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengakui ada tantangan yang berat untuk bangsa Indonesia karena target Indonesia Emas 2045 kalau dikonstruksikan dengan data-data statistik hasil pembangunan beberapa indikator, sesungguhnya masih sangat membutuhkan akselerasi.
Menurut dia, hal tersebut disebabkan capaian-capaian secara data terutama dalam rentang waktu 10 tahun ke belakang dan seterusnya itu waktunya tidak mencukupi.
"Misalnya, di indikator kemiskinan, dengan rata-rata dalam 10 tahun hanya mampu mengurangi dua persen, sementara sekarang kurang lebih masih 9,03 persen, maka logikanya masih butuh waktu 40 tahun," kata Ketua Umum Keluarga Alumni Unsoed itu.
Dengan tekanan defisit waktu untuk mencapai Indonesia Emas, kata dia, mau atau tidak mau, harus ada akselerasi di berbagai sektor.
Akan tetapi, lanjut dia, yang paling penting adalah pilihan sektor prioritasnya.
"Nah, dari hasil kajian dan juga hasil pengawasan kami, sebenarnya yang perlu difokuskan adalah tiga sektor utama sebagai kekuatan ekonomi ke depan. Pertama adalah agro atau pertanian untuk ketahanan pangan, bahkan kalau mungkin kita bisa menjadi pengekspor pangan karena pangan akan menjadi komoditas penting di dunia ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara yang kedua, kata dia, sektor maritim karena produk maritim akan menjadi nilai yang sangat besar, baik nominalnya maupun kualitasnya sehingga hal itu menjadi potensi besar.
Selanjutnya sektor yang ketiga berupa pariwisata karena merupakan kekuatan yang menggerakkan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi, kalau tiga sektor ini diperkuat akan menjadi ruang untuk akselerasi. Defisit waktu mungkin sedikit banyak bisa dikejar dengan tiga sektor ini, selain ada sektor baru berupa ekonomi dari carbon trading (perdagangan karbon)," kata senator asal Jawa Tengah itu.
Menurut dia, perdagangan karbon juga memiliki prospek ke depan karena potensinya di Indonesia sangat besar.
Terkait dengan hal itu, Kholik mengharapkan Unsoed di usianya yang ke-61 tahun terus berkarya dengan baik dan mampu menghasilkan alumni-alumni yang kompeten di berbagai bidang untuk bisa berbakti di seluruh profesi dan bidang di Indonesia.
"Khusus untuk pengembangan kawasan ekonomi di Jateng selatan, kami ingin Unsoed juga fokus di situ. Kalau perlu, ada pusat kajian tersendiri di Unsoed yang mengkhususkan pengkajian terhadap pengembangan kawasan Jateng selatan," katanya.
Menurut dia, hal itu karena dari sisi kebutuhan pengembangan wilayah tersebut di mana Unsoed menjadi perguruan tinggi yang sudah lama dan telah memberikan banyak kontribusi akan lebih optimal jika fokus dalam kajian pengembangan wilayah Jateng selatan.
Ia mengatakan hal itu akan sangat membantu akselerasi pembangunan di Jawa Tengah khususnya dan lebih spesifik lagi di Jateng bagian selatan.
"Unsoed juga bisa membuat kajian, riset, dan pengembangan teknologi di bidang pertanian, kemudian maritim, dan juga pariwisata, termasuk mulai merintis kajian ekonomi karbon itu," kata Kholik.
Sementara itu, Rektor Unsoed Prof Akhmad Sodiq mengatakan apa yang disampaikan Abdul Kholik dalam orasi ilmiahnya merupakan kabar yang menggembirakan.
"Beliau menyampaikan agar potensi yang dimiliki oleh Jawa Tengah terutama Jateng selatan ini mudah-mudahan bisa teroptimalkan. Tadi, melalui bentuk kelembagaan agar apa yang dimiliki bisa dikelola secara maksimal," katanya menegaskan.
Menurut dia, hal itu sesuai dengan tema yang diusung dalam Dies Natalis Ke-61 berupa Unsoed Berinovasi untuk Sumber Daya Desa Lestari.
Ia mengatakan tema tersebut mengandung makna pihaknya memiliki visi bahwa aktivitas utama yang dilakukan Unsoed berupa pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal.
"Pada tahun ini harapannya (visi) ini akan memperkuat dengan mewujudkan pengembangan dalam bentuk pemberdayaan terutama desa yang lestari dan berkelanjutan, sehingga sangat linier dengan apa yang disampaikan Pak Kholik," kata Rektor.
Baca juga: Unsoed tingkatkan keberlanjutan bisnis komunitas pelaku usaha di Banyumas
"Dalam orasi ilmiah tadi, kami menyampaikan berbagai permasalahan terutama bagaimana pembangunan kita hari ini dan bagaimana peran perguruan tinggi," kata Abdul Kholik usai menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Dies Natalis Ke-61 Unsoed di Auditorium Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ia mengakui ada tantangan yang berat untuk bangsa Indonesia karena target Indonesia Emas 2045 kalau dikonstruksikan dengan data-data statistik hasil pembangunan beberapa indikator, sesungguhnya masih sangat membutuhkan akselerasi.
Menurut dia, hal tersebut disebabkan capaian-capaian secara data terutama dalam rentang waktu 10 tahun ke belakang dan seterusnya itu waktunya tidak mencukupi.
"Misalnya, di indikator kemiskinan, dengan rata-rata dalam 10 tahun hanya mampu mengurangi dua persen, sementara sekarang kurang lebih masih 9,03 persen, maka logikanya masih butuh waktu 40 tahun," kata Ketua Umum Keluarga Alumni Unsoed itu.
Dengan tekanan defisit waktu untuk mencapai Indonesia Emas, kata dia, mau atau tidak mau, harus ada akselerasi di berbagai sektor.
Akan tetapi, lanjut dia, yang paling penting adalah pilihan sektor prioritasnya.
"Nah, dari hasil kajian dan juga hasil pengawasan kami, sebenarnya yang perlu difokuskan adalah tiga sektor utama sebagai kekuatan ekonomi ke depan. Pertama adalah agro atau pertanian untuk ketahanan pangan, bahkan kalau mungkin kita bisa menjadi pengekspor pangan karena pangan akan menjadi komoditas penting di dunia ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara yang kedua, kata dia, sektor maritim karena produk maritim akan menjadi nilai yang sangat besar, baik nominalnya maupun kualitasnya sehingga hal itu menjadi potensi besar.
Selanjutnya sektor yang ketiga berupa pariwisata karena merupakan kekuatan yang menggerakkan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi, kalau tiga sektor ini diperkuat akan menjadi ruang untuk akselerasi. Defisit waktu mungkin sedikit banyak bisa dikejar dengan tiga sektor ini, selain ada sektor baru berupa ekonomi dari carbon trading (perdagangan karbon)," kata senator asal Jawa Tengah itu.
Menurut dia, perdagangan karbon juga memiliki prospek ke depan karena potensinya di Indonesia sangat besar.
Terkait dengan hal itu, Kholik mengharapkan Unsoed di usianya yang ke-61 tahun terus berkarya dengan baik dan mampu menghasilkan alumni-alumni yang kompeten di berbagai bidang untuk bisa berbakti di seluruh profesi dan bidang di Indonesia.
"Khusus untuk pengembangan kawasan ekonomi di Jateng selatan, kami ingin Unsoed juga fokus di situ. Kalau perlu, ada pusat kajian tersendiri di Unsoed yang mengkhususkan pengkajian terhadap pengembangan kawasan Jateng selatan," katanya.
Menurut dia, hal itu karena dari sisi kebutuhan pengembangan wilayah tersebut di mana Unsoed menjadi perguruan tinggi yang sudah lama dan telah memberikan banyak kontribusi akan lebih optimal jika fokus dalam kajian pengembangan wilayah Jateng selatan.
Ia mengatakan hal itu akan sangat membantu akselerasi pembangunan di Jawa Tengah khususnya dan lebih spesifik lagi di Jateng bagian selatan.
"Unsoed juga bisa membuat kajian, riset, dan pengembangan teknologi di bidang pertanian, kemudian maritim, dan juga pariwisata, termasuk mulai merintis kajian ekonomi karbon itu," kata Kholik.
Sementara itu, Rektor Unsoed Prof Akhmad Sodiq mengatakan apa yang disampaikan Abdul Kholik dalam orasi ilmiahnya merupakan kabar yang menggembirakan.
"Beliau menyampaikan agar potensi yang dimiliki oleh Jawa Tengah terutama Jateng selatan ini mudah-mudahan bisa teroptimalkan. Tadi, melalui bentuk kelembagaan agar apa yang dimiliki bisa dikelola secara maksimal," katanya menegaskan.
Menurut dia, hal itu sesuai dengan tema yang diusung dalam Dies Natalis Ke-61 berupa Unsoed Berinovasi untuk Sumber Daya Desa Lestari.
Ia mengatakan tema tersebut mengandung makna pihaknya memiliki visi bahwa aktivitas utama yang dilakukan Unsoed berupa pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal.
"Pada tahun ini harapannya (visi) ini akan memperkuat dengan mewujudkan pengembangan dalam bentuk pemberdayaan terutama desa yang lestari dan berkelanjutan, sehingga sangat linier dengan apa yang disampaikan Pak Kholik," kata Rektor.
Baca juga: Unsoed tingkatkan keberlanjutan bisnis komunitas pelaku usaha di Banyumas