Purwokerto (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Joko Wiyono mengatakan bangsa Indonesia kaya dengan berbagai permainan tradisional yang bisa dimanfaatkan untuk mencerdaskan anak-anak.
Ditemui setelah membuka Festival Permainan Tradisional di Purwokerto, Sabtu, Joko Wiyono mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Lajnah Pendidikan dan Pengajaran (LPP) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dalam rangka Milad ke-110 Al Irsyad Al Islamiyyah.
"LPP ini luar biasa karena paling tidak ada dua nilai tambah yang kita dapatkan. Pertama, memberikan referensi kognitif kepada para peserta didik yang sekolah di sini, bahwa kita ini kaya dengan permainan-permainan tradisional yang mencerdaskan, menceriakan, dan juga menggembirakan," katanya.
Kedua, kata dia, hal itu merupakan upaya Al Irsyad untuk berkontribusi agar nilai-nilai tradisional tidak lekang dan hilang oleh zaman.
Ia mengakui antusiasme para peserta didik di lingkungan LPP tersebut tergolong tinggi karena setiap siswa diminta untuk memilih empat permainan tradisional.
"Semuanya memilih. Ini berarti siswa itu tertarik, hanya memang belum menyosialisasikan dengan masif kepada mereka tentang macam-macam permainan tradisional yang baik ini," katanya.
Menurut dia, permainan tradisional sebenarnya sudah masuk kurikulum pendidikan, khususnya pada muatan lokal. Namun praktiknya perlu dikuatkan dan ditambah.
"Kami juga sampaikan ke MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Jawa dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan) untuk menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya stimulus, agar mereka tidak asing terhadap permainan semacam gobag sodor," kata Joko.
Sementara Ketua LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Fahmi Abdul Karim Altway mengatakan pihaknya menyelenggarakan kegiatan tersebut sebagai upaya mengenalkan anak-anak bahwa bangsa Indonesia mempunyai banyak permainan yang bisa menstimulus motorik halus maupun motorik kasar.
"Permainan-permainan ini suatu tradisi yang harus kita angkat kembali, karena sekarang banyak sekali permainan atau gim melalui gadget. Kita ingin mengarahkan anak-anak kita dengan permainan-permainan yang lebih menggerakkan seluruh tubuh, tidak hanya bermain di gadget saja," katanya.
Dalam kegiatan tersebut pihaknya menyiapkan 14 permainan tradisional dan setiap anak diminta memilih 4-5 permainan yang akan dimainkan.
Ia mengatakan 14 permainan tradisional tersebut terdiri atas gobak sodor, egrang, lompat tali, sunda manda, gangsing, yoyo, otok-otok, dakon, kelereng, sunda manda, pletokan, bola bekel, rangku alu, balap ban, dan bakyah.
"Kegiatan ini melibatkan 3.788 siswa dari tingkat TK hingga SMA," kata Fahmi.
Baca juga: Pemkab Batang masifkan edukasi pendidikan moral melalui pentas wayang
Ditemui setelah membuka Festival Permainan Tradisional di Purwokerto, Sabtu, Joko Wiyono mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Lajnah Pendidikan dan Pengajaran (LPP) Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dalam rangka Milad ke-110 Al Irsyad Al Islamiyyah.
"LPP ini luar biasa karena paling tidak ada dua nilai tambah yang kita dapatkan. Pertama, memberikan referensi kognitif kepada para peserta didik yang sekolah di sini, bahwa kita ini kaya dengan permainan-permainan tradisional yang mencerdaskan, menceriakan, dan juga menggembirakan," katanya.
Kedua, kata dia, hal itu merupakan upaya Al Irsyad untuk berkontribusi agar nilai-nilai tradisional tidak lekang dan hilang oleh zaman.
Ia mengakui antusiasme para peserta didik di lingkungan LPP tersebut tergolong tinggi karena setiap siswa diminta untuk memilih empat permainan tradisional.
"Semuanya memilih. Ini berarti siswa itu tertarik, hanya memang belum menyosialisasikan dengan masif kepada mereka tentang macam-macam permainan tradisional yang baik ini," katanya.
Menurut dia, permainan tradisional sebenarnya sudah masuk kurikulum pendidikan, khususnya pada muatan lokal. Namun praktiknya perlu dikuatkan dan ditambah.
"Kami juga sampaikan ke MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Jawa dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan) untuk menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya stimulus, agar mereka tidak asing terhadap permainan semacam gobag sodor," kata Joko.
Sementara Ketua LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Fahmi Abdul Karim Altway mengatakan pihaknya menyelenggarakan kegiatan tersebut sebagai upaya mengenalkan anak-anak bahwa bangsa Indonesia mempunyai banyak permainan yang bisa menstimulus motorik halus maupun motorik kasar.
"Permainan-permainan ini suatu tradisi yang harus kita angkat kembali, karena sekarang banyak sekali permainan atau gim melalui gadget. Kita ingin mengarahkan anak-anak kita dengan permainan-permainan yang lebih menggerakkan seluruh tubuh, tidak hanya bermain di gadget saja," katanya.
Dalam kegiatan tersebut pihaknya menyiapkan 14 permainan tradisional dan setiap anak diminta memilih 4-5 permainan yang akan dimainkan.
Ia mengatakan 14 permainan tradisional tersebut terdiri atas gobak sodor, egrang, lompat tali, sunda manda, gangsing, yoyo, otok-otok, dakon, kelereng, sunda manda, pletokan, bola bekel, rangku alu, balap ban, dan bakyah.
"Kegiatan ini melibatkan 3.788 siswa dari tingkat TK hingga SMA," kata Fahmi.
Baca juga: Pemkab Batang masifkan edukasi pendidikan moral melalui pentas wayang