Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah memasifkan edukasi pendidikan moral pada siswa sekolah dasar (SD) melalui penyelenggaraan pentas wayang kulit.
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Jumat, mengatakan penyelenggaraan pentas wayang kulit ini bertujuan menumbuhkan kecintaan anak terhadap warisan leluhur.
"Pelestarian budaya tradisional membutuhkan benteng kuat yang dibangun dari rasa bangga oleh generasi muda," katanya.
Menurut dia, pertunjukan wayang kulit kepada para siswa sekolah dasar juga sebagai upaya menyisipkan nilai-nilai dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan.
"Ada bnyak pesan yang disampaikan dalam lakon pertunjukan wayang kulit. Wayang kulit juga bisa dijadikan media pendidikan moral sekaligus dapat memupuk rasa cinta pada bangsa Indonesia, serta merawat identitas bangsa," katanya.
Ia memandang perlunya memupuk kecintaan anak sejak dini terhadap budaya tradisional agar tidak terbawa arus dengan budaya asing.
"Jika tidak ada edukasi kesenian lokal, anak-anak akan semakin asing oleh budaya tradisional asli daerah sendiri," katanya.
Lani Dwi Rejeki berharap kesenian lokal seperti wayang kulit bisa dijadikan muatan lokal yang dapat dimengerti oleh anak-anak sekolah dasar.
Baca juga: Mengenal desa wayang di Klaten penyandang Kampung Berseri Astra
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Jumat, mengatakan penyelenggaraan pentas wayang kulit ini bertujuan menumbuhkan kecintaan anak terhadap warisan leluhur.
"Pelestarian budaya tradisional membutuhkan benteng kuat yang dibangun dari rasa bangga oleh generasi muda," katanya.
Menurut dia, pertunjukan wayang kulit kepada para siswa sekolah dasar juga sebagai upaya menyisipkan nilai-nilai dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan.
"Ada bnyak pesan yang disampaikan dalam lakon pertunjukan wayang kulit. Wayang kulit juga bisa dijadikan media pendidikan moral sekaligus dapat memupuk rasa cinta pada bangsa Indonesia, serta merawat identitas bangsa," katanya.
Ia memandang perlunya memupuk kecintaan anak sejak dini terhadap budaya tradisional agar tidak terbawa arus dengan budaya asing.
"Jika tidak ada edukasi kesenian lokal, anak-anak akan semakin asing oleh budaya tradisional asli daerah sendiri," katanya.
Lani Dwi Rejeki berharap kesenian lokal seperti wayang kulit bisa dijadikan muatan lokal yang dapat dimengerti oleh anak-anak sekolah dasar.
Baca juga: Mengenal desa wayang di Klaten penyandang Kampung Berseri Astra