Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mengingatkan potensi bahaya atas fenomena "surfing" atau seluncuran di Pintu Air Bendung Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang yang belakangan viral dilakukan anak-anak dan remaja.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Selasa, meminta anak-anak dan remaja yang bermain seluncuran untuk waspada karena arus sungai cukup deras dan air bah bisa datang sewaktu-waktu.
"Saat ini memang masih viral terkait 'surfing' Pleret di BKB itu. Memang jadi suatu keunikan, karena kebetulan airnya itu sedang surut. Tetapi kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan cuaca sehingga bisa memberikan informasi terkini atas kondisi cuaca yang terjadi.
Sebab, aliran Sungai BKB dipengaruhi oleh kondisi cuaca di Kabupaten Semarang, sebab ketika kabupaten tetangga itu dilanda hujan maka dapat dipastikan debit air di sungai tersebut melimpah.
"Kami juga minta DPU (Dinas Pekerjaan Umum) untuk melihat dan mengecek EWS (Early Warning System) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal 'warning' kalau terjadi kiriman air lebih besar. Agar anak-anak bisa waspada juga," katanya.
Secara umum, Ita mengaku tidak memberikan larangan, tetapi meminta masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja yang beraktivitas seluncuran itu untuk tetap waspada da berhati-hati.
"Karena namanya anak-anak kan suka bermain, untuk itu saya minta berhati-hati dan kemudian bisa memperhatikan kondisi sungai saat bermain," katanya.
Sementara itu, Camat Semarang Barat Elly Asmara mengatakan bahwa sesuai pihaknya akan mengimbau warga dan anak-anak yang bermain "surfing" di Pleret Sungai BKB agar waspada dan menjaga keselamatan masing-masing.
"Kami akan menindaklanjuti dengan memasang rambu dan 'banner call center' darurat dari relawan, SAR maupun kecamatan sendiri. Hal ini agar masyarakat bisa menghubungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sejalan dengan imbauan Wali Kota Semarang, ia mengatakan pihaknya akan terus memantau dan memonitor kondisi di bendungan Pleret BKB yang belakangan viral dengan aktivitas "surfing" tersebut.
"Kami sejalan dengan imbauan dan arahan ibu Wali Kota untuk terus memonitor, karena satu sisi ini memang hiburan masyarakat yang viral dan diinginkan masyarakat. Hiburan gratis dan murah seperti 'surfing' Pleret ini yang kemudian viral," katanya.
Belakangan ini, kegiatan seluncuran di Bendung Sungai BKB Semarang tengah viral dengan banyaknya anak-anak dan remaja yang ramai-ramai bermain di sistem bendung pertama di Kota Semarang itu.
Dengan viralnya aktivitas tersebut, masyarakat juga banyak yang mendatangi lokasi karena penasaran untuk melihat anak-anak dan remaja yang asyik berseluncur di Bendung BKB meski menyimpan potensi bahaya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Selasa, meminta anak-anak dan remaja yang bermain seluncuran untuk waspada karena arus sungai cukup deras dan air bah bisa datang sewaktu-waktu.
"Saat ini memang masih viral terkait 'surfing' Pleret di BKB itu. Memang jadi suatu keunikan, karena kebetulan airnya itu sedang surut. Tetapi kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan cuaca sehingga bisa memberikan informasi terkini atas kondisi cuaca yang terjadi.
Sebab, aliran Sungai BKB dipengaruhi oleh kondisi cuaca di Kabupaten Semarang, sebab ketika kabupaten tetangga itu dilanda hujan maka dapat dipastikan debit air di sungai tersebut melimpah.
"Kami juga minta DPU (Dinas Pekerjaan Umum) untuk melihat dan mengecek EWS (Early Warning System) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal 'warning' kalau terjadi kiriman air lebih besar. Agar anak-anak bisa waspada juga," katanya.
Secara umum, Ita mengaku tidak memberikan larangan, tetapi meminta masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja yang beraktivitas seluncuran itu untuk tetap waspada da berhati-hati.
"Karena namanya anak-anak kan suka bermain, untuk itu saya minta berhati-hati dan kemudian bisa memperhatikan kondisi sungai saat bermain," katanya.
Sementara itu, Camat Semarang Barat Elly Asmara mengatakan bahwa sesuai pihaknya akan mengimbau warga dan anak-anak yang bermain "surfing" di Pleret Sungai BKB agar waspada dan menjaga keselamatan masing-masing.
"Kami akan menindaklanjuti dengan memasang rambu dan 'banner call center' darurat dari relawan, SAR maupun kecamatan sendiri. Hal ini agar masyarakat bisa menghubungi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sejalan dengan imbauan Wali Kota Semarang, ia mengatakan pihaknya akan terus memantau dan memonitor kondisi di bendungan Pleret BKB yang belakangan viral dengan aktivitas "surfing" tersebut.
"Kami sejalan dengan imbauan dan arahan ibu Wali Kota untuk terus memonitor, karena satu sisi ini memang hiburan masyarakat yang viral dan diinginkan masyarakat. Hiburan gratis dan murah seperti 'surfing' Pleret ini yang kemudian viral," katanya.
Belakangan ini, kegiatan seluncuran di Bendung Sungai BKB Semarang tengah viral dengan banyaknya anak-anak dan remaja yang ramai-ramai bermain di sistem bendung pertama di Kota Semarang itu.
Dengan viralnya aktivitas tersebut, masyarakat juga banyak yang mendatangi lokasi karena penasaran untuk melihat anak-anak dan remaja yang asyik berseluncur di Bendung BKB meski menyimpan potensi bahaya.