Purwokerto (ANTARA) - Nanik Setyawati, mahasiswi semester empat Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), berbagi kisah inspiratifnya sebagai mahasantri di Asrama Unggulan KH Abu Dardiri.
Keputusannya untuk tinggal di asrama ini didorong oleh keinginannya untuk memperdalam pengetahuan agama dan mengembangkan spiritualitasnya, di samping memenuhi kebutuhan tempat tinggal selama masa studi.
"Memasuki dunia perkuliahan memberikan banyak pilihan, termasuk perguruan tinggi, jurusan, dan tempat tinggal. Sebagai anak rantau, banyak yang memilih kos atau kontrakan. Namun, saya memilih menjadi mahasantri di Asrama Unggulan KH Abu Dardiri karena keinginan saya untuk terus belajar tentang agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujar Nanik.
Pada awalnya, Nanik mengaku bahwa kehidupan di asrama tidaklah mudah karena harus membagi waktu antara kuliah dan berbagai kegiatan keagamaan di asrama. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mampu menyesuaikan diri dengan ritme tersebut.
"Tinggal di asrama membantu saya menjadi lebih disiplin dan fokus dalam belajar. Kegiatan seperti menghafal Al-Qur'an, sholat malam, sholat berjamaah, dan belajar agama memperkaya kehidupan spiritual saya," tambahnya.
Selain kegiatan agama, asrama juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain seperti pelatihan berbicara di depan umum, Cup Dardiri, Mastamaru, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan pribadi dan sosial mahasantri.
Baca juga: Hafal Al Quran antarkan Rayhana Khusna Aida raih beasiswa prestisius di UMP
"Di asrama, saya belajar banyak tentang akhlak dan budi pekerti. Dengan mengembangkan akhlak yang baik, seseorang menjadi lebih peduli terhadap sesama, lebih menghormati teman dan guru, lebih sopan dalam berpakaian dan berbicara," jelas Nanik.
Dedikasi tinggi Nanik terhadap kegiatan keagamaan dan akademik membuahkan hasil yang membanggakan. Ia dinobatkan sebagai mahasantri teladan dalam beribadah dan meraih predikat lulusan terbaik kedua dalam kategori Ta'lim.
"Pengalaman ini sangat berharga dan menantang. Saya berharap dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk belajar agama, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan kualitas diri mereka," katanya.
Kehidupan mahasantri di Asrama Unggulan KH. Abu Dardiri, menurut Nanik, adalah sebuah perjalanan religius yang tidak hanya memperkaya pengetahuan akademis tetapi juga memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral.
"Asrama ini, dengan program-programnya, membentuk individu yang lebih baik dan berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan hidup di masyarakat nantinya," pungkasnya. (*/tgr)
Baca juga: Dekan FAI UMP: Kurban bukan sekadar berkurban hewan
Baca juga: Prof Sukirno ungkap rahasia belajar kuantum dan pembelajaran berdiferensiasi
Baca juga: UMP segera gelar Festival Balon Udara untuk rayakan milad ke-59
Keputusannya untuk tinggal di asrama ini didorong oleh keinginannya untuk memperdalam pengetahuan agama dan mengembangkan spiritualitasnya, di samping memenuhi kebutuhan tempat tinggal selama masa studi.
"Memasuki dunia perkuliahan memberikan banyak pilihan, termasuk perguruan tinggi, jurusan, dan tempat tinggal. Sebagai anak rantau, banyak yang memilih kos atau kontrakan. Namun, saya memilih menjadi mahasantri di Asrama Unggulan KH Abu Dardiri karena keinginan saya untuk terus belajar tentang agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujar Nanik.
Pada awalnya, Nanik mengaku bahwa kehidupan di asrama tidaklah mudah karena harus membagi waktu antara kuliah dan berbagai kegiatan keagamaan di asrama. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mampu menyesuaikan diri dengan ritme tersebut.
"Tinggal di asrama membantu saya menjadi lebih disiplin dan fokus dalam belajar. Kegiatan seperti menghafal Al-Qur'an, sholat malam, sholat berjamaah, dan belajar agama memperkaya kehidupan spiritual saya," tambahnya.
Selain kegiatan agama, asrama juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain seperti pelatihan berbicara di depan umum, Cup Dardiri, Mastamaru, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan pribadi dan sosial mahasantri.
Baca juga: Hafal Al Quran antarkan Rayhana Khusna Aida raih beasiswa prestisius di UMP
"Di asrama, saya belajar banyak tentang akhlak dan budi pekerti. Dengan mengembangkan akhlak yang baik, seseorang menjadi lebih peduli terhadap sesama, lebih menghormati teman dan guru, lebih sopan dalam berpakaian dan berbicara," jelas Nanik.
Dedikasi tinggi Nanik terhadap kegiatan keagamaan dan akademik membuahkan hasil yang membanggakan. Ia dinobatkan sebagai mahasantri teladan dalam beribadah dan meraih predikat lulusan terbaik kedua dalam kategori Ta'lim.
"Pengalaman ini sangat berharga dan menantang. Saya berharap dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk belajar agama, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan meningkatkan kualitas diri mereka," katanya.
Kehidupan mahasantri di Asrama Unggulan KH. Abu Dardiri, menurut Nanik, adalah sebuah perjalanan religius yang tidak hanya memperkaya pengetahuan akademis tetapi juga memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral.
"Asrama ini, dengan program-programnya, membentuk individu yang lebih baik dan berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan hidup di masyarakat nantinya," pungkasnya. (*/tgr)
Baca juga: Dekan FAI UMP: Kurban bukan sekadar berkurban hewan
Baca juga: Prof Sukirno ungkap rahasia belajar kuantum dan pembelajaran berdiferensiasi
Baca juga: UMP segera gelar Festival Balon Udara untuk rayakan milad ke-59