Solo (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta, Jawa Tengah, mencatat kinerja positif industri jasa keuangan (IJK) wilayah Solo Raya di awal tahun ini.
Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Jawa Tengah, Minggu mengatakan berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi Januari 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy atau tahunan.
"Ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan likuiditas dan permodalan yang memadai serta profil risiko yang terjaga," katanya.
Terkait dengan aset perbankan, pihaknya mencatat ada kenaikan sebesar 4,44 persen, yakni dari Rp111,59 triliun menjadi Rp116,54 triliun secara yoy.
Selain itu, dikatakannya, untuk kredit atau pembiayaan perbankan juga tumbuh sebesar 4,66 persen atau sebesar Rp4,74 triliun. Untuk pembiayaan perbankan pada Januari 2023 sebesar Rp101,53 triliun dan di bulan yang sama tahun ini pembiayaan naik menjadi Rp106,27 triliun.
Selanjutnya, untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,01 persen, yakni dari Rp89,73 triliun pada Januari tahun lalu menjadi Rp94,22 triliun di tahun ini.
Sementara itu, dikatakannya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada Januari 2024 masih terjaga dengan loan to deposit ratio (LDR) pada angka 112,79 persen dan rasio nonperforming loan (NPL) atau kredit macet sebesar 9,26 persen dengan nominal sebesar Rp9,84 triliun.
"Sektor yang menjadi penyumbang terbesar NPL pada bulan Januari adalah industri pengolahan dengan nominal sebesar Rp6,76 triliun," katanya.
Angka ini diikuti oleh industri perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1,53 triliun.
Baca juga: OJK dan BPK Jateng berkomitmen perkuat sinergi penegakan integritas
Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Jawa Tengah, Minggu mengatakan berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi Januari 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy atau tahunan.
"Ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan likuiditas dan permodalan yang memadai serta profil risiko yang terjaga," katanya.
Terkait dengan aset perbankan, pihaknya mencatat ada kenaikan sebesar 4,44 persen, yakni dari Rp111,59 triliun menjadi Rp116,54 triliun secara yoy.
Selain itu, dikatakannya, untuk kredit atau pembiayaan perbankan juga tumbuh sebesar 4,66 persen atau sebesar Rp4,74 triliun. Untuk pembiayaan perbankan pada Januari 2023 sebesar Rp101,53 triliun dan di bulan yang sama tahun ini pembiayaan naik menjadi Rp106,27 triliun.
Selanjutnya, untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,01 persen, yakni dari Rp89,73 triliun pada Januari tahun lalu menjadi Rp94,22 triliun di tahun ini.
Sementara itu, dikatakannya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada Januari 2024 masih terjaga dengan loan to deposit ratio (LDR) pada angka 112,79 persen dan rasio nonperforming loan (NPL) atau kredit macet sebesar 9,26 persen dengan nominal sebesar Rp9,84 triliun.
"Sektor yang menjadi penyumbang terbesar NPL pada bulan Januari adalah industri pengolahan dengan nominal sebesar Rp6,76 triliun," katanya.
Angka ini diikuti oleh industri perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1,53 triliun.
Baca juga: OJK dan BPK Jateng berkomitmen perkuat sinergi penegakan integritas