Purwokerto (ANTARA) - Dosen Pengajar Agama Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Wahyudin, S.Ag., M.Si. mengatakan bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan kesempatan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
"Sangat merugi jika kita sebagai umat Islam menyia-nyiakan kedatangannya, dan bulan Ramadhan meninggalkan kita begitu saja tanpa bekas untuk hati kita, tanpa ampunan yang didapat dari Allah ta’aala," kata Wahyudin di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Ia pun mengutip sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, yakni "Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni".
"Selain puasa wajib yang dijalankan oleh umat Islam, sebaiknya kita juga memperbanyak amalan amalan sunnah yang dicontohkan Rasulullah sollahu ‘alaihi wasallam agar keberkahan bulan Ramadhan kita dapatkan, disamping ampunan dari Allah yang kita harapkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan serangkaian amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, antara lain dengan memperbanyak sedekah.
"Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan," katanya.
Menurut dia, hal itu diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dalam hadis riwayat Bukhari nomor 6 yang berbunyi "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Quran. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.
Baca juga: Ingin tetap sehat selama berpuasa Ramadhan, ikuti saran dokter ini
Sementara dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Tirmidi dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu disebutkan bahwa yang berarti Nabi SAW bersabda "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan".
"Selanjutnya Qiyamul Lail atau Tahajjud. Salah satu amalan sunah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat malam atau Qiyamul Lail," katanya.
Menurut dia, Rasulullah SAW secara konsisten memperbanyak shalat malam di bulan ini sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam hal ini, kata dia, Qiyamul Lail merupakan waktu yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, memohon ampunan, dan memperdalam hubungan spiritual.
"Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda 'Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni', hadis riwayat Bukhari Nomor 37 dan Muslim Nomor 759. Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi (Syarh Muslim, 3/101)," katanya.
Ia mengatakan amalan lainnya berupa memperbanyak membaca Al Quran selama Ramadhan yang merupakan bulan diturunkannya kitab suci agama Islam itu sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, kata dia, membaca Al Quran secara rutin selama bulan Ramadhan merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan.
"Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Al Quran pada bulan Ramadan memiliki pahala yang berlipat ganda, sehingga setiap ayat yang kita baca akan memberikan berkah dan kebaikan yang besar," katanya.
Menurut dia, hal itu sesuai dengan perintah Al Quran dalam Surat Al Baqarah Ayat 185 yang berarti '(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)".
Sementara dalam hadis riwayat Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’ nomor 6469 disebutkan sabda Rasulullah SAW, "Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "alif lam mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf".
Demikian pula dalam hadis riwayat Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’ nomor 6468, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam".
Keutamaan mengkhatamkan Al Quran pada bulan Ramadhan dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dalam hadis riwayat Bukhari Nomor 4.616 yang berarti "Dahulu Jibril mendatangi dan mengajarkan Al Quran kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam setiap tahun sekali (pada bulan ramadhan). Pada tahun wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alayi wasallam Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada beliau sebanyak dua kali (untuk mengokohkan dan memantapkannya)".
"Amalan lainnya berupa mengakhirkan sahur. Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, 'Suatu hari kami pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian (tidak lama setelah itu) beliau bangun untuk menunaikan sholat (Subuh)'. Lalu aku bertanya, 'Berapa jarak antara sahur dan adzan?' Beliau menjawab, 'sebanyak lima puluh ayat'. Demikian hadis riwayat Bukhari dan Muslim," kata Wahyudin.
Selain itu, diriwayatkan pula oleh dari Sahl bin Sa'ad dalam hadis riwayat Bukhari bahwa ia berkata, "Aku bersahur bersama keluargaku kemudian aku bergegas (menuju shalat) hingga aku mendapatkan sujud bersama Rasulullah SAW'.
Selanjutnya, menyegerakan dan berdoa saat berbuka puasa. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Sa'ad sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa".
Baca juga: Akademisi Unsoed ini berikan trik atur keuangan selama Ramadhan hingga lebaran
Kemudian dalam hadis riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Aku mendengar Rasul SAW bersabda 'Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka, doanya tidak akan ditolak".
Amalan berikutnya berupa memberikan makan buka puasa, seperti diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memberikan orang berbuka puasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berbuka tersebut tanpa dikurangi sedikitpun".
Selain itu, melakukan iktikaf di masjid. Iktikaf merupakan praktik sunnah di mana seorang muslim menjauhkan diri dari kesibukan dunia untuk berkonsentrasi dalam ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW sering melakukan iktikaf, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Meskipun tidak wajib, iktikaf sangat dianjurkan dan dapat memberikan kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT.
"Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ummu al-Mukminin, ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan 'Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau'," ungkap Wahyudin.
Amalan selanjutnya, kata dia, berupa mencari keutamaan Lailatul Qadr dan menghidupkannya, seperti dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah SAW bersabda yang berarti "Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan".
"Demikian beberapa amalan sunnah di bulan Ramadhan semoga dengan melaksanakan amalan sunnah tersebut, kita dapat memperoleh manfaat yang besar selama bulan Ramadhan. juga membawa keberkahan dalam kehidupan kita baik di kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak," kata Wahyudin.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Pemberian "cuti ayah" merupakan kebijakan responsif gender
Baca juga: Innovation Fund Unsoed-PT Pegadaian bangkitkan potensi kelompok tani di 8 wilayah
Baca juga: Tip jaga kebugaran dengan aktivitas jasmani selama berpuasa
"Sangat merugi jika kita sebagai umat Islam menyia-nyiakan kedatangannya, dan bulan Ramadhan meninggalkan kita begitu saja tanpa bekas untuk hati kita, tanpa ampunan yang didapat dari Allah ta’aala," kata Wahyudin di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Ia pun mengutip sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, yakni "Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni".
"Selain puasa wajib yang dijalankan oleh umat Islam, sebaiknya kita juga memperbanyak amalan amalan sunnah yang dicontohkan Rasulullah sollahu ‘alaihi wasallam agar keberkahan bulan Ramadhan kita dapatkan, disamping ampunan dari Allah yang kita harapkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan serangkaian amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, antara lain dengan memperbanyak sedekah.
"Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan," katanya.
Menurut dia, hal itu diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dalam hadis riwayat Bukhari nomor 6 yang berbunyi "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Quran. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.
Baca juga: Ingin tetap sehat selama berpuasa Ramadhan, ikuti saran dokter ini
Sementara dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Tirmidi dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu disebutkan bahwa yang berarti Nabi SAW bersabda "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan".
"Selanjutnya Qiyamul Lail atau Tahajjud. Salah satu amalan sunah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat malam atau Qiyamul Lail," katanya.
Menurut dia, Rasulullah SAW secara konsisten memperbanyak shalat malam di bulan ini sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam hal ini, kata dia, Qiyamul Lail merupakan waktu yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, memohon ampunan, dan memperdalam hubungan spiritual.
"Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda 'Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni', hadis riwayat Bukhari Nomor 37 dan Muslim Nomor 759. Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi (Syarh Muslim, 3/101)," katanya.
Ia mengatakan amalan lainnya berupa memperbanyak membaca Al Quran selama Ramadhan yang merupakan bulan diturunkannya kitab suci agama Islam itu sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, kata dia, membaca Al Quran secara rutin selama bulan Ramadhan merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan.
"Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Al Quran pada bulan Ramadan memiliki pahala yang berlipat ganda, sehingga setiap ayat yang kita baca akan memberikan berkah dan kebaikan yang besar," katanya.
Menurut dia, hal itu sesuai dengan perintah Al Quran dalam Surat Al Baqarah Ayat 185 yang berarti '(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)".
Sementara dalam hadis riwayat Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’ nomor 6469 disebutkan sabda Rasulullah SAW, "Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "alif lam mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf".
Demikian pula dalam hadis riwayat Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’ nomor 6468, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam".
Keutamaan mengkhatamkan Al Quran pada bulan Ramadhan dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dalam hadis riwayat Bukhari Nomor 4.616 yang berarti "Dahulu Jibril mendatangi dan mengajarkan Al Quran kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam setiap tahun sekali (pada bulan ramadhan). Pada tahun wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alayi wasallam Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada beliau sebanyak dua kali (untuk mengokohkan dan memantapkannya)".
"Amalan lainnya berupa mengakhirkan sahur. Anas bin Malik meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, 'Suatu hari kami pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian (tidak lama setelah itu) beliau bangun untuk menunaikan sholat (Subuh)'. Lalu aku bertanya, 'Berapa jarak antara sahur dan adzan?' Beliau menjawab, 'sebanyak lima puluh ayat'. Demikian hadis riwayat Bukhari dan Muslim," kata Wahyudin.
Selain itu, diriwayatkan pula oleh dari Sahl bin Sa'ad dalam hadis riwayat Bukhari bahwa ia berkata, "Aku bersahur bersama keluargaku kemudian aku bergegas (menuju shalat) hingga aku mendapatkan sujud bersama Rasulullah SAW'.
Selanjutnya, menyegerakan dan berdoa saat berbuka puasa. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Sa'ad sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa".
Baca juga: Akademisi Unsoed ini berikan trik atur keuangan selama Ramadhan hingga lebaran
Kemudian dalam hadis riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Aku mendengar Rasul SAW bersabda 'Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka, doanya tidak akan ditolak".
Amalan berikutnya berupa memberikan makan buka puasa, seperti diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memberikan orang berbuka puasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berbuka tersebut tanpa dikurangi sedikitpun".
Selain itu, melakukan iktikaf di masjid. Iktikaf merupakan praktik sunnah di mana seorang muslim menjauhkan diri dari kesibukan dunia untuk berkonsentrasi dalam ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW sering melakukan iktikaf, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Meskipun tidak wajib, iktikaf sangat dianjurkan dan dapat memberikan kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT.
"Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ummu al-Mukminin, ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan 'Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beriktikaf sepeninggal beliau'," ungkap Wahyudin.
Amalan selanjutnya, kata dia, berupa mencari keutamaan Lailatul Qadr dan menghidupkannya, seperti dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah SAW bersabda yang berarti "Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan".
"Demikian beberapa amalan sunnah di bulan Ramadhan semoga dengan melaksanakan amalan sunnah tersebut, kita dapat memperoleh manfaat yang besar selama bulan Ramadhan. juga membawa keberkahan dalam kehidupan kita baik di kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak," kata Wahyudin.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Pemberian "cuti ayah" merupakan kebijakan responsif gender
Baca juga: Innovation Fund Unsoed-PT Pegadaian bangkitkan potensi kelompok tani di 8 wilayah
Baca juga: Tip jaga kebugaran dengan aktivitas jasmani selama berpuasa