Semarang (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Kodam IV/Diponegoro untuk bergerak cepat mengatasi darurat pangan melalui program pompanisasi yang akan mengairi area persawahan di tengah ancaman kemarau dan El Nino 2024
"Bersama TNI bergerak cepat untuk darurat pangan, saat kondisi pangan sulit," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat rapat koordinasi di Kodam IV/Diponegoro di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan sudah teridentifikasi sekitar 300 ribu hektare lahan pertanian di Jawa Tengah.
Menteri Amran menjelaskan meningkatkan indeks pertanian sebanyak dua kali dengan produksi 5 ton per hektare, maka akan ada produksi sekitar 1 juta ton dari Jawa Tengah.
Pompanisasi, lanjut dia, merupakan solusi cepat penanganan pangan untuk memastikan kesiapan lahan yang selalu terairi di sepanjang tahun.
"Kalau ingin bangun sawah baru membutuhkan waktu. Sawah hari ini sudah ada, maka kita pompa," katanya.
Pada tahap awal, kata dia, akan didistribusikan lima ribu pompa ke berbagai daerah di Jawa Tengah.
Menurut dia, pada tahun ini akan dihadapi kondisi ekstrem akibat kemarau yang bersamaan dengan El Nino.
"Ada El Nino, ada kekeringan. El Nino diprediksi berlanjut sampai Juni, sedangkan April sampai Oktober akan kemarau," katanya.
Program pompanisasi, lanjut dia, akan difokuskan di Pulau Jawa dengan pertimbangan rentang kendali yang dekat serta 70 persen produksi berada di pulau ini.
Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI, Deddy Suryadi mengatakan personel Babinsa akan dikerahkan untuk mendukung program pompanisasi tersebut.
"Nanti ditentukan sungai terdekat untuk mengairi, sehingga sawah akan terairi sepanjang tahun," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng subsidi harga beras, telur dan gula pasir
"Bersama TNI bergerak cepat untuk darurat pangan, saat kondisi pangan sulit," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat rapat koordinasi di Kodam IV/Diponegoro di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan sudah teridentifikasi sekitar 300 ribu hektare lahan pertanian di Jawa Tengah.
Menteri Amran menjelaskan meningkatkan indeks pertanian sebanyak dua kali dengan produksi 5 ton per hektare, maka akan ada produksi sekitar 1 juta ton dari Jawa Tengah.
Pompanisasi, lanjut dia, merupakan solusi cepat penanganan pangan untuk memastikan kesiapan lahan yang selalu terairi di sepanjang tahun.
"Kalau ingin bangun sawah baru membutuhkan waktu. Sawah hari ini sudah ada, maka kita pompa," katanya.
Pada tahap awal, kata dia, akan didistribusikan lima ribu pompa ke berbagai daerah di Jawa Tengah.
Menurut dia, pada tahun ini akan dihadapi kondisi ekstrem akibat kemarau yang bersamaan dengan El Nino.
"Ada El Nino, ada kekeringan. El Nino diprediksi berlanjut sampai Juni, sedangkan April sampai Oktober akan kemarau," katanya.
Program pompanisasi, lanjut dia, akan difokuskan di Pulau Jawa dengan pertimbangan rentang kendali yang dekat serta 70 persen produksi berada di pulau ini.
Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI, Deddy Suryadi mengatakan personel Babinsa akan dikerahkan untuk mendukung program pompanisasi tersebut.
"Nanti ditentukan sungai terdekat untuk mengairi, sehingga sawah akan terairi sepanjang tahun," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng subsidi harga beras, telur dan gula pasir