Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) memberikan subsidi untuk memangkas harga tiga komoditas pangan strategis, yakni beras, gula pasir, dan telur ayam saat ini tengah mengalami kenaikan.
"Kami me-'launching' program subsidi harga pangan," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat membuka Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak, di Kelurahan Pekunden, Semarang, Jumat.
Menurut dia, kegiatan GPM serentak yang dirangkai dengan program subsidi harga pangan itu diharapkan mampu menjaga stabilitas harga komoditas dan mengendalikan laju inflasi.
Penyaluran subsidi pangan tersebut, kata dia lagi, dilakukan pada saat terjadi gejolak harga, baik tingkat produsen apabila terjadi penurunan harga di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) maupun tingkat konsumen apabila terjadi kenaikan harga di atas HAP pada rata-rata perkembangan harga mingguan.
"Intervensi subsidi harga tingkat konsumen yang menjadi prioritas adalah komoditas beras medium, gula pasir, dan telur ayam ras," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu lagi.
Adapun terkait penyaluran fasilitasi pangan tersebut diprioritaskan melalui 322 kios pangan murah yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng dengan komoditas tersebut.
Pemprov Jateng juga berkoordinasi dengan Polda Jateng dan Bank Indonesia (BI) Jateng untuk memantau harga bahan pokok yang ada di pasaran, serta berharap tidak ada penimbunan yang dilakukan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari menjelaskan bahwa hasil pantauan pada 1-2 minggu terakhir menunjukkan harga tiga komoditas mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Ketiga komoditas tersebut, yakni beras, telur, dan gula pasir, sehingga diluncurkan program subsidi harga terhadap harga komoditas tersebut untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
"Untuk pengendalian inflasi, kami memang selalu memantau harga. Sehingga, tadi mulai di-'launching' Pak Pj (Pj Gubernur, Red.) subsidi harga, dimulai dari beras, gula, dan telur," katanya.
Beras diberikan subsidi sebesar Rp2.550 per kilogram sehingga bisa dijual Rp12.500 per kg, gula disubsidi Rp3.600 per kg sehingga harga jualnya Rp3.600 per kg, sedangkan telur disubsidi Rp2.500 per kg sehingga bisa dijual Rp27.000 per kg.
"Ini kami masih terus pantau sampai Lebaran yang (harga komoditas, Red.) tinggi apa? Seandainya dalam perjalanan beras sudah cenderung turun ya, karena sebentar lagi ada panen raya. Mungkin enggak akan masuk lagi ke beras," katanya pula.
Yang pasti, kata Dyah, program subsidi harga komoditas tersebut akan dipantau secara berkala setiap minggu dan bisa berbeda jenis komoditasnya dari subsidi awal untuk tiga komoditas.
"Kami me-'launching' program subsidi harga pangan," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat membuka Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak, di Kelurahan Pekunden, Semarang, Jumat.
Menurut dia, kegiatan GPM serentak yang dirangkai dengan program subsidi harga pangan itu diharapkan mampu menjaga stabilitas harga komoditas dan mengendalikan laju inflasi.
Penyaluran subsidi pangan tersebut, kata dia lagi, dilakukan pada saat terjadi gejolak harga, baik tingkat produsen apabila terjadi penurunan harga di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) maupun tingkat konsumen apabila terjadi kenaikan harga di atas HAP pada rata-rata perkembangan harga mingguan.
"Intervensi subsidi harga tingkat konsumen yang menjadi prioritas adalah komoditas beras medium, gula pasir, dan telur ayam ras," kata mantan Kapolda Metro Jaya itu lagi.
Adapun terkait penyaluran fasilitasi pangan tersebut diprioritaskan melalui 322 kios pangan murah yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng dengan komoditas tersebut.
Pemprov Jateng juga berkoordinasi dengan Polda Jateng dan Bank Indonesia (BI) Jateng untuk memantau harga bahan pokok yang ada di pasaran, serta berharap tidak ada penimbunan yang dilakukan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari menjelaskan bahwa hasil pantauan pada 1-2 minggu terakhir menunjukkan harga tiga komoditas mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Ketiga komoditas tersebut, yakni beras, telur, dan gula pasir, sehingga diluncurkan program subsidi harga terhadap harga komoditas tersebut untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
"Untuk pengendalian inflasi, kami memang selalu memantau harga. Sehingga, tadi mulai di-'launching' Pak Pj (Pj Gubernur, Red.) subsidi harga, dimulai dari beras, gula, dan telur," katanya.
Beras diberikan subsidi sebesar Rp2.550 per kilogram sehingga bisa dijual Rp12.500 per kg, gula disubsidi Rp3.600 per kg sehingga harga jualnya Rp3.600 per kg, sedangkan telur disubsidi Rp2.500 per kg sehingga bisa dijual Rp27.000 per kg.
"Ini kami masih terus pantau sampai Lebaran yang (harga komoditas, Red.) tinggi apa? Seandainya dalam perjalanan beras sudah cenderung turun ya, karena sebentar lagi ada panen raya. Mungkin enggak akan masuk lagi ke beras," katanya pula.
Yang pasti, kata Dyah, program subsidi harga komoditas tersebut akan dipantau secara berkala setiap minggu dan bisa berbeda jenis komoditasnya dari subsidi awal untuk tiga komoditas.