Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berhasil menemukan metode analisis untuk menjamin keaslian bawang merah asal Brebes. 

"Hal ini diprakarsai oleh adanya kasus penipuan bawang merah asal Brebes di pasaran yang diketahui memiliki aroma yang lebih kuat sehingga harga jualnya lebih tinggi dibandingkan varietas lain," kata Ketua Tim PKM Farmasi Yana Setyani Pradina dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Dia mengatakan harga jual yang tinggi itu mendorong penjual untuk menggantinya dengan bawang merah lain yang harganya lebih rendah, sehingga penjual akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. 

Menurut dia, kasus penipuan bawang merah asal Brebes yang sering terjadi di pasaran dikhawatirkan dapat merugikan para pelaku industri makanan secara luas.

Oleh karena itu, kata dia, Tim PKM Farmasi Unsoed dengan pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, mengembangkan suatu metode inovatif, yakni berupa analisis gas chromatography - Flame Ionization Detector (GC-FID) fingerprinting yang dikombinasikan dengan kemometrik untuk menjamin keaslian bawang merah asal Brebes. 
    
"Penelitian kami lakukan di Laboratorium Kimia Analisis Farmasi bersama dengan anggota tim yang terdiri atas Adelia Puteri, Gina Fauzia Rachma, Nazwa Balqis, dan Gerli Puspita Anggraini," ungkapnya.

Yana mengatakan penelitian tersebut dibimbing secara intensif oleh salah seorang dosen di bidang Kimia Analisis Farmasi, yakni Dr.nat.techn.apt. Hendri Wasito, M.Sc. 

Baca juga: Pengamat: Sosok Mahfud MD merupakan pilihan rasional PDI Perjuangan

Dalam penelitian tersebut, kata dia, Tim PKM Farmasi mengekstrak minyak atsiri dalam bawang merah asal Brebes serta beberapa varietas bawang merah lainnya. 

Menurut dia, minyak atsiri yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan instrumen kromatografi gas sehingga dihasilkan data kromatogram yang cukup kompleks. 

"Teknik kemometrik berupa principal component analysis (PCA), partial least square discriminant analysis (PLS-DA), dan hierarchical clustering analysis (HCA) digunakan dalam analisis data kromatogram," jelasnya. 

Ia mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas beberapa bawang merah termasuk di dalamnya adalah varietas bawang merah Brebes membentuk clustering atau pengelompokan.

"Begitu juga dengan varietas Bima Brebes dapat terpisah dengan varietas lainnya secara lebih jelas," tegasnya. 

Dengan demikian, kata dia, analisis kemometrik dalam penelitian itu menunjukkan keberhasilan dalam memvisualisasikan data kromatogram untuk proses autentikasi bawang merah asal Brebes. 

Dengan alternatif metode analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut, lanjut dia, juga diharapkan mampu menjadi pedoman kontrol kualitas bagi para pelaku industri pangan, sehingga dapat terhindar dari kerugian biaya akibat penipuan bahan baku, khususnya bawang merah asal Brebes yang lebih berkualitas.

Baca juga: Pakar: Susun peta jalan yang komprehensif menuju kedaulatan pangan
Baca juga: Mahasiswa Unsoed manfaatkan umbi gembolo jadi yoghurt sinbiotik
Baca juga: Mahasiswa Unsoed ciptakan Super Hydrophobic sand mulch gantikan mulsa plastik
 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024