Purwokerto (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) berkolaborasi dengan Program Studi Teknologi Pangan dan Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto memanfaatkan umbi gembolo yang berpotensi sebagai substrat prebiotik dalam pembuatan yoghurt sinbiotik sebagai pangan fungsional.

Ketua Tim PKM-RE Winda Dwi Setiyo Rini mengatakan kesehatan pencernaan merupakan salah satu fokus kesehatan yang sering disepelekan. 

"Mulai dari pola makan yang tidak terjaga hingga konsumsi makanan yang berbahaya untuk pencernaan," jelasnya

Dari berbagai penyakit pencernaan, kata dia, WHO menyatakan kanker usus dan diare menempati urutan ke-6 dan ke-7 penyebab kematian terbanyak. 

Dia mengatakan solusi untuk mencegah penyakit tersebut dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya mengonsumsi yoghurt.

"Yoghurt merupakan produk hasil fermentasi dari susu yang ditambahkan probiotik sebagai starter-nya. Probiotik yang digunakan dapat berupa Lactobacillus acidophillus dan Bifidobacterium sp," ungkapnya

Saat ini, kata dia, telah dikembangkan pula yoghurt sinbiotik yang mengandung probiotik dan bahan prebiotik. 

Baca juga: Mahasiswa Unsoed ciptakan Super Hydrophobic sand mulch gantikan mulsa plastik

Menurut dia, kombinasi antara keduanya memberikan manfaat yang lebih sempurna dibanding yoghurt komersial karena prebiotik berperan sebagai penyedia nutrisi dan substrat untuk fermentasi bakteri probiotik di dalam usus.

"Oleh karena itu, saya bersama tim yang terdiri Anita Khairunnisa, Fathiya Laela Sari, dan Tantra Suraduhita Prayitno serta di bawah bimbingan Prof. Dr. Nur Aini, S.TP., M.P. membuat yoghurt sinbiotik dengan penambahan ingredient umbi gembolo sebagai sumber prebiotik," katanya.

Lebih lanjut, Winda mengatakan di dalam umbi gembolo terkandung glukomanan serta inulin yang berpotensi sebagai prebiotik karena sifatnya yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan, tetapi dapat difermentasi oleh microflora dalam usus besar. 

Adanya penambahan prebiotik, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan manfaat yoghurt serta mempertahankan viabilitas bakteri asam laktat untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan.

"Penelitian yang kami lakukan harus melalui berbagai proses, meliputi persiapan bahan baku, penepungan umbi gembolo, pembuatan starter, pembuatan yoghurt sinbiotik, dan pengujian meliputi kadar pH, total asam tertitrasi, total bakteri asam laktat, dan uji sensoris," jelasnya.

Setelah seluruh pengujian dilakukan, kata dia, didapatkan hasil bahwa penambahan tepung umbi gembolo berpengaruh pada sifat fisik, kimia, dan sensori yoghurt sinbiotik. 

Menurut dia, penampakan fisik yoghurt sinbiotik terlihat lebih kental, kadar pH juga lebih rendah, dan memiliki rasa yang lebih masam dibanding yoghurt tanpa penambahan tepung umbi gembolo.

"Adanya penelitian Tim PKM-RE ini diharapkan dapat menjadi suatu kebanggaan akademik dan menjadi suatu inovasi pangan fungsional serta solusi menjaga kesehatan saluran pencernaan. Selain itu, diharapkan pula produk yoghurt sinbiotik dengan penambahan umbi gembolo dapat membantu menurunkan angka penyakit pencernaan," kata Winda. 

Baca juga: Tim PKM-RE Unsoed teliti pembuatan enkapsulasi biopestisida
Baca juga: Ini rekomendasi Icolgas 2023 yang digelar Fakultas Hukum Unsoed
 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024