Semarang (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang Jawa Tengah menggelar shalat Istisqa sebagai ikhtiar memohon kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan seiring musim kemarau yang panjang.

Shalat Istisqa itu dilaksanakan di halaman Kantor PDAM Kota Semarang Senin, diikuti segenap karyawan dan pimpinan badan usaha milik daerah tersebut.

Direktur Umum PDAM Kota Semarang Farhan Hilmie mengatakan bahwa shalat Istisqa itu merupakan ikhtiar (usaha) dari PDAM Semarang agar segera diturunkan hujan, sehingga bisa mengakhiri musim panas yang berkepanjangan.

Menurut Farhan, musim kemarau saat ini berdampak terhadap penurunan sumber air baku yang berasal dari mata air atau air tanah, yakni sekitar 20-25 persen, namun tidak memengaruhi produksi air bersih.

Apalagi, katanya, sumber air baku PDAM yang berasal dari air permukaan, seperti embung dan waduk sejauh ini masih stabil dan tidak mengalami penurunan meski terjadi kemarau panjang.

"Saat ini, produksi air bersih PDAM masih sekitar 3.500 liter per detik di seluruh instalasi pengolahan air (IPA) milik PDAM," katanya.

Bahkan, Farhan memastikan bahwa ketersediaan air baku di Ibu Kota Jawa Tengah diperkirakan bisa tercukupi hingga Desember mendatang.

Sumber air di IPA Kudu, katanya, memang harus berbagi dengan daerah lainnya, seperti Demak dan Grobogan, mengingat sumber air bakunya berasal dari Bendung Klambu, Grobogan, Jawa Tengah.

"Sebelum sampai ke IPA Kudu, air melewati saluran terbuka yang juga mengairi sawah-sawah di sepanjang perjalanan. Kami tidak mungkin menutup. Nah, perjalanan air dari Klambu ke Kudu itu 42 jam," katanya.

Namun, ia memastikan PDAM Semarang membentuk tim "sweeping" (membersihkan) untuk mengawal perjalanan air dari Bendung Klambu ke IPA Kudu.

Selain pada tahun ini, katanya, kemarau panjang juga pernah terjadi pada 2017, yang ketika itu jauh lebih panjang, dan PDAM Kota Semarang juga menggelar shalat Istisqa.

"Pada 2017 pernah juga (kemarau) seperti ini. Kami juga menggelar shalat Istisqa. Menurut saya saat itu jauh lebih ekstrim karena kemarau sampai Desember. Cuma, memang suhu udaranya tidak sepanas kali ini," kata Farhan.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024