Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersinergi dengan TNI/Polri melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenakalan remaja yang mengarah pada kasus kekerasan seperti perundungan (bullying) dan geng sepeda motor.

Saat memberi keterangan pers usai diskusi panel Sinergisitas 3 Pilar TNI, Polri, dan Pemkab dalam Rangka Pencegahan dan Penanganan Kenakalan Remaja di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, Penjabat (Pj.) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan bahwa diskusi tersebut bertujuan agar kasus perundungan tidak terjadi di daerah ini.

"Ini sebagai bentuk pencegahan, antisipasi, agar pelaksanaan pendidikan di Banyumas ini berlangsung dengan tertib, damai, adem, aman, tenteram, dan sebagainya," jelasnya.

Menurut dia, upaya tersebut sudah dilakukan oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas dengan mendatangi sekolah-sekolah setiap hari Senin.

Selain itu, kata dia, Komando Distrik Militer (Kodim) 0701/Banyumas juga telah masuk ke sekolah-sekolah untuk menggelar pertemuan dengan para siswa dan guru.

"Sekarang giliran kami dari pemda (pemerintah daerah) untuk masuk ke sekolah-sekolah, untuk memberikan pemahaman dengan para guru, tenaga pendidik, siswa, agar bullying itu tidak terjadi sama sekali," tegasnya.

Mulai pekan depan, pihaknya bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas bersama kantor kementerian agama setempat akan datang ke sekolah-sekolah maupun madrasah.

Pj. Bupati mengatakan bahwa sinergisitas Pemkab Banyumas dengan TNI/Polri akan terus berlanjut agar daerah ini tetap nyaman dan aman.

Sementara itu, Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Edy Suranta Sitepu mengatakan bahwa diskusi panel ini berdasarkan hasil rapat bersama Pj. Bupati Banyumas beberapa pekan lalu.

"Pada hari ini difasilitasi oleh Bapak Bupati untuk berkumpul guna membicarakan pencegahan kasus kekerasan remaja, kemudian kasus bullying yang memang kerap terjadi," ungkapnya.

Dalam diskusi yang dihadiri para kepala sekolah maupun madrasah se-Banyumas tersebut, kata dia, terdapat komitmen bahwa semua pihak berkewajiban untuk mencegah kasus kekerasan, perundungan, dan kasus-kasus lainnya yang melibatkan pelajar.

Kapolresta mengatakan bahwa pemerintah bersama TNI/Polri proaktif untuk melakukan pencegahan kasus-kasus kenakalan remaja tersebut.

Jika ada indikasi terkait dengan kasus-kasus tersebut, lanjut dia, segera diinformasikan sehingga dapat dicegah sedini mungkin.

Ia mengakui jika sebenarnya di Banyumas banyak kasus kekerasan yang melibatkan remaja atau pelajar dan seluruhnya sudah berproses. Kendati demikian, banyak yang diselesaikan dengan keadilan restoratif (restorative justice).

"Kami juga melakukan pembinaan-pembinaan terhadap anak. Kasus-kasus tawuran banyak juga yang berhasil kami cegah karena masyarakat proaktif dengan memberikan informasi kepada kepolisian sehingga situasi di Banyumas hingga saat ini tetap kondusif," ungkap Kapolresta.

Baca juga: Dosen UIN Walisongo ajak remaja Boyolali kampanyekan moderasi beragama

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024