Grobogan (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hingga September 2023 sudah mendistribusikan 555.000 liter air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan di Kabupaten Grobogan.
"Ratusan ribu liter air bersih tersebut, didistribusikan kepada ribuan keluarga penerima manfaat," kata Kasi Pelayanan dan Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan Gesit Kristyawan di Grobogan, Jumat.
Hingga kini, kata dia, jumlah desa yang mendapatkan distribusikan air bersih mencapai 56 desa atau meningkat, dibandingkan awal September 2023 tercatat 49 desa, menyusul banyaknya warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Ia memperkirakan ketika musim kemarau masih berlangsung lama, maka jumlah desa yang membutuhkan air bersih tentunya juga akan bertambah.
Hal itu, kata dia, terlihat dari jumlah awal desa yang mengajukan bantuan air bersih hingga kini, semakin bertambah karena sumur yang dimiliki warga telah kering.
"Semakin banyaknya desa terdampak kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih, maka suplai air bersih juga perlu segera dipenuhi. Akan tetapi, kami menghadapi kendala titik pengambilan air yang jauh dari tempat distribusi," ujarnya.
Selain itu, armada truk tangki milik PMI Grobogan juga terbatas karena yang tersedia saat ini hanya satu unit truk tangki.
"Harapannya tentu bisa mendapatkan bantuan armada dari PMI Provinsi Jateng atau PMI Pusat supaya suplai air bersih terhadap warga semakin cepat," ujarnya.*
Baca juga: DPRD Semarang: BPBD tidak boleh kehabisan anggaran air bersih
"Ratusan ribu liter air bersih tersebut, didistribusikan kepada ribuan keluarga penerima manfaat," kata Kasi Pelayanan dan Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan Gesit Kristyawan di Grobogan, Jumat.
Hingga kini, kata dia, jumlah desa yang mendapatkan distribusikan air bersih mencapai 56 desa atau meningkat, dibandingkan awal September 2023 tercatat 49 desa, menyusul banyaknya warga yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Ia memperkirakan ketika musim kemarau masih berlangsung lama, maka jumlah desa yang membutuhkan air bersih tentunya juga akan bertambah.
Hal itu, kata dia, terlihat dari jumlah awal desa yang mengajukan bantuan air bersih hingga kini, semakin bertambah karena sumur yang dimiliki warga telah kering.
"Semakin banyaknya desa terdampak kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih, maka suplai air bersih juga perlu segera dipenuhi. Akan tetapi, kami menghadapi kendala titik pengambilan air yang jauh dari tempat distribusi," ujarnya.
Selain itu, armada truk tangki milik PMI Grobogan juga terbatas karena yang tersedia saat ini hanya satu unit truk tangki.
"Harapannya tentu bisa mendapatkan bantuan armada dari PMI Provinsi Jateng atau PMI Pusat supaya suplai air bersih terhadap warga semakin cepat," ujarnya.*
Baca juga: DPRD Semarang: BPBD tidak boleh kehabisan anggaran air bersih