Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terus melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi di wilayah endemis untuk mencegah muncul penyakit antraks di daerah itu.
"Kami menyiapkan sebanyak 2.000 dosis vaksin antraks untuk lima wilayah endemis di Boyolali yakni di Kecamatan Simo, Ampel, Klego, Gladaksari, dan Andong yang diprioritaskan untuk dilakukan vaksinasi hewan sapi," kata Kepala Disnakkan Boyolali Lusia Dyah Suciati di Boyolali, Kamis.
Menurut Lusia Dyah Suciati, dari 2.000 dosis vaksin antraks di Boyolali, yang sudah diberikan ke ternak sapi di daerah tersebut sebanyak 867 ekor dan lainnya jatah selanjutnya.
"Kegiatan vaksinasi antraks dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2.000 dosis. oleh karena itu, kami mengimbau untuk biosecurity dan Koordinasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dinas terkait bersama PMI," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali Afiyani Rifdania mengatakan Disnakkan Boyolali telah melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi antisipasi antraks di lima wilayah kecamatan tersebut realisasinya hingga saat ini, sudah mencapai 867 ekor dan hal ini, akan terus berlangsung hingga mencapai jumlah yang ditargetkan 2.000 dosis.
Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi untuk pencegahan penyakit antraks di Desa Gunung Kecamatan Simo sebanyak 58 ekor sapi, Banyuanyar Ampel ada 351 ekor, Jlarem Gladaksari ada 165 ekor, Sumberagung, Karangmojo, dan Kalangan, semuanya di Klego ada total 205 ekor.
Disnakkan telah menyediakan 2.000 dosis vaksin antraks, sementara jumlah ternak di lima wilayah itu, lebih dari 7.500 ekor. Namun, belum tentu semua hewan sapi bisa divaksin karena harus kondisi sehat, jantan, cukup umur dan betina tidak boleh bunting.
Disnakkan Boyolali terus mengimbau masyarakat karena Boyolali daerah endemis antraks, maka tidak boleh lengah. Para peternak harus mau hewan ternaknya setiap tahun divaksin untuk mengantisipasi munculnya penyakit yang dapat menular kepada manusia itu. Namun, antraks di Boyolali sampai sekarang belum ada.
Selain itu, peternak atau masyarakat jangan jual-beli ternak yang sakit, jangan memakan ternak yang sudah mati karena berpenyakit. Hal itu, sangat membahayakan jiwa manusia. Karena antraks penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Sementara itu, Boyolali merupakan salah satu daerah produksi daging sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi potong di Boyolali hingga Agustus tahun ini, mencapai 98.096 ekor, sapi perah 62.387 ekor, kerbau 655 ekor, dan kambing 88.042 ekor.
Baca juga: Pemkab Kudus lanjutkan vaksinasi PMK
"Kami menyiapkan sebanyak 2.000 dosis vaksin antraks untuk lima wilayah endemis di Boyolali yakni di Kecamatan Simo, Ampel, Klego, Gladaksari, dan Andong yang diprioritaskan untuk dilakukan vaksinasi hewan sapi," kata Kepala Disnakkan Boyolali Lusia Dyah Suciati di Boyolali, Kamis.
Menurut Lusia Dyah Suciati, dari 2.000 dosis vaksin antraks di Boyolali, yang sudah diberikan ke ternak sapi di daerah tersebut sebanyak 867 ekor dan lainnya jatah selanjutnya.
"Kegiatan vaksinasi antraks dilaksanakan setiap tahun sebanyak 2.000 dosis. oleh karena itu, kami mengimbau untuk biosecurity dan Koordinasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dinas terkait bersama PMI," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali Afiyani Rifdania mengatakan Disnakkan Boyolali telah melaksanakan vaksinasi hewan ternak sapi antisipasi antraks di lima wilayah kecamatan tersebut realisasinya hingga saat ini, sudah mencapai 867 ekor dan hal ini, akan terus berlangsung hingga mencapai jumlah yang ditargetkan 2.000 dosis.
Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi untuk pencegahan penyakit antraks di Desa Gunung Kecamatan Simo sebanyak 58 ekor sapi, Banyuanyar Ampel ada 351 ekor, Jlarem Gladaksari ada 165 ekor, Sumberagung, Karangmojo, dan Kalangan, semuanya di Klego ada total 205 ekor.
Disnakkan telah menyediakan 2.000 dosis vaksin antraks, sementara jumlah ternak di lima wilayah itu, lebih dari 7.500 ekor. Namun, belum tentu semua hewan sapi bisa divaksin karena harus kondisi sehat, jantan, cukup umur dan betina tidak boleh bunting.
Disnakkan Boyolali terus mengimbau masyarakat karena Boyolali daerah endemis antraks, maka tidak boleh lengah. Para peternak harus mau hewan ternaknya setiap tahun divaksin untuk mengantisipasi munculnya penyakit yang dapat menular kepada manusia itu. Namun, antraks di Boyolali sampai sekarang belum ada.
Selain itu, peternak atau masyarakat jangan jual-beli ternak yang sakit, jangan memakan ternak yang sudah mati karena berpenyakit. Hal itu, sangat membahayakan jiwa manusia. Karena antraks penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Sementara itu, Boyolali merupakan salah satu daerah produksi daging sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi potong di Boyolali hingga Agustus tahun ini, mencapai 98.096 ekor, sapi perah 62.387 ekor, kerbau 655 ekor, dan kambing 88.042 ekor.
Baca juga: Pemkab Kudus lanjutkan vaksinasi PMK