Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengajak masyarakat terus melestarikan tradisi Festival Bubur Suro sebagai ajang membangun tali silaturahmi serta mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah itu.

Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin pada acara penutupan Festival Bubur Suro di Pekalongan, Ahad, mengatakan Festival Bubur Suro bisa menumbuhkan perekonomian warga karena di sela kegiatan banyak pedagang yang berjualan.

"Oleh karena itu, tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun ini harus terus dilestarikan oleh warga setempat. Adanya kegiatan ini maka masyarakat semakin guyub, kompak, dan bersatu," katanya.

Salahudin menyampaikan apresiasi pada semua panitia khususnya masyarakat Kelurahan Krapyak yang menginisiasi penyelenggaraan Festival Bubur Suro 2023 yang pada tahun sebelumnya sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19.

Bubur suro yang dibagikan pada warga secara gratis itu, kata dia, terbuat dari beras dengan ditambah berbagai bumbu, rempah, jinten, kacang hijau, santan, dan dihiasi dengan irisan mentimun, telur ayam, dan lainnya.

"Bubur suro dimasak oleh para ibu secara bergotong royong. Setelah bubur suro selesai dimasak selanjutnya diletakkan dalam wadah takir dari daun pisang yang dibentuk seperti mangkok," katanya.

Ia berharap melalui kegiatan ini, para kiai dan para ustad untuk menyampaikan pesan-pesan yang baik pada masyarakat agar terus menjaga silaturahmi.

"Kami berharap semoga bubur suro yang dibagikan ini bisa menjadi keberkahan bagi kita semua," katanya.

Pada acara Festival Bubur Suro ini dimeriahkan beragam kegiatan antara lain kirab gunungan bubur suro, lomba menggambar, lomba peragaan busana, lomba menyanyi, festival kuliner, kompetisi memasak bubur suro, dan sendratari.*

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024