Purwokerto (ANTARA) - Tim Riset Dasar Unsoed (RDU) melakukan kajian di Kelompok Wanita Tani Sumber Patedhan (KWT SP), Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk lebih memberdayakan peran perempuan dalam KWT

"Kajian dan masukan dari Unsoed diharapkan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan anggota KWT SP," kata Ketua Tim RDU Dr. Rili Windiasih, M.Si. di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (13/6).  

Menurut dia, pihaknya tertarik untuk banyak belajar dari pengalaman KWT SP dalam mengelola program CSR Pertamina dalam ketahanan pangan dan produk pangan yang sangat bermanfaat untuk menambah penghasilan masyarakat.

Dalam kajian ini, Tim RDU melibatkan dua dosen lainnya, yakni Ketua Program Studi Magister Penyuluhan Pertanian Pascasarjana Unsoed Dr Lilik Kartika Sari, S.Pi., M.Si. dan dosen FISIP Unsoed Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.I.P., M.Si. serta 5 mahasiswa FISIP Unsoed.

Kegiatan kajian yang digelar di Sekretariat KWT SP, Sabtu (3/6), dikemas dalam sarasehan dengan tema "Implementasi Model Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Bidang Sosial Ekonomi Produktif" sekaligus sebagai praktikum bagi 11 mahasiswa Pascasarjana Unsoed dari Program studi Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) dan Magister Agribisnis angkatan 2022. 

KWT SP yang berdiri sejak Desember 2018, hingga saat ini beranggotakan 30 ibu rumah tangga yang tersebar di wilayah RW 01 dan RW 03. 

Baca juga: Tim mahasiswa Unsed raih medali perak di kompetisi internasional

Berkat CSR berupa program pemberdayaan sosial ekonomi dari PT Pertamina (Persero) Depot LPG Cilacap, KWT SP hingga kini aktif dan produktif melakukan kegiatan untuk membangun kemandirian anggotanya.

Kegiatan tersebut berupa pemanfaatan kebun di samping rumah anggota untuk budi daya tanaman sayuran seperti caisim, terong, cabe rawit, dan kangkung darat guna mendukung ketahanan pangan lokal. Di lingkungan RW 01, lahan kebun yang dibudidayakan kurang lebih seluas 379 meter persegi, sedangkan di RW 03 seluas 260 meter persegi. 

Selain itu, anggota KWT SP juga membuat pangan olahan seperti keripik daun bayam, keripik kacang, keripik buah sukun, serta serbuk minuman jahe merah dan jahe emprit. 

Pemasaran aneka produk itu, selain di wilayah Cilacap dan sekitarnya, juga samapai ke luar kota hingga Jakarta dan Bandung. Bahkan, belakangan menembus sampai  Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, dan China.

Sementara itu, pakar pemberdayaan Unsoed Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.I.P, M.Si. mengatakan tahapan pemberdayaan adalah membangun motivasi, kekompakan dalam kelembagaan, peningkatan pengetahuan, dan keterampilan untuk usaha produktif, sampai dapat menciptakan kemandirian. 

"Untuk menuju sampai kemandirian itu, tetap harus ada pendampingan keberlanjutan dari berbagai pihak, baik itu perusahaan, pemerintah lokal, dan perguruan tinggi. Hal ini untuk dapat meningkatkan produksi, kualitas produk, promosi, dan pemasaran produk," jelasnya.

Baca juga: Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed dukung program "Banyumas Zero Waste"
Baca juga: Dosen Unsoed jadi dosen tamu di Nong Lam University Vietnam

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024