Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, siap memfasilitasi para petani di Kecamatan Gringsing untuk melakukan ekspor hasil panen bunga melati ke sejumlah pasar di mancanegara.

Koordinator Penyuluh Pertanian Badan Penyuluh Pertanian Kabupaten Batang Ariesna di Batang, Rabu, mengatakan bahwa saat ini ekspor bunga melati yang dilakukan oleh para petani belum bisa mandiri melainkan melalui pihak ketiga.

"Hasil panen melati ini sudah banyak diekspor ke pasar mancanegara seperti Singapura, China, dan India. Namun, ekspor bunga melati ini belum bisa dilakukan secara mandiri oleh para petani," katanya.

Menurut dia, ada dua jenis hasil budi daya melati yang disiapkan yaitu melati premium yang diekspor ke sejumlah pasar mancanegara dan melati karuk untuk pasar lokal.

Harga melati premium, kata dia, mencapai sekitar Rp50 ribu per kilogram dan melati karuk Rp30 ribu per kilogram.

"Biasanya melati karuk dimanfaatkan oleh masyarakat untuk nyekar dan roncean kembang pengantin. Melati premium diekspor ke luar negeri, bisa disuling jadi minyak, atau untuk upacara persembahan," katanya.

Dikatakannya, hasil panen melati para petani Kecamatan Gringsing ini juga dibeli pabrik pengolahan teh di Pekalongan, Banyumas, dan Semarang sebagai bahan pencampur agar berbau wangi.

"Dengan lahan seluas 2 ribu meter persegi biasanya mampu menghasilkan 5 kilogram hingga 13 kilogram bunga melati. Perawatan tanaman melati ini juga mudah dilakukan," katanya.

Petani melati Muhajirin mengatakan saat ini hasil panen melati cukup melimpah sehingga harga bunga itu di bawah normal.

"Akan tetapi, jika cuaca tidak bersahabat dan hasil panen kurang maka harga jual melati bisa menembus Rp300 ribu hingga Rp1 juta. Saya pernah menjual melati Rp1 juta per kilogram karena stoknya sedikit," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024