Ambon (ANTARA) - Kapolsek Baguala AKP Meity Jacobus mengatakan dua kasus penculikan anak yang marak di media sosial selama Januari 2023 hanyalah berita bohong atau hoaks. Salah satunya takut dimarahi karena telat pulang, seorang pelajar SD mengaku nyaris diculik.
"Kasus pertama di kawasan Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) hanyalah karangan seorang bocah perempuan yang takut dimarahi orang tuanya karena terlambat pulang," kata Kapolsek Baguala, di Ambon, Maluku, Selasa.
Siswi salah satu sekolah dasar di kawasan Passo berinisial CT ini mengaku nyaris diculik oleh orang tidak dikenal, namun yang bersangkutan akhirnya mengakui kalau peristiwa yang dialaminya hanya rekayasa ceritera kepada orang tuanya.
Sedangkan kasus kedua adalah seorang anak remaja yang salah paham dengan sopir angkot, sehingga dia nekat meloncat dari dalam mobil di kawasan Perumahan Citra Land Lateri.
Menurut dia, dua kasus ini awalnya viral di media sosial dan menarik perhatian publik, tetapi fakta sebenarnya tidak terjadi seperti yang diceritakan.
"Kasus pertama di kawasan Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) hanyalah karangan seorang bocah perempuan yang takut dimarahi orang tuanya karena terlambat pulang," kata Kapolsek Baguala, di Ambon, Maluku, Selasa.
Siswi salah satu sekolah dasar di kawasan Passo berinisial CT ini mengaku nyaris diculik oleh orang tidak dikenal, namun yang bersangkutan akhirnya mengakui kalau peristiwa yang dialaminya hanya rekayasa ceritera kepada orang tuanya.
Sedangkan kasus kedua adalah seorang anak remaja yang salah paham dengan sopir angkot, sehingga dia nekat meloncat dari dalam mobil di kawasan Perumahan Citra Land Lateri.
Menurut dia, dua kasus ini awalnya viral di media sosial dan menarik perhatian publik, tetapi fakta sebenarnya tidak terjadi seperti yang diceritakan.