Jakarta (ANTARA) - Saling sanjung dan saling menaruh respek dilontarkan sebelum laga besar antara finalis empat tahun lalu Kroasia dengan juara dunia dua kali Argentina yang akan bertemu dalam semifinal pertama Piala Dunia 2022 yang berlangsung Rabu dini hari nanti di Stadion Lusail, Qatar.
"Bagi saya pertandingan semifinal melawan Inggris (pada Piala Dunia 2018) adalah pertandingan terhebat (kami) sepanjang masa. Pertandingan melawan Brazil (pada perempat final Piala Dunia 2022) adalah kedua yang terhebat dan esok akan menjadi yang ketiga terbesar," kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic seperti dikutip Reuters.
"Namun jika besok itu kami yang menang maka laga itu akan menjadi pertandingan terbesar sepanjang masa yang dijalani Kroasia," sambung dia.
Pelatih Lionel Scaloni tak kalah tingginya menaruh respek kepada Kroasia bahwa lawannya ini memiliki kualitas untuk mengalahkan siapa pun, termasuk Argentina.
"Mereka sudah menciptakan masalah kepada banyak tim nasional. Saya tak mau menyebut pemain-pemain penting mereka atau kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan mereka, tetapi kami sudah menganalisis di mana kami bisa melukai mereka. Kadang itu berhasil, kadang tidak," kata Scaloni kepada wartawan menjelang semifinal ini.
"Kami akan berusaha mengeluarkan segala upaya di lapangan. Kadang-kadang keberuntungan memihak Anda. Jika kami tampil bagus, maka kami akan melewati jalan yang lebih mudah dalam mencapai tujuan kami. Tetapi ini sepak bola, ini olah raga, yang kadang-kadang tim terbaik tidak menang," sambung dia.
Jika melihat statistik FIFA, ini adalah pertemuan antara tim yang agresif dalam menekan musuhnya sehingga menciptakan tendangan bebas dan sepak pojok yang jauh lebih banyak, melawan tim yang teruji dalam menangkal serangan lawan serta bagaimana harus memainkan bola agar berada dalam penguasaannya.
Ini juga pertemuan dua superstar yang sudah sering berhadapan dalam pertandingan tingkat klub, terutama sewaktu sama-sama bermain di Liga Spanyol, yakni Lionel Messi yang mantan pemain Barcelona, dan Luka Modric yang sampai kini bermain untuk Real Madrid.
Argentina yang dipimpin superstar Lionel Messi masuk gelanggang Piala Dunia 2022 dengan status favorit juara, menghadapi runner-up 2018 yang bisa membuat mereka bernasib sama dengan Brazil.
Kroasia yang pantang menyerah bangkit setelah tertinggal satu gol untuk menyamakan kedudukan dan lalu memaksakan adu penalti melawan Brazil yang akhirnya mereka menangkan.
Kroasia yang disiplin pantas berada dalam semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut. Jika sampai Argentina meremehkan mereka maka hal fatal bakal terjadi seperti menimpa Brazil dalam perempat final itu.
Untuk itu, Argentina yang memburu gelar juara Piala Dunia pertamanya sejak tim pimpinan Diego Maradona melakukannya pada 1986, harus bekerja keras.
Apalagi mereka nyaris tidak lolos ke semifinal setelah Belanda memaksakan adu penalti lewat dua golnya yang menyamakan kedudukan 2-2.
Argentina memang menang adu penalti melawan Belanda, namun jika mengulangi skenario sama ketika melawan Kroasia bisa menjadi bumerang bagi Argentina sekalipun saat melawan Belanda itu kiper Emiliano Martinez mementahkan dua tendangan penalti.
Kroasia melalui dua adu penalti sebelum mencapai final 2018 sebelum kalah dari Prancis. Dalam Piala Dunia Qatar mereka mencapai semifinal setelah dua kali sukses dalam adu penalti. Jadi total, mereka sudah empat kali sukses dalam adu penalti. Untuk itu, Argentina tak boleh memberi Kroasia kesempatan untuk adu penalti lagi.
Prediksi sebelas pemain pertama
Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico; Rodrigo de Paul, Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister; Angel di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez
Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Josko Gvardiol, Dejan Lovren, Borna Sosa; Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric; Mario Pasalic, Bruno Petkovic, Ivan Perisic
"Bagi saya pertandingan semifinal melawan Inggris (pada Piala Dunia 2018) adalah pertandingan terhebat (kami) sepanjang masa. Pertandingan melawan Brazil (pada perempat final Piala Dunia 2022) adalah kedua yang terhebat dan esok akan menjadi yang ketiga terbesar," kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic seperti dikutip Reuters.
"Namun jika besok itu kami yang menang maka laga itu akan menjadi pertandingan terbesar sepanjang masa yang dijalani Kroasia," sambung dia.
Pelatih Lionel Scaloni tak kalah tingginya menaruh respek kepada Kroasia bahwa lawannya ini memiliki kualitas untuk mengalahkan siapa pun, termasuk Argentina.
"Mereka sudah menciptakan masalah kepada banyak tim nasional. Saya tak mau menyebut pemain-pemain penting mereka atau kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan mereka, tetapi kami sudah menganalisis di mana kami bisa melukai mereka. Kadang itu berhasil, kadang tidak," kata Scaloni kepada wartawan menjelang semifinal ini.
"Kami akan berusaha mengeluarkan segala upaya di lapangan. Kadang-kadang keberuntungan memihak Anda. Jika kami tampil bagus, maka kami akan melewati jalan yang lebih mudah dalam mencapai tujuan kami. Tetapi ini sepak bola, ini olah raga, yang kadang-kadang tim terbaik tidak menang," sambung dia.
Jika melihat statistik FIFA, ini adalah pertemuan antara tim yang agresif dalam menekan musuhnya sehingga menciptakan tendangan bebas dan sepak pojok yang jauh lebih banyak, melawan tim yang teruji dalam menangkal serangan lawan serta bagaimana harus memainkan bola agar berada dalam penguasaannya.
Ini juga pertemuan dua superstar yang sudah sering berhadapan dalam pertandingan tingkat klub, terutama sewaktu sama-sama bermain di Liga Spanyol, yakni Lionel Messi yang mantan pemain Barcelona, dan Luka Modric yang sampai kini bermain untuk Real Madrid.
Argentina yang dipimpin superstar Lionel Messi masuk gelanggang Piala Dunia 2022 dengan status favorit juara, menghadapi runner-up 2018 yang bisa membuat mereka bernasib sama dengan Brazil.
Kroasia yang pantang menyerah bangkit setelah tertinggal satu gol untuk menyamakan kedudukan dan lalu memaksakan adu penalti melawan Brazil yang akhirnya mereka menangkan.
Kroasia yang disiplin pantas berada dalam semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut. Jika sampai Argentina meremehkan mereka maka hal fatal bakal terjadi seperti menimpa Brazil dalam perempat final itu.
Untuk itu, Argentina yang memburu gelar juara Piala Dunia pertamanya sejak tim pimpinan Diego Maradona melakukannya pada 1986, harus bekerja keras.
Apalagi mereka nyaris tidak lolos ke semifinal setelah Belanda memaksakan adu penalti lewat dua golnya yang menyamakan kedudukan 2-2.
Argentina memang menang adu penalti melawan Belanda, namun jika mengulangi skenario sama ketika melawan Kroasia bisa menjadi bumerang bagi Argentina sekalipun saat melawan Belanda itu kiper Emiliano Martinez mementahkan dua tendangan penalti.
Kroasia melalui dua adu penalti sebelum mencapai final 2018 sebelum kalah dari Prancis. Dalam Piala Dunia Qatar mereka mencapai semifinal setelah dua kali sukses dalam adu penalti. Jadi total, mereka sudah empat kali sukses dalam adu penalti. Untuk itu, Argentina tak boleh memberi Kroasia kesempatan untuk adu penalti lagi.
Prediksi sebelas pemain pertama
Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico; Rodrigo de Paul, Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister; Angel di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez
Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Josko Gvardiol, Dejan Lovren, Borna Sosa; Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric; Mario Pasalic, Bruno Petkovic, Ivan Perisic