Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa melaksanakan program kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif stunting (Kepiting)  guna menekan angka stunting dengan  yang digelar, di Balai Desa Cerme Kecamatan Juwangi.

Kecamatan Juwangi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang masih memiliki angka stunting di masyarakat, kata Petugas Gizi Puskesmas Juwangi, Akhirasrini, di Boyolali, Rabu.

Menurut Akhirasrini guna menurunkan angka stunting, Puskesmas Juwangi melakukan sebuah program Kepiting untuk memantau sekaligus untuk mengendalikan kenaikan angka stunting di wilayahnya.

Melalui Program Kepiting tersebut setiap balita diundang kemudian diberikan kebutuhan gizi, kalori contoh menu kemudian didampingi oleh kader setempat. Untuk pemantauan berat badan tiap minggu, kalau tiap bulan di Posyandu diukur tinggi badannya.

Menurut dia, melalui Program Kepiting tersebut masyarakat merasa senang karena anak dapat diperhatikan lebih detail. Hal tersebut, dikarenakan pola asuh masyarakat di Kecamatan Juwangi yang kebanyakan anak tidak mau makan, sehingga menimbulkan kasus stunting.

"Kami berharap dengan adanya Program Kepiting, angka kasus stunting di Kecamatan Juwangi dapat turun," katanya.

Kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti mengatakan inovasi program Kepiting yang digelar di Kecamatan Juwangi kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif untuk penurunan stunting. Sasarannya Balita stunting dan keluarga yang beresiko stunting.

"Hal ini, baru diambil satu desa untuk percontohan, dimana dilakukan edukasi tentang stunting. Sasaran untuk satu desa menjadi sampel adalah empat ibu hamil dan tujuh Balita," kata Puji Astuti.

Rencana tindaklanjutnya, kata Puji, adalah dengan pengukuran ulang apakah betul balita yang diukur stunting itu, betul-betul stunting. Jika dari pengukuran ulang betul stunting, maka dibuat buku panduan untuk menyusun menu konsumsi setiap harinya sesuai kelompok umur.

"Namun, kita lihat kepatuhan terhadap penyajian menunya selama tiga bulan bagaimana hasilnya dengan pendampingan kader," katanya.

Dia mengatakan secara umum kondisi kasus tunting di Boyolali sudah terkendali. Artinya, jumlah kasus stunting di Boyolali dibandingkan kasus nasional masih di bawahnya

Jumlah balita stunting berdasarkan indikator tinggi badan dibagi umur, di Boyolali per Agustus 2022, dari jumlah 64.773 anak balita ditimbang sebanyak 4.825 kasus atau sekitar 7,4 persen, sedangkan dibanding nasional pada angka sekitar 21 persen. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024