Batang (ANTARA) - PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, siap mempercepat pembangunan infrastruktur seperti jaringan pipa gas, jaringan air baku, dan pengolahan limbah di Grand Batang City yang ditargetkan selesai pada 2023.
Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan dalam keterangan tertulis, Kamis, di Batang, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih mempelajari Peraturan Presiden tentang proyek strategis nasional (PSN) terkait dengan percepatan pembangunan di KITB.
"Jadi nanti saya lapor kepada dua menteri koordinator (Menko) yang menjadi ketua tim koordinasi lima menteri di bawah Menko yang mendapat mandat dari Peraturan Presiden tersebut. Oleh karena itu, kami mohon doanya agar percepatanya KITB bisa terlaksana," katanya.
Ia mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan jajaran direksi sebelumnya karena dalam waktu dua tahun sudah melakukan perubahan fundamental di kawasan industri ini.
"Menurut kami, apa yang sudah mereka laksanakan ditambah dukungan dari Pemkab Batang, Pemprov Jateng, dan kementerian teknis terutama PUPR sudah baik sekali," katanya.
Dikatakan, pada fase pertama seluas 450 hektare sudah ada 7 investor yang telah melaksanakan tanda tangan kontrak perjanjian pemanfaatan tanah industri (PPTI) di Grand Batang City.
Kemudian, lanjut dia, sekitar 9 investor kini dalam proses menuju kontrak sehingga diharapkan pada tahun ini terdapat 16 investor yang berkomitmen dengan Grand Batang City.
Ngurah Wirawan menyebutkan berdirinya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) diproyeksikan dapat menyerap 282 ribu tenaga kerja hingga tahun 2031.
Adapun dalam jangka yang lebih pendek yaitu 2023 dibutuhkan tenaga kerja mencapai 20.533 orang. Hal ini sejalan dengan amanah Presiden Joko Widodo bahwa salah satu tujuan utama dibangun nya Kawasan Industri Terpadu Batang adalah untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.
"Sesuai daftar investor saat ini diperkirakan bisa menyerap 2 ribu sampai 3 ribu tenaga kerja secara bertahap," katanya.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan meski ada pergantian jajaran direksi Kawasan Industri Terpadu batang, kerja sama yang telah dibangun dengan Pemkab Batang bisa lebih diintensifkan dan tetap bersinergi.
"Menerjemahkan arah itu, kami harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Nanti prioritas tenaga kerja yang dibutuhkan KIT Batang sesuai dengan kompetensinya. Saat ini sudah dilakukan kerja sama untuk mendata, menginventarisasi, pemetaan (mapping) tenaga kerja yang dibutuhkan," katanya.
Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan dalam keterangan tertulis, Kamis, di Batang, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih mempelajari Peraturan Presiden tentang proyek strategis nasional (PSN) terkait dengan percepatan pembangunan di KITB.
"Jadi nanti saya lapor kepada dua menteri koordinator (Menko) yang menjadi ketua tim koordinasi lima menteri di bawah Menko yang mendapat mandat dari Peraturan Presiden tersebut. Oleh karena itu, kami mohon doanya agar percepatanya KITB bisa terlaksana," katanya.
Ia mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan jajaran direksi sebelumnya karena dalam waktu dua tahun sudah melakukan perubahan fundamental di kawasan industri ini.
"Menurut kami, apa yang sudah mereka laksanakan ditambah dukungan dari Pemkab Batang, Pemprov Jateng, dan kementerian teknis terutama PUPR sudah baik sekali," katanya.
Dikatakan, pada fase pertama seluas 450 hektare sudah ada 7 investor yang telah melaksanakan tanda tangan kontrak perjanjian pemanfaatan tanah industri (PPTI) di Grand Batang City.
Kemudian, lanjut dia, sekitar 9 investor kini dalam proses menuju kontrak sehingga diharapkan pada tahun ini terdapat 16 investor yang berkomitmen dengan Grand Batang City.
Ngurah Wirawan menyebutkan berdirinya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) diproyeksikan dapat menyerap 282 ribu tenaga kerja hingga tahun 2031.
Adapun dalam jangka yang lebih pendek yaitu 2023 dibutuhkan tenaga kerja mencapai 20.533 orang. Hal ini sejalan dengan amanah Presiden Joko Widodo bahwa salah satu tujuan utama dibangun nya Kawasan Industri Terpadu Batang adalah untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.
"Sesuai daftar investor saat ini diperkirakan bisa menyerap 2 ribu sampai 3 ribu tenaga kerja secara bertahap," katanya.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan meski ada pergantian jajaran direksi Kawasan Industri Terpadu batang, kerja sama yang telah dibangun dengan Pemkab Batang bisa lebih diintensifkan dan tetap bersinergi.
"Menerjemahkan arah itu, kami harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Nanti prioritas tenaga kerja yang dibutuhkan KIT Batang sesuai dengan kompetensinya. Saat ini sudah dilakukan kerja sama untuk mendata, menginventarisasi, pemetaan (mapping) tenaga kerja yang dibutuhkan," katanya.