Semarang (ANTARA) - SDN Sarwadadi 03 berkomitmen untuk terus menanamkan karakter dan budi pekerti luhur sesuai nilai-nilai Pancasila, salah satunya dengan menyelenggarakan program Si Panca atau Simulasi Pelajar Pancasila.
Laila, guru pembimbing program Si Panca sekaligus Kepala Sekolah di SDN Sarwadadi 03 Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Semarang, Jumat menjelaskan pentingnya kegiatan simulasi karakter pelajar Pancasila salah satunya untuk mengingatkan kembali peserta didik setelah dua tahun belajar dari rumah.
Ditambah lagi dua tahun belajar dari rumah selama masa pandemi, menurut Laila, membuat budi pekerti dan sopan santun pada diri siswa mulai luntur.
“Untuk itu perlu sekali dilakukan silmulasi oleh guru sebagai role model yang langsung memberi contoh dengan bahasa tubuh dan bahasa lisan untuk diikuti oleh siswa," katanya.
Laila menjelaskan kegiatan simulasi dilakukan setiap Hari Sabtu dan fokus pada sopan santun antarwarga sekolah, yaitu etika terhadap guru dan sesama siswa.
Siswa SDN Sarwadadi 03 mengikuti simulasi penanaman karakter dan budi pekerti luhur sesuai nilai-nilai Pancasila. ANTARA/Ist
Baca juga: Disdikbud Kendal selaraskan RKA berbasis permasalahan di rapor pendidikan
Baca juga: Klub Literasi, lahirkan jurnalis cilik
Guru mengajak siswa mempraktikkan etika yang salah dan etika yang benar, sehingga siswa bisa membedakan mana etika yang seharusnya diterapkan.
Ia mencontohkan saat berpapasan dengan guru siswa hanya sekadar lewat merupakan sikap yang salah, seharusnya siswa melakukan senyum, sapa, dan salam (benar).
Etika antarsesama siswa siswa diterapkan dengan mempraktikkan empat kata ajaib yakni maaf, tolong, terima kasih, dan permisi melalui lagu “Kalau berbuat salah bilang maaf, maaf! Kalau butuh bantuan bilang tolong, tolong! Kalau dapat hadiah ucap terima kasih, kalau mau lewat ucap permisi, permisi!” -memakai notasi lagu “Kalau Kau Suka Hati Tepuk Tangan”-
Laila berharap setelah kegiatan simulasi, etika dan sopan santun tersebut akan menjadi kegiatan pembiasaan karakter yang dilakukan setiap hari.
Baca juga: MIKIR, Pendekatan belajar yang fleksible
Penulis*: Lailatul Qodriyah, S.Pd.SD
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation &
Kepala SDN Sarwadadi 03 Kabupaten Cilacap
Baca juga: Siswa Bintang, Program unggulan SDN Sendangmulyo 02 Semarang
Laila, guru pembimbing program Si Panca sekaligus Kepala Sekolah di SDN Sarwadadi 03 Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Semarang, Jumat menjelaskan pentingnya kegiatan simulasi karakter pelajar Pancasila salah satunya untuk mengingatkan kembali peserta didik setelah dua tahun belajar dari rumah.
Ditambah lagi dua tahun belajar dari rumah selama masa pandemi, menurut Laila, membuat budi pekerti dan sopan santun pada diri siswa mulai luntur.
“Untuk itu perlu sekali dilakukan silmulasi oleh guru sebagai role model yang langsung memberi contoh dengan bahasa tubuh dan bahasa lisan untuk diikuti oleh siswa," katanya.
Laila menjelaskan kegiatan simulasi dilakukan setiap Hari Sabtu dan fokus pada sopan santun antarwarga sekolah, yaitu etika terhadap guru dan sesama siswa.
Baca juga: Disdikbud Kendal selaraskan RKA berbasis permasalahan di rapor pendidikan
Baca juga: Klub Literasi, lahirkan jurnalis cilik
Guru mengajak siswa mempraktikkan etika yang salah dan etika yang benar, sehingga siswa bisa membedakan mana etika yang seharusnya diterapkan.
Ia mencontohkan saat berpapasan dengan guru siswa hanya sekadar lewat merupakan sikap yang salah, seharusnya siswa melakukan senyum, sapa, dan salam (benar).
Etika antarsesama siswa siswa diterapkan dengan mempraktikkan empat kata ajaib yakni maaf, tolong, terima kasih, dan permisi melalui lagu “Kalau berbuat salah bilang maaf, maaf! Kalau butuh bantuan bilang tolong, tolong! Kalau dapat hadiah ucap terima kasih, kalau mau lewat ucap permisi, permisi!” -memakai notasi lagu “Kalau Kau Suka Hati Tepuk Tangan”-
Laila berharap setelah kegiatan simulasi, etika dan sopan santun tersebut akan menjadi kegiatan pembiasaan karakter yang dilakukan setiap hari.
Baca juga: MIKIR, Pendekatan belajar yang fleksible
Penulis*: Lailatul Qodriyah, S.Pd.SD
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation &
Kepala SDN Sarwadadi 03 Kabupaten Cilacap
Baca juga: Siswa Bintang, Program unggulan SDN Sendangmulyo 02 Semarang