Semarang (ANTARA) - Group of Twenty (G20) EMPOWER Presidensi Indonesia menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Microsoft Indonesia untuk pelaksanaan program Code; Without Barriers, program yang memungkinkan talenta perempuan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital inklusif melalui partisipasi dan inovasi di bidang teknologi.
Penandatanganan MoU yang berlangsung di salah satu hotel di Jakarta, Rabu (6/7/2022) tersebut dilakukan Chair G20 EMPOWER Indonesia Yessie D. Yosetya dan Co-Chair G20 EMPOWER Indonesia Rinawati Prihatiningsih, serta Krishna Worotikan, selaku Chief Financial Officer Microsoft Indonesia.
Yessie D. Yosetya juga menjabat sebagai Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata, sedangkan Rinawati Prihatiningsih menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO), sekaligus salah satu pemilik PT Infinite Berkah Energi dan juga Wakil Ketua Umum Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Ketenagakerjaan IWAPI.
Yessie mengatakan penandatanganan kerja sama tersebut sejalan dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia 2022 “Recover Together, Recover Stronger” dan tema utama ketiga G20 Empower 2022 yaitu membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.
Kemitraan dengan Microsoft Indonesia sebagai salah satu implementasi dari upaya untuk menutup kesenjangan gender ekonomi yang selama ini terjadi dengan mendorong pengembangan kompetensi dan sekaligus menciptakan peluang bagi kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang teknologi digital, karena akan diikuti dengan pelatihan keterampilan, pemberian sertifikasi, dan pembukaan kesempatan kerja bagi perempuan.
Baca juga: Ini yang dibahas TIIWG G20 di Solo
Rina Prihatiningsih menjelaskan kerja sama melalui program Code, Without Barriers akan berfokus pada empat hal. Pertama, mendorong kesadaran, advokasi, mempengaruhi perubahan, dan mewujudkan kepemimpinan perempuan melalui ide dan pemikirannya tanpa memandang kemampuan dalam teknologi.
Kedua, menyediakan akses ke peluang dalam teknologi melalui keterampilan digital dan komunitas yang terhubung. Ketiga, menciptakan ekosistem dan komunitas perempuan yang kuat dalam kecerdasan buatan dan teknologi untuk mempercepat transformasi serta inovasi digital nasional.
Keempat, meningkatkan kemampuan kerja, yang meliputi job shadowing atau pelatihan kerja dengan mentor yang lebih berpengalaman, magang, bimbingan, menciptakan peluang kerja, dan perekrutan yang beragam.
"G20 EMPOWER ke depan, semakin banyak perempuan yang menguasai teknologi digital, sehingga mereka memiliki akses yang kuat untuk meraih manfaat dari terus berkembangnya digitalisasi serta ekonomi digital di seluruh dunia. Apalagi, diprediksi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital hingga sebesar Rp1.700 triliun pada 2025 nanti,” kata Rina.
Baca juga: Hadiri TIIWG, delegasi 14 negara anggota G20 mulai berdatangan ke Solo
Menurutdata dari Boston Consulting Group tahun 2020, partisipasi tenaga kerja perempuan dalam industri teknologi di Asia Tenggara ada di kisaran 32 persen. Secara khusus di Indonesia, angka tersebut berada di 22 persen yang menunjukkan masih besarnya peluang perlu dan dapat dibuka bagi perempuan untuk semakin berkontribusi terhadap industri teknologi.
Nina Wirahadikusumah, Business Strategy Director Microsoft Indonesia yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut mengatakan pihaknya percaya untuk mencapai pemulihan ekonomi yang benar-benar inklusif, dan untuk mendukung ekonomi digital Indonesia, lebih banyak perempuan perlu memperoleh keterampilan digital.
"Selain untuk mendukung kesetaraan, bisnis yang memiliki keberagaman gender juga diyakini memiliki performa yang lebih baik. Menurut McKinsey, memajukan kesetaraan gender sejak sekarang dapat menambah US$13 triliun ke dalam PDB global pada tahun 2030 mendatang. Itulah sebabnya kami merasa sangat terhormat dapat berkolaborasi dengan G20 EMPOWER untuk mendukung pemberdayaan perempuan di Indonesia," katanya.
Baca juga: Dukung Presidensi G20, seniman Solo buat mural para pemimpin dunia
Melalui partisipasi G20 EMPOWER di Code; Without Barriers, diharapkan pemberdayaan perempuan di Indonesia akan semakin terakselerasi, sambil di saat yang bersamaan memberikan inspirasi bagi perusahaan serta komunitas dari negara-negara di Asia Pasifik lainnya. Bahkan, sejalan dengan penyelenggaraan G20 di Indonesia, kolaborasi ini juga dapat memberikan inspirasi bagi negara-negara peserta G20 lainnya mengenai berbagai upaya nyata untuk melibatkan perempuan dalam pertumbuhan ekonomi.
G20 EMPOWER dan Microsoft Indonesia sendiri berharap kolaborasi tersebut dapat mengaktifkan keragaman di dalam perusahaan G20 EMPOWER Advocates yang bertujuan untuk melatih dan memberikan sertifikasi teknologi bagi 30 persen wanita dari perusahaan yang berpartisipasi dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, kolaborasi tersebut juga diharapkan dapat semakin membuka akses kerja dan pengembangan karier bagi talenta perempuan di Indonesia secara lebih luas, serta mendorong keterlibatan pemimpin teknologi perempuan dalam melakukan coaching dan mentoring untuk menginspirasi dan memberdayakan lebih banyak lagi talenta perempuan di bidang teknologi.
Penandatanganan MoU yang berlangsung di salah satu hotel di Jakarta, Rabu (6/7/2022) tersebut dilakukan Chair G20 EMPOWER Indonesia Yessie D. Yosetya dan Co-Chair G20 EMPOWER Indonesia Rinawati Prihatiningsih, serta Krishna Worotikan, selaku Chief Financial Officer Microsoft Indonesia.
Yessie D. Yosetya juga menjabat sebagai Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata, sedangkan Rinawati Prihatiningsih menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO), sekaligus salah satu pemilik PT Infinite Berkah Energi dan juga Wakil Ketua Umum Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Ketenagakerjaan IWAPI.
Yessie mengatakan penandatanganan kerja sama tersebut sejalan dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia 2022 “Recover Together, Recover Stronger” dan tema utama ketiga G20 Empower 2022 yaitu membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.
Kemitraan dengan Microsoft Indonesia sebagai salah satu implementasi dari upaya untuk menutup kesenjangan gender ekonomi yang selama ini terjadi dengan mendorong pengembangan kompetensi dan sekaligus menciptakan peluang bagi kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang teknologi digital, karena akan diikuti dengan pelatihan keterampilan, pemberian sertifikasi, dan pembukaan kesempatan kerja bagi perempuan.
Baca juga: Ini yang dibahas TIIWG G20 di Solo
Rina Prihatiningsih menjelaskan kerja sama melalui program Code, Without Barriers akan berfokus pada empat hal. Pertama, mendorong kesadaran, advokasi, mempengaruhi perubahan, dan mewujudkan kepemimpinan perempuan melalui ide dan pemikirannya tanpa memandang kemampuan dalam teknologi.
Kedua, menyediakan akses ke peluang dalam teknologi melalui keterampilan digital dan komunitas yang terhubung. Ketiga, menciptakan ekosistem dan komunitas perempuan yang kuat dalam kecerdasan buatan dan teknologi untuk mempercepat transformasi serta inovasi digital nasional.
Keempat, meningkatkan kemampuan kerja, yang meliputi job shadowing atau pelatihan kerja dengan mentor yang lebih berpengalaman, magang, bimbingan, menciptakan peluang kerja, dan perekrutan yang beragam.
"G20 EMPOWER ke depan, semakin banyak perempuan yang menguasai teknologi digital, sehingga mereka memiliki akses yang kuat untuk meraih manfaat dari terus berkembangnya digitalisasi serta ekonomi digital di seluruh dunia. Apalagi, diprediksi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital hingga sebesar Rp1.700 triliun pada 2025 nanti,” kata Rina.
Baca juga: Hadiri TIIWG, delegasi 14 negara anggota G20 mulai berdatangan ke Solo
Menurutdata dari Boston Consulting Group tahun 2020, partisipasi tenaga kerja perempuan dalam industri teknologi di Asia Tenggara ada di kisaran 32 persen. Secara khusus di Indonesia, angka tersebut berada di 22 persen yang menunjukkan masih besarnya peluang perlu dan dapat dibuka bagi perempuan untuk semakin berkontribusi terhadap industri teknologi.
Nina Wirahadikusumah, Business Strategy Director Microsoft Indonesia yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut mengatakan pihaknya percaya untuk mencapai pemulihan ekonomi yang benar-benar inklusif, dan untuk mendukung ekonomi digital Indonesia, lebih banyak perempuan perlu memperoleh keterampilan digital.
"Selain untuk mendukung kesetaraan, bisnis yang memiliki keberagaman gender juga diyakini memiliki performa yang lebih baik. Menurut McKinsey, memajukan kesetaraan gender sejak sekarang dapat menambah US$13 triliun ke dalam PDB global pada tahun 2030 mendatang. Itulah sebabnya kami merasa sangat terhormat dapat berkolaborasi dengan G20 EMPOWER untuk mendukung pemberdayaan perempuan di Indonesia," katanya.
Baca juga: Dukung Presidensi G20, seniman Solo buat mural para pemimpin dunia
Melalui partisipasi G20 EMPOWER di Code; Without Barriers, diharapkan pemberdayaan perempuan di Indonesia akan semakin terakselerasi, sambil di saat yang bersamaan memberikan inspirasi bagi perusahaan serta komunitas dari negara-negara di Asia Pasifik lainnya. Bahkan, sejalan dengan penyelenggaraan G20 di Indonesia, kolaborasi ini juga dapat memberikan inspirasi bagi negara-negara peserta G20 lainnya mengenai berbagai upaya nyata untuk melibatkan perempuan dalam pertumbuhan ekonomi.
G20 EMPOWER dan Microsoft Indonesia sendiri berharap kolaborasi tersebut dapat mengaktifkan keragaman di dalam perusahaan G20 EMPOWER Advocates yang bertujuan untuk melatih dan memberikan sertifikasi teknologi bagi 30 persen wanita dari perusahaan yang berpartisipasi dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, kolaborasi tersebut juga diharapkan dapat semakin membuka akses kerja dan pengembangan karier bagi talenta perempuan di Indonesia secara lebih luas, serta mendorong keterlibatan pemimpin teknologi perempuan dalam melakukan coaching dan mentoring untuk menginspirasi dan memberdayakan lebih banyak lagi talenta perempuan di bidang teknologi.