Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengharapkan Kongres ke-21 IAI yang akan digelar di Lampung pada 27-29 Juni 2022 melahirkan pemimpin muda yang visioner.
"Menjelang pelaksanaan kongres yang semakin dekat, namun belum ada kandidat jelas siapa pemimpin masa mendatang. Bahkan, dinamika organisasi saat ini juga terkesan membingungkan," kata Ketua Pengurus Cabang IAI Kabupaten Banyumas Hafid Nasruddin di Purwokerto, Banyumas, Rabu malam.
Ia mengatakan sebagai organisasi yang memiliki peran strategis, Pengurus Pusat IAI perlu dipimpin sosok muda yang energik, visioner, mampu berjejaring, dan memiliki peran dalam mengembangkan organisasi ke depan.
Selain itu, calon Ketua Umum Pengurus Pusat IAI yang akan maju di Kongres ke-21 juga harus memiliki visi dan misi yang jelas, tegas, serta memiliki indikator terukur dalam memajukan organisasi.
"Peran tersebut juga harus didukung dengan networking yang luas. Kandidat tersebut juga harus pernah menjabat sebagai pengurus IAI apa pun levelnya," katanya.
Hafid mengakui jika saat ini telah muncul beberapa nama yang akan maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, antara lain Drs Apt Nurul Falah Edy Pariang yang merupakan petahana selama dua periode, Dr Apt Abdurrohim MKes, Brigadir Jenderal Polisi Drs Mufti Jusnir, Apt Novendi Rustam Efendi, dan Apt Lilik Yusuf Indrajaya SE MBA.
Dari lima calon tersebut, kata dia, empat orang di antaranya tidak bisa menggambarkan kriteria muda, energik, dan inovatif. "Kriteria tersebut tidak bisa digambarkan oleh calon satu, dua, tiga, dan empat," katanya menegaskan.
Ia mengatakan dalam suatu organisasi harus ada regenerasi, sehingga pihaknya menginginkan sosok pemimpin yang bisa memperkuat praktik apoteker, bisa membawa organisasi dan profesi ke arah yang lebih baik.
"Dari sekian banyak calon dengan keunggulan masing-masing, hal tersebut harus bisa diwujudkan kelak ketika memimpin organisasi," katanya menegaskan.
Kendati demikian, dia mengakui dalam tubuh IAI hingga saat sekarang belum menganut "one man, one vote" (satu orang, satu suara), karena masih menggunakan prinsip keterwakilan. Dalam hal ini, suara yang diakui adalah suara Ketua Pengurus Daerah IAI.
Lebih lanjut, Hafid mengatakan Ikatan Apoteker Indonesia dengan segala dinamikanya harus bertransformasi, harus reformasi, dan harus ada proses regenerasi.
Ia mengharapkan pemimpin IAI ke depan adalah pemimpin yang betul-betul memperjuangkan kesejahteraan anggota dan mewujudkan apoteker yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Semoga Ikatan Apoteker Indonesia ke depan bisa menjadi lebih baik dengan dipimpin oleh ketua umum yang berkompeten," kata Hafid.
"Menjelang pelaksanaan kongres yang semakin dekat, namun belum ada kandidat jelas siapa pemimpin masa mendatang. Bahkan, dinamika organisasi saat ini juga terkesan membingungkan," kata Ketua Pengurus Cabang IAI Kabupaten Banyumas Hafid Nasruddin di Purwokerto, Banyumas, Rabu malam.
Ia mengatakan sebagai organisasi yang memiliki peran strategis, Pengurus Pusat IAI perlu dipimpin sosok muda yang energik, visioner, mampu berjejaring, dan memiliki peran dalam mengembangkan organisasi ke depan.
Selain itu, calon Ketua Umum Pengurus Pusat IAI yang akan maju di Kongres ke-21 juga harus memiliki visi dan misi yang jelas, tegas, serta memiliki indikator terukur dalam memajukan organisasi.
"Peran tersebut juga harus didukung dengan networking yang luas. Kandidat tersebut juga harus pernah menjabat sebagai pengurus IAI apa pun levelnya," katanya.
Hafid mengakui jika saat ini telah muncul beberapa nama yang akan maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Pusat IAI, antara lain Drs Apt Nurul Falah Edy Pariang yang merupakan petahana selama dua periode, Dr Apt Abdurrohim MKes, Brigadir Jenderal Polisi Drs Mufti Jusnir, Apt Novendi Rustam Efendi, dan Apt Lilik Yusuf Indrajaya SE MBA.
Dari lima calon tersebut, kata dia, empat orang di antaranya tidak bisa menggambarkan kriteria muda, energik, dan inovatif. "Kriteria tersebut tidak bisa digambarkan oleh calon satu, dua, tiga, dan empat," katanya menegaskan.
Ia mengatakan dalam suatu organisasi harus ada regenerasi, sehingga pihaknya menginginkan sosok pemimpin yang bisa memperkuat praktik apoteker, bisa membawa organisasi dan profesi ke arah yang lebih baik.
"Dari sekian banyak calon dengan keunggulan masing-masing, hal tersebut harus bisa diwujudkan kelak ketika memimpin organisasi," katanya menegaskan.
Kendati demikian, dia mengakui dalam tubuh IAI hingga saat sekarang belum menganut "one man, one vote" (satu orang, satu suara), karena masih menggunakan prinsip keterwakilan. Dalam hal ini, suara yang diakui adalah suara Ketua Pengurus Daerah IAI.
Lebih lanjut, Hafid mengatakan Ikatan Apoteker Indonesia dengan segala dinamikanya harus bertransformasi, harus reformasi, dan harus ada proses regenerasi.
Ia mengharapkan pemimpin IAI ke depan adalah pemimpin yang betul-betul memperjuangkan kesejahteraan anggota dan mewujudkan apoteker yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Semoga Ikatan Apoteker Indonesia ke depan bisa menjadi lebih baik dengan dipimpin oleh ketua umum yang berkompeten," kata Hafid.