Purwokerto (ANTARA) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar pelatihan perbankan syariah bagi mahasiwa.

Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Komisariat Unsoed, Laboratorium Ekonomi Syariah dan Produk Halal, serta Laboratorium Perbankan tersebut digelar secara luring di Gedung G Program Internasional FEB Unsoed, Sabtu (4/6).

Saat membuka pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah kepada mahasiswa itu, Ketua IAEI Komisariat Unsoed Yudha Aryo Sudibyo, S.E., M.Sc., Ak, Ph.D., C.A. mengharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi modal untuk mahasiswa dalam memahami proses bisnis perbankan syariah.

"Pelatihan ini terdiri dari tiga materi utama yang diisi langsung oleh Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang (KC) Purwokerto," katanya.

Dalam hal ini, materi pertama mengenai Konsep Perbankan Syariah dibawakan oleh Wahyu Kotabumi Adhi Mail selaku Branch Manager KC Purwokerto Sudirman 2, materi kedua mengenai Digital Banking yang dibawakan oleh Nurindah Dewi Yanriani selaku Funding BSI Purwokerto Sudirman 2, dan materi ketiga mengenai Perencanaan Keuangan untuk Millenial yang dibawakan oleh Evi Muftiviani Hariastuti selaku Funding & Transaction Relationship Manager Area Purwokerto.

Dalam paparannya, Wahyu Kotabumi Adhi Mail mengatakan nilai-nilai dan konsep pada perbankan syariah tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja, melainkan untuk semua orang. 

Baca juga: Puncak rangkaian Dies Natalis Ke-41 FH Unsoed diisi orasi ilmiah

"Selain itu, menilik sejarah perkembangan perbankan Syariah yang terjadi 30 tahun terakhir ternyata telah membuktikan bahwa ketahanan perbankan Syariah telah teruji, melihat ketika bank syariah pertama di Indonesia yang dapat bertahan ketika krisis moneter melanda beberapa dekade yang lalu," katanya.

Sementara itu, Nurindah Dewi membahas sejarah dan proses transformasi perbankan hingga lahirnya BSI pada saat ini.

Menurut dia, perbankan pada awalnya hanya berfokus sebagai media masyarakat dalam menyimpan dan menarik uang dari bank.

Akan tetapi saat ini, kata dia, bank tidak hanya melakukan aktivitas tersebut saja melainkan lebih luas lagi seperti pengajuan bantuan untuk UMKM, media pembayaran beragam kebutuhan masyarakat, transaksi yang dapat dilakukan di mana saja, membuka akun secara daring, dan sebagainya. 

"Hal tersebut telah dilakukan BSI sebagai ajang untuk memenuhi kebutuhan dari para nasabahnya," katanya.

Pemateri terakhir, Evi Muftiviani memberikan tips khususnya bagi para milenial dalam manajemen keuangan mereka. 

Dia mengatakan masalah yang menghantui para milennial adalah "You Only Live Once (YOLO) dan Fear of Missing Out (FOMO)". 

"Milenial harus mampu mengatasi permasalahan tersebut agar dapat menjaga kondisi keuangannya," katanya.

Sementara saat sesi tanya jawab, peserta sangat antusias untuk menanyakan beberapa hal terkait perbankan syariah dan mekanisme produk yang ditawarkan oleh BSI serta mengharapkan adanya pelatihan lanjutan yang mengangkat fokus serupa pada level lanjutan.

Baca juga: Unsoed Purwokerto jalin kerja sama dengan Pemkab Pangandaran
Baca juga: Himabisi Unsoed raih penghargaan dalam Anugerah ASA 2022

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024