Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sejak tahun 2012 banyak menggelontorkan beasiswa, khususnya bagi lulusan SMA/SMK untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, salah satunya
Di , selain beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa tidak mampu dari Kemendikbud Ristek, juga ada beasiswa dari berbagai lembaga.
Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum tahu dan belum memanfaatkan berbagai fasilitas beasiswa itu. Sejatinya, melalui beasiswa itu, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat miskin untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, karena tidak memiliki uang.
"Di target="_blank">
Kegiatan yang diikuti 350 siswa kelas XII dalam rangka persiapan menghadapi ujian sekolah/studi lanjut dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) itu dibuka oleh Kepala SMAN 1 Purwareja Klampok Drs. Amin Shodiq, .
Kegiatan "Training Motivasi" tersebut sebagai kelanjutan dari kegiatan Riset Keilmuan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) beserta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dengan Ketua tim riset Dr. Adhi Iman Sulaiman yang beranggota Dr. Toto Sugito dan Dr. Shinta Prastiyanti.
Tim riset ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa S1 FISIP Drs. Prasetiyo.
Saat memaparkan materi "Optimalisasi Pendidikan Dalam Mewujudkan Generasi Muda Yang Unggul", Toto Sugito mengatakann beasiswa Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi) adalah bantuan biaya pendidikan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Ristek.
Menurut dia, beasiswa tersebut diperuntukkan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi dan prestasi akademik yang baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Selain beasiswa Bidikmisi, kata dia, ada juga beasiswa untuk studi S2 dan S3 di dalam maupun di luar negeri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Baca juga: Mahasiswa asal Papua Nugini lulus Magister Ilmu Manajemen Unsoed Purwokerto
Dalam kesempatan itu, Toto Sugito memberikan tips untuk mendapatkan beasiswa, yakni belajar serius sejak dari SD, SMP, dan SMA juga membangun komunikasi keluarga yang baik.
"Yang penting, tanamkan dalam diri kalian, bahwa pendidikan adalah salah satu cara merubah nasib. Dari miskin menjadi tidak miskin, dan dari biasa menjadi luar biasa, baik prilaku, prestasi maupun kesejahteraan ekonomi," katanya.
Toto Sugito juga berpesan agar para siswa menguatkan keimanan dan memaksimalkan proses belajar, berbuat baik terhadap orang tua, serta berdoa dan tawakal.
Sementara saat menyampaikan materi "Membangun Inspirasi dan Motivasi untuk Meraih Masa Depan yang Kreatif, Produktif, dan Berprestasi", Dr. Adhi Iman Sulaiman memberikan contoh-contoh orang sukses dari keluarga tidak mampu melalui tayangan.
Dalam hal ini, dia mencontohkan seorang remaja yang sukses sebagai petani milenial, anak tukang becak bisa sukses meraih S3 di Inggris dan menjadi dosen, mantan penyanyi dangdut yang sukses menjadi petani di desa, wirausaha pengrajin serta pengusaha batik, dan sebagainya.
"Meraih masa depan itu banyak caranya. Bisa dengan cara melanjutkan studi lanjut ke jenjang S1 baik ke universitas, institut, vokasional, dan akademi sesuai dengan minat siswa. Bisa juga sambil kuliah dengan berwirausaha di berbagai bidang untuk menjadi bagian aktor muda dalam pembangunan," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto luluskan 1.333 wisudawan pada Wisuda Maret 2022
Lebih lanjut, Adhi Iman mengatakan bagi lulusan SMA yang akan melanjutkan kuliah, harus memiliki strategi di antaranya pilih jurusan sesuai minat dan cita-cita.
"Apalagi dapat studi S1, melanjutkan S2, sampai S3 dengan mendapat beasiswa yang terbuka dan dapat diraih seperti saya. Ingat, jangan asal kuliah nanti jadi asal-asalan. Asal sarjana, asal lulus, dan asal kerja," katanya mengingatkan.
Bagi lulusan SMA yang kuliah atau belum /tidak kuliah, kata dia, tetap harus memiliki keterampilan seperti bidang komputer, bahasa asing, sertifikasi keahlian, praktik kerja, dan memperbanyak jejaring atau networking.
Dengan demikian pada saatnya nanti, kata dia, bisa kuliah sambil kerja atau yang berwirausaha dapat meneruskan ke Universitas Terbuka, perguruan tinggi swasta (PTS), dan perguruan tinggi negeri/swasta dengan program vokasional.
Sebagai upaya untuk menghindari kejenuhan, di sela-sela kegiatan diselingi ice breaking yang diwakili oleh Shelviana Mutiara Dewi, mahasiswi Ilmu Komunikasi target="_blank">
Baca juga: KPRI "Kosuku" Unsoed gelar RAT Tutup Buku Tahun 2021
Baca juga: 37 mahasiswa Komunikasi Unsoed ikuti Program Magang MBKM jejaring Iduka
Di , selain beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa tidak mampu dari Kemendikbud Ristek, juga ada beasiswa dari berbagai lembaga.
Hanya saja, masih banyak masyarakat yang belum tahu dan belum memanfaatkan berbagai fasilitas beasiswa itu. Sejatinya, melalui beasiswa itu, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat miskin untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, karena tidak memiliki uang.
"Di target="_blank">
Kegiatan yang diikuti 350 siswa kelas XII dalam rangka persiapan menghadapi ujian sekolah/studi lanjut dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) itu dibuka oleh Kepala SMAN 1 Purwareja Klampok Drs. Amin Shodiq, .
Kegiatan "Training Motivasi" tersebut sebagai kelanjutan dari kegiatan Riset Keilmuan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) beserta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dengan Ketua tim riset Dr. Adhi Iman Sulaiman yang beranggota Dr. Toto Sugito dan Dr. Shinta Prastiyanti.
Tim riset ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa S1 FISIP Drs. Prasetiyo.
Saat memaparkan materi "Optimalisasi Pendidikan Dalam Mewujudkan Generasi Muda Yang Unggul", Toto Sugito mengatakann beasiswa Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi) adalah bantuan biaya pendidikan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Ristek.
Menurut dia, beasiswa tersebut diperuntukkan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi dan prestasi akademik yang baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Selain beasiswa Bidikmisi, kata dia, ada juga beasiswa untuk studi S2 dan S3 di dalam maupun di luar negeri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
Baca juga: Mahasiswa asal Papua Nugini lulus Magister Ilmu Manajemen Unsoed Purwokerto
Dalam kesempatan itu, Toto Sugito memberikan tips untuk mendapatkan beasiswa, yakni belajar serius sejak dari SD, SMP, dan SMA juga membangun komunikasi keluarga yang baik.
"Yang penting, tanamkan dalam diri kalian, bahwa pendidikan adalah salah satu cara merubah nasib. Dari miskin menjadi tidak miskin, dan dari biasa menjadi luar biasa, baik prilaku, prestasi maupun kesejahteraan ekonomi," katanya.
Toto Sugito juga berpesan agar para siswa menguatkan keimanan dan memaksimalkan proses belajar, berbuat baik terhadap orang tua, serta berdoa dan tawakal.
Sementara saat menyampaikan materi "Membangun Inspirasi dan Motivasi untuk Meraih Masa Depan yang Kreatif, Produktif, dan Berprestasi", Dr. Adhi Iman Sulaiman memberikan contoh-contoh orang sukses dari keluarga tidak mampu melalui tayangan.
Dalam hal ini, dia mencontohkan seorang remaja yang sukses sebagai petani milenial, anak tukang becak bisa sukses meraih S3 di Inggris dan menjadi dosen, mantan penyanyi dangdut yang sukses menjadi petani di desa, wirausaha pengrajin serta pengusaha batik, dan sebagainya.
"Meraih masa depan itu banyak caranya. Bisa dengan cara melanjutkan studi lanjut ke jenjang S1 baik ke universitas, institut, vokasional, dan akademi sesuai dengan minat siswa. Bisa juga sambil kuliah dengan berwirausaha di berbagai bidang untuk menjadi bagian aktor muda dalam pembangunan," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto luluskan 1.333 wisudawan pada Wisuda Maret 2022
Lebih lanjut, Adhi Iman mengatakan bagi lulusan SMA yang akan melanjutkan kuliah, harus memiliki strategi di antaranya pilih jurusan sesuai minat dan cita-cita.
"Apalagi dapat studi S1, melanjutkan S2, sampai S3 dengan mendapat beasiswa yang terbuka dan dapat diraih seperti saya. Ingat, jangan asal kuliah nanti jadi asal-asalan. Asal sarjana, asal lulus, dan asal kerja," katanya mengingatkan.
Bagi lulusan SMA yang kuliah atau belum /tidak kuliah, kata dia, tetap harus memiliki keterampilan seperti bidang komputer, bahasa asing, sertifikasi keahlian, praktik kerja, dan memperbanyak jejaring atau networking.
Dengan demikian pada saatnya nanti, kata dia, bisa kuliah sambil kerja atau yang berwirausaha dapat meneruskan ke Universitas Terbuka, perguruan tinggi swasta (PTS), dan perguruan tinggi negeri/swasta dengan program vokasional.
Sebagai upaya untuk menghindari kejenuhan, di sela-sela kegiatan diselingi ice breaking yang diwakili oleh Shelviana Mutiara Dewi, mahasiswi Ilmu Komunikasi target="_blank">
Baca juga: KPRI "Kosuku" Unsoed gelar RAT Tutup Buku Tahun 2021
Baca juga: 37 mahasiswa Komunikasi Unsoed ikuti Program Magang MBKM jejaring Iduka