Jakarta (ANTARA) - Pemilik Chelsea Roman Abramovich mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menjual klub Liga Premier Inggris tersebut.
Dalam sebuah pernyataan di situs resmi klub pada Kamis, taipan asal Rusia itu mengatakan bahwa dia telah membuat "keputusan yang sangat sulit" dan "sangat menyakitkan" untuk menjual Chelsea.
Abramovic menegaskan bahwa dia tidak meminta klub untuk "melunasi hutang" kepadanya dan hasil penjualan akan disumbangkan kepada korban perang.
Pada akhir pekan lalu, dia telah mengatakan bahwa Chelsea akan "diurus dan dirawat" oleh yayasannya setelah Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina pada akhir Februari lalu.
"Saya selalu mengambil keputusan dengan kepentingan terbaik klub," ujar Abramovic yang dikutip BBC.
“Dalam situasi saat ini, saya telah mengambil keputusan untuk menjual klub, karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra klub."
"Penjualan klub tidak akan dipercepat, tetapi akan mengikuti proses yang semestinya. Saya tidak akan meminta pinjaman apa pun untuk dilunasi," tambahnya.
"Saya telah menginstruksikan tim saya untuk mendirikan yayasan amal di mana semua hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan. Yayasan itu akan bermanfaat bagi semua korban perang di Ukraina."
Abramovich membeli Chelsea pada 2003 senilai 140 juta poundsterling. Usai akuisisi tersebut, dia mengatakan bahwa langkah itu "tidak pernah tentang bisnis atau uang, tetapi tentang hasrat murni untuk sepak bola dan klub."
Seorang miliarder asal Swiss, Hansjorg Wyss mengatakan bahwa dia ditawari kesempatan untuk membeli Chelsea.
Wyss mengatakan Abramovich ingin "cepat menjual Chelsea" setelah aset-aset miliknya terancam disita pemerintah Inggris. Pengusaha berusia 55 tahun itu diduga memiliki ikatan kuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi hal itu dibantah olehnya.
Dia mengatakan "semua hasil bersih dari penjualan" akan disumbangkan kepada "korban perang di Ukraina".
Menurut laporan BBC, Abramovich menghargai klub tersebut dengan nilai 3 miliar poundsterling (sekitar Rp57 triliun).
Dalam sebuah pernyataan di situs resmi klub pada Kamis, taipan asal Rusia itu mengatakan bahwa dia telah membuat "keputusan yang sangat sulit" dan "sangat menyakitkan" untuk menjual Chelsea.
Abramovic menegaskan bahwa dia tidak meminta klub untuk "melunasi hutang" kepadanya dan hasil penjualan akan disumbangkan kepada korban perang.
Pada akhir pekan lalu, dia telah mengatakan bahwa Chelsea akan "diurus dan dirawat" oleh yayasannya setelah Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina pada akhir Februari lalu.
"Saya selalu mengambil keputusan dengan kepentingan terbaik klub," ujar Abramovic yang dikutip BBC.
“Dalam situasi saat ini, saya telah mengambil keputusan untuk menjual klub, karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra klub."
"Penjualan klub tidak akan dipercepat, tetapi akan mengikuti proses yang semestinya. Saya tidak akan meminta pinjaman apa pun untuk dilunasi," tambahnya.
"Saya telah menginstruksikan tim saya untuk mendirikan yayasan amal di mana semua hasil bersih dari penjualan akan disumbangkan. Yayasan itu akan bermanfaat bagi semua korban perang di Ukraina."
Abramovich membeli Chelsea pada 2003 senilai 140 juta poundsterling. Usai akuisisi tersebut, dia mengatakan bahwa langkah itu "tidak pernah tentang bisnis atau uang, tetapi tentang hasrat murni untuk sepak bola dan klub."
Seorang miliarder asal Swiss, Hansjorg Wyss mengatakan bahwa dia ditawari kesempatan untuk membeli Chelsea.
Wyss mengatakan Abramovich ingin "cepat menjual Chelsea" setelah aset-aset miliknya terancam disita pemerintah Inggris. Pengusaha berusia 55 tahun itu diduga memiliki ikatan kuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi hal itu dibantah olehnya.
Dia mengatakan "semua hasil bersih dari penjualan" akan disumbangkan kepada "korban perang di Ukraina".
Menurut laporan BBC, Abramovich menghargai klub tersebut dengan nilai 3 miliar poundsterling (sekitar Rp57 triliun).