Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan skenario untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 seiring dengan dugaan varian Omicron telah masuk wilayah itu.
"Sampai saat ini, hasil pemeriksaan WGS-nya (Whole Genome Sequencing) belum keluar. Namun kalau dilihat dari hasil pemeriksaan SGTF (S-gene Target Failure), kemungkinan Omicron memang sudah masuk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto di Purwokerto, Banyumas, Jumat.
Pihaknya telah mengirimkan 10 sampel untuk dilakukan pemeriksaan SGTF di laboratorium dan hasilnya sembilan sampel di antaranya dinyatakan probable varian Omicron.
SGTF merupakan metode pemeriksaan reaksi berantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) secara spesifik untuk mengidentifikasi kasus suspek atau probable varian Omicron. Dalam hal ini, S-gene salah satu elemen virus yang tidak ada pada varian Omicron akibat mutasi yang dialami.
Jika S-gene tidak terdeteksi kemungkinan besar sampel yang diperiksa merupakan varian Omicron sehingga perlu dikonfirmasi melalui pemeriksaan WGS.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan WGS terhadap sembilan sampel yang probable varian Omicron tersebut," kata Sadiyanto.
Dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19 sehingga Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan skenario untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Langkah antisipasinya, pertama, bagi yang bergejala berat akan dirujuk ke rumah sakit dan saat ini ada 10 orang, bagi yang bergejala ringan menjalani isolasi terpusat di Rumah Karantina Baturraden, sedangkan yang tidak bergejala menjalani isolasi mandiri," katanya.
Ia mengatakan langkah antisipasi kedua, yakni menggelar gerebek vaksinasi yang menyasar warga lanjut usia dan komorbid karena berisiko tertular COVID-19.
Dia mengatakan gerebek vaksinasi digelar Pemkab Banyumas bersama TNI/Polri dan pihak terkait lainnya ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu.
"Gerebek vaksinasi telah berjalan satu minggu dan diharapkan selesai dalam satu pekan ke depan. Saat ini cakupan vaksinasi bagi lansia telah mencapai kisaran 76 persen dari target 194.112 sasaran," katanya.
Selain itu, pihaknya terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Sadiyanto memastikan ketersediaan obat-obatan dan oksigen bagi pasien COVID-19 di Banyumas hingga saat ini masih mencukupi kebutuhan.
"Sampai saat ini, hasil pemeriksaan WGS-nya (Whole Genome Sequencing) belum keluar. Namun kalau dilihat dari hasil pemeriksaan SGTF (S-gene Target Failure), kemungkinan Omicron memang sudah masuk," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto di Purwokerto, Banyumas, Jumat.
Pihaknya telah mengirimkan 10 sampel untuk dilakukan pemeriksaan SGTF di laboratorium dan hasilnya sembilan sampel di antaranya dinyatakan probable varian Omicron.
SGTF merupakan metode pemeriksaan reaksi berantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) secara spesifik untuk mengidentifikasi kasus suspek atau probable varian Omicron. Dalam hal ini, S-gene salah satu elemen virus yang tidak ada pada varian Omicron akibat mutasi yang dialami.
Jika S-gene tidak terdeteksi kemungkinan besar sampel yang diperiksa merupakan varian Omicron sehingga perlu dikonfirmasi melalui pemeriksaan WGS.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan WGS terhadap sembilan sampel yang probable varian Omicron tersebut," kata Sadiyanto.
Dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19 sehingga Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan skenario untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Langkah antisipasinya, pertama, bagi yang bergejala berat akan dirujuk ke rumah sakit dan saat ini ada 10 orang, bagi yang bergejala ringan menjalani isolasi terpusat di Rumah Karantina Baturraden, sedangkan yang tidak bergejala menjalani isolasi mandiri," katanya.
Ia mengatakan langkah antisipasi kedua, yakni menggelar gerebek vaksinasi yang menyasar warga lanjut usia dan komorbid karena berisiko tertular COVID-19.
Dia mengatakan gerebek vaksinasi digelar Pemkab Banyumas bersama TNI/Polri dan pihak terkait lainnya ditargetkan selesai dalam waktu dua minggu.
"Gerebek vaksinasi telah berjalan satu minggu dan diharapkan selesai dalam satu pekan ke depan. Saat ini cakupan vaksinasi bagi lansia telah mencapai kisaran 76 persen dari target 194.112 sasaran," katanya.
Selain itu, pihaknya terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Sadiyanto memastikan ketersediaan obat-obatan dan oksigen bagi pasien COVID-19 di Banyumas hingga saat ini masih mencukupi kebutuhan.