Semarang (ANTARA) - PLN berkomitmen terus menggencarkan program Electrifying Agriculture di Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta untuk meningkatkan produktivitas usaha para petani.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta M. Irwansyah Putra mengatakan dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan Jateng akan mendapatkan tambahan tenaga listrik 5.000 Mega Watt (MW) yang harus dimanfaatkan.

“Ini energi yang perlu kita manfaatkan karena Jateng sekarang tak melihat rasio elektrifikasi. Jateng sudah mengukur dari pemakaian rata-rata per kapita yang terpakai, bukan lagi tolok ukur dengan rasio elektrifikasi. Ini terobosan, tiga langkah maju,” terangnya.

Untuk mendongkrak pemakaian listrik di Jateng menurut Irwansyah dilakukan dengan pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi, intensifikasi dilakukan dengan meningkatkan pemakaian para pelanggan agar lebih produktif agar taraf hidup bisa meningkat.

Sedangkan ekstensifikasi dilakukan dengan melihat peluang di kalangan masyarakat pengguna mesin diesel agar mereka bisa beralih ke energi listrik dengan inovasi yang dilakukan oleh PLN dan bisa memberikan kemudahan masyarakat.

“Maka Electrifying Agriculture ini ditumbuhkembangkan, bagaimana meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah. Bukan hanya listrik masuk desa. Tapi sekarang lebih kepada listrik masuk ke sawah, terjangkau dan andal di berbagai sektor,” kata dia.

Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan ketersediaan atau suplai tenaga listrik di Jateng dilaporkan telah melebihi kebutuhan atau over supply sebesar 25,9 persen dan melimpahnya ketersediaan tenaga listrik itu harus bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai aktivitas produktif.

“Kalau 20 tahun silam programnya listrik masuk desa, sekarang listrik masuk sawah, kandang ternak, kawasan nelayan dan daerah pelosok. Kualitas penyediaan listrik Jateng cukup baik, 7.200 Mega Watt, sedangkan beban puncak 4000 an Mega Watt," kata Sujarwanto.

Kelebihan suplai tenaga listrik tersebut menurut dia sangat potensial untuk dimanfaatkan masyarakat dan berdasarkan indikator pemakaian atau tingkat konsumsi listrik per kapita di Jateng, diharapkan sektor-sektor produktif semakin bertumbuh.

“Kami ingin para petani dan UMKM pakai listrik. Mobil juga jangan lagi pakai bensin, tapi pakai listrik. Termasuk aktivitas memasak di dapur bisa pakai kompor induksi yang berbasis tenaga listrik. Jadi sebuah gerakan konsumsi listrik yang besar-besaran,” katanya.

Khusus di sektor pertanian, Sujarwanto menjelaskan luas lahan lestari di Jateng lebih dari satu juta hektare, lahan tersebut harus tercukupi airnya agar tetap produktif. Sedangkan jumlah petani pemilik lahan yang tersebar di Jateng mencapai 2,88 juta orang.

Jumlah itu belum termasuk buruh tani atau nonpemilik lahan pertanian. Keberadaan lahan pertanian yang sangat luas dan banyaknya petani di dalamnya, potensial didorong untuk memanfaatkan tenaga listrik yang berlimpah di wilayah Jateng.

Sementara itu Bupati Karanganyar Juliyatmono menyambut baik Program Electrifying Agriculture di wilayahnya dann akan memberikan support penuh bagi para petani.

“Kami Pemerintah Kabupaten Karanganyar ingin mensupport betul agar petani petani kita tidak kesulitan mendapatkan air, salah satunya melalui listrik. Disamping itu (penggunaan listrik) tidak berisik dan efisien hingga 60 persen, sehingga pada saat musim kemarau sawah kita akan terlihat hijau. saya kira akan banyak inovasi nanti kalo listrik sudah ada di tengah sawah," kata Juliyatmono.

Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024