Semarang (ANTARA) - Para pengguna mesin diesel makin minati Dexlite dan Pertamina Dex sebagai bahan bakar minyak (BBM) favorit karena dengan Cetane number minimal 51 dan mengandung Sulfur maksimal 1200 ppm, mampu menghasilkan pembakaran sempurna, sehingga ramah bagi lingkungan.
Sekretaris POC Indonesia Central Java Chapter (CJC) Aldi P. Putra mengatakan hampir semua pengguna Mitsubishi Pajero di komunitasnya menggunakan Dexlite karena penggunaan Dexlite lebih irit dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar.
"Kalau full tank pakai solar itu jarak tempuh 390-400 kilometer. Tapi kalau pakai Dexlite itu bisa sampai 450 kilometer. Apalagi kalau pakai Pertamina Dex malah bisa sampai 500 kilometer," katanya.
Selain irit dalam hal penggunaan bahan bakar, penggunaan Dexlite juga membuat perawatan mesin menjadi lebih irit, khususnya untuk komponen filter BBM dengan perbandingan jika menggunakan Solar, filter harus diganti setiap 5.000 sampai dengan 10.000 kilometer, sedangkan dengan menggunakan Dexlite, filter bisa diganti setelah penggunaan hingga 20.000 kilometer.
"Selain itu, untuk servis 'injector' kalau pakai Solar itu 20.000 kilometer. Tapi kalau pakai Dexlite bisa 40.000 kilometer baru servis," kata Aldi.
Menurut Aldi menggunakan Solar untuk mesin diesel keluaran baru akan sangat beresiko bagi performa mesin, contohnya penggunaan BBM yang tidak tepat akan menyebabkan 'injector' yang dirancang untuk BBM dengan Cetane number tinggi akan mudah rusak.
"Pengalaman dari teman yang menggunakan Solar, 'injector' akan cepat rusak. Bayangkan, untuk satu injector harganya Rp3 juta hingga Rp4 jutaan. Padahal satu mobil ada empat 'injector', jadi lumayan biayanya kalau rusak," jelas Aldi.
S. Jamaludin, penasehat Innova Jawa Tengah juga mengaku memilih menggunakan Pertamina Dex yang memiliki Cetane Number 53, dengan kandungan sulfur maksimal 300 ppm atau setara dengan standar emisi euro 3.
Menurutnya penggunaan Pertamina Dex membuat mobil Innova bermesin diesel tahun 2010 miliknya lebih memiliki power dan mesin pun menjadi lebih responsif serta lebih nyaman berkendaraan.
Jamaludin mengaku sempat menggunakan Solar selama enam bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan Pertamina Dex karena menggunakan Pertamina Dex lebih nyaman apalagi untuk perjalanan jarak jauh, seperti touring atau liburan keluarga.
"Mobil ini kan memang saya gunakan touring atau liburan keluarga. Jadi, kenyamanan memang saya utamakan. Paling jauh pernah sampai ke Malang dan Bali," kata Jamaludin.
Kepala bengkel Nasmoco Wonosobo Saifuddin Azis menambahkan penggunaan Dexlite pada kendaraan bermesin diesel sangat disarankan, karena memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dengan kandungan sulfur yang rendah, maka residu akan lebih sedikit, asap yang dikeluarkan juga lebih bersih dibandingkan dengan Solar.
Menurut Saifuddin dengan menggunakan BBM berkualitas, maka pengemudi tidak perlu menggunakan tenaga besar dan psikis pengemudi akan lebih nyaman, khususnya saat harus melakukan perjalanan jauh atau menghadapi kondisi jalan yang naik turun.
"Kalau pakai Solar, pengemudi harus nginjak gas lebih dalam. Apalagi kalau kontur jalan naik turun. Ini bisa berefek pada psikis pengemudi, dan itu tidak bisa dihitung dengan uang," katanya.
Sekretaris POC Indonesia Central Java Chapter (CJC) Aldi P. Putra mengatakan hampir semua pengguna Mitsubishi Pajero di komunitasnya menggunakan Dexlite karena penggunaan Dexlite lebih irit dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar.
"Kalau full tank pakai solar itu jarak tempuh 390-400 kilometer. Tapi kalau pakai Dexlite itu bisa sampai 450 kilometer. Apalagi kalau pakai Pertamina Dex malah bisa sampai 500 kilometer," katanya.
Selain irit dalam hal penggunaan bahan bakar, penggunaan Dexlite juga membuat perawatan mesin menjadi lebih irit, khususnya untuk komponen filter BBM dengan perbandingan jika menggunakan Solar, filter harus diganti setiap 5.000 sampai dengan 10.000 kilometer, sedangkan dengan menggunakan Dexlite, filter bisa diganti setelah penggunaan hingga 20.000 kilometer.
"Selain itu, untuk servis 'injector' kalau pakai Solar itu 20.000 kilometer. Tapi kalau pakai Dexlite bisa 40.000 kilometer baru servis," kata Aldi.
Menurut Aldi menggunakan Solar untuk mesin diesel keluaran baru akan sangat beresiko bagi performa mesin, contohnya penggunaan BBM yang tidak tepat akan menyebabkan 'injector' yang dirancang untuk BBM dengan Cetane number tinggi akan mudah rusak.
"Pengalaman dari teman yang menggunakan Solar, 'injector' akan cepat rusak. Bayangkan, untuk satu injector harganya Rp3 juta hingga Rp4 jutaan. Padahal satu mobil ada empat 'injector', jadi lumayan biayanya kalau rusak," jelas Aldi.
S. Jamaludin, penasehat Innova Jawa Tengah juga mengaku memilih menggunakan Pertamina Dex yang memiliki Cetane Number 53, dengan kandungan sulfur maksimal 300 ppm atau setara dengan standar emisi euro 3.
Menurutnya penggunaan Pertamina Dex membuat mobil Innova bermesin diesel tahun 2010 miliknya lebih memiliki power dan mesin pun menjadi lebih responsif serta lebih nyaman berkendaraan.
Jamaludin mengaku sempat menggunakan Solar selama enam bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan Pertamina Dex karena menggunakan Pertamina Dex lebih nyaman apalagi untuk perjalanan jarak jauh, seperti touring atau liburan keluarga.
"Mobil ini kan memang saya gunakan touring atau liburan keluarga. Jadi, kenyamanan memang saya utamakan. Paling jauh pernah sampai ke Malang dan Bali," kata Jamaludin.
Kepala bengkel Nasmoco Wonosobo Saifuddin Azis menambahkan penggunaan Dexlite pada kendaraan bermesin diesel sangat disarankan, karena memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dengan kandungan sulfur yang rendah, maka residu akan lebih sedikit, asap yang dikeluarkan juga lebih bersih dibandingkan dengan Solar.
Menurut Saifuddin dengan menggunakan BBM berkualitas, maka pengemudi tidak perlu menggunakan tenaga besar dan psikis pengemudi akan lebih nyaman, khususnya saat harus melakukan perjalanan jauh atau menghadapi kondisi jalan yang naik turun.
"Kalau pakai Solar, pengemudi harus nginjak gas lebih dalam. Apalagi kalau kontur jalan naik turun. Ini bisa berefek pada psikis pengemudi, dan itu tidak bisa dihitung dengan uang," katanya.