Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan sebanyak 21,2 juta dosis vaksin Sinovac yang tiba di Indonesia, Selasa, mulai disuntikkan kepada masyarakat pada pertengahan Agustus 2021.
"Sebanyak 21,5 juta dosis vaksin ini akan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi kita di pekan ketiga atau keempat bulan Agustus," kata Siti Nadia saat hadir secara virtual dalam Dialog Produktif Semangat Selasa yang dipantau dari Jakarta, Selasa malam.
Nadia mengatakan setiap vaksin dalam bentuk jadi yang datang di Indonesia akan mengalami pemeriksaan secara fisik dan juga quality control dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama sepekan.
Hal itu untuk memastikan dari segi keamanan bahwa vaksin yang didistribusikan kepada masyarakat dalam kondisinya baik.
Bila vaksin yang datang di Tanah Air dalam bentuk bahan baku atau bulk, kata Nadia, maka harus diproses oleh Bio Farma menjadi vaksin jadi yang butuh waktu persiapan maksimal selama dua pekan.
"Tentunya setiap pekan itu kita bisa mendapatkan pasokan dari Bio Farma untuk vaksin jadi antara 5 juta sampai dengan 7,5 juta dosis vaksin," katanya.
Baca juga: Kemenkes: Vaksin efektif lindungi pasien dari risiko kematian
Baca juga: Peningkatan kasus di berbagai daerah pengaruhi capaian vaksinasi
Nadia menambahkan dari total 130 dosis stok vaksin yang sebelumnya tersedia di Indonesia, sebanyak 63 juta dosis di antaranya sudah disuntikkan kepada masyarakat dan ada sekitar 7 juta dosis lagi dalam proses distribusi.
"Sisanya itu ada dalam bentuk jadi kurang lebih 12 juta dosis yang saat ini sedang mengalami proses quality control di Badan POM," katanya.
Nadia mengatakan, saat ini juga tersedia 40 juta dosis vaksin yang bisa digunakan untuk vaksinasi di masyarakat.
Baca juga: Reisa sebut hoaks tantangan utama masyarakat melakukan vaksinasi
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 tembus satu juta penyuntikan dalam sehari
Baca juga: Satgas COVID-19: Sudah atau belum divaksin tetap harus disiplin 3M
"Sebanyak 21,5 juta dosis vaksin ini akan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi kita di pekan ketiga atau keempat bulan Agustus," kata Siti Nadia saat hadir secara virtual dalam Dialog Produktif Semangat Selasa yang dipantau dari Jakarta, Selasa malam.
Nadia mengatakan setiap vaksin dalam bentuk jadi yang datang di Indonesia akan mengalami pemeriksaan secara fisik dan juga quality control dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama sepekan.
Hal itu untuk memastikan dari segi keamanan bahwa vaksin yang didistribusikan kepada masyarakat dalam kondisinya baik.
Bila vaksin yang datang di Tanah Air dalam bentuk bahan baku atau bulk, kata Nadia, maka harus diproses oleh Bio Farma menjadi vaksin jadi yang butuh waktu persiapan maksimal selama dua pekan.
"Tentunya setiap pekan itu kita bisa mendapatkan pasokan dari Bio Farma untuk vaksin jadi antara 5 juta sampai dengan 7,5 juta dosis vaksin," katanya.
Baca juga: Kemenkes: Vaksin efektif lindungi pasien dari risiko kematian
Baca juga: Peningkatan kasus di berbagai daerah pengaruhi capaian vaksinasi
Nadia menambahkan dari total 130 dosis stok vaksin yang sebelumnya tersedia di Indonesia, sebanyak 63 juta dosis di antaranya sudah disuntikkan kepada masyarakat dan ada sekitar 7 juta dosis lagi dalam proses distribusi.
"Sisanya itu ada dalam bentuk jadi kurang lebih 12 juta dosis yang saat ini sedang mengalami proses quality control di Badan POM," katanya.
Nadia mengatakan, saat ini juga tersedia 40 juta dosis vaksin yang bisa digunakan untuk vaksinasi di masyarakat.
Baca juga: Reisa sebut hoaks tantangan utama masyarakat melakukan vaksinasi
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 tembus satu juta penyuntikan dalam sehari
Baca juga: Satgas COVID-19: Sudah atau belum divaksin tetap harus disiplin 3M