Jakarta (ANTARA) - Petenis peringkat satu dunia ATP Novak Djokovic mengukir sejarah dengan meraih gelar Grand Slam ke-20 kalinya di Wimbledon 2021, mengukuhkan posisinya setara dengan Roger Federer dan Rafael Nadal dalam perolehan gelar turnamen mayor terbanyak.
Petenis Serbia itu mendulang gelar di Grand Slam lapangan rumput untuk keenam kalinya, serta ketiga kalinya berturut-turut. Di partai final ia mengalahkan unggulan ketujuh asal Italia Matteo Berrettini 6-7, 6-4, 6-4, 6-3 dalam laga yang berlangsung di lapangan tengah All England Club, London, Minggu.
Setelah juga memenangi gelar Australian Open French Open tahun ini, maka Djokovic kurang satu Grand Slam untuk meraih gelar Golden Slam. Selain itu, juga belum pernah ada petenis putra yang memenangi empat Grand Slam dan satu emas Olimpiade di tahun yang sama, sebagaimana laporan Reuters menyebutkan.
Satu-satunya yang pernah melakukan Golden Slam --sebutan sapu bersih empat Grand Slam ditambah medali emas Olimpiade dalam satu tahun yang sama-- adalah petenis putri Jerman Steffi Graf pada 1988.
Baca juga: Jinakkan Shapovalov, Djokovic bertemu Berrettini di final Wimbledon
Baca juga: Matteo Berrettini: hari Minggu akan terasa spesial bagi warga Italia
Djokovic masuk ke partai puncak dengan catatan dua kemenangan dalam pertemuan terdahulu melawan Berrettini.
Di set pertama ia membuka keunggulan 5-2 dengan break awal, tetapi petenis Italia itu bangkit untuk memaksakan tiebreak yang ia raih untuk mengamankan set pembuka.
Pada set kedua Djokovic bereaksi dengan memainkan tempo cepat dana memimpin 4-0 sebelum mengakhirinya dengan menyamakan kedudukan.
Satu break servis di set ketiga dan dua break lainnya di set keempat cukup bagi Djokovic untuk menutup pertandingan di tengah arena yang dipenuhi penonton.
Djokovic memastikan kemenangannya pada match point ketiga, ketika pukulan backhand Berrettini justru menghantam di net.
Baca juga: Fakta singkat Ashleigh Barty, juara baru Wimbledon
Baca juga: Daftar juara tunggal putri Wimbledon sepuluh tahun terakhir
Baca juga: Petenis Taiwan sabet gelar ganda Wimbledon untuk ketiga kalinya
Petenis Serbia itu mendulang gelar di Grand Slam lapangan rumput untuk keenam kalinya, serta ketiga kalinya berturut-turut. Di partai final ia mengalahkan unggulan ketujuh asal Italia Matteo Berrettini 6-7, 6-4, 6-4, 6-3 dalam laga yang berlangsung di lapangan tengah All England Club, London, Minggu.
Setelah juga memenangi gelar Australian Open French Open tahun ini, maka Djokovic kurang satu Grand Slam untuk meraih gelar Golden Slam. Selain itu, juga belum pernah ada petenis putra yang memenangi empat Grand Slam dan satu emas Olimpiade di tahun yang sama, sebagaimana laporan Reuters menyebutkan.
Satu-satunya yang pernah melakukan Golden Slam --sebutan sapu bersih empat Grand Slam ditambah medali emas Olimpiade dalam satu tahun yang sama-- adalah petenis putri Jerman Steffi Graf pada 1988.
Baca juga: Jinakkan Shapovalov, Djokovic bertemu Berrettini di final Wimbledon
Baca juga: Matteo Berrettini: hari Minggu akan terasa spesial bagi warga Italia
Djokovic masuk ke partai puncak dengan catatan dua kemenangan dalam pertemuan terdahulu melawan Berrettini.
Di set pertama ia membuka keunggulan 5-2 dengan break awal, tetapi petenis Italia itu bangkit untuk memaksakan tiebreak yang ia raih untuk mengamankan set pembuka.
Pada set kedua Djokovic bereaksi dengan memainkan tempo cepat dana memimpin 4-0 sebelum mengakhirinya dengan menyamakan kedudukan.
Satu break servis di set ketiga dan dua break lainnya di set keempat cukup bagi Djokovic untuk menutup pertandingan di tengah arena yang dipenuhi penonton.
Djokovic memastikan kemenangannya pada match point ketiga, ketika pukulan backhand Berrettini justru menghantam di net.
Baca juga: Fakta singkat Ashleigh Barty, juara baru Wimbledon
Baca juga: Daftar juara tunggal putri Wimbledon sepuluh tahun terakhir
Baca juga: Petenis Taiwan sabet gelar ganda Wimbledon untuk ketiga kalinya