Setelah imbang pada dua set pertama, kesalahan sendiri mulai merayap ke dalam permainan Djokovic di set ketiga. Dia melakukan pukulan backhand panjang yang justru memberi Zverev kesempatan untuk memimpin pertandingan 3-1.
Dua gim kemudian, petenis Jerman berusia 24 tahun itu tampak semakin beraapi-api, namun justru membuka pintu bagi Djokovic untuk membalas. Tak mau kalah, Zverev menggebrak servis kedua yang Djokovic tidak bisa tangani untuk memimpin 5-2 sebelum menutup pertandingan.
"Begitu Novak mendapatkan ritme saat kembali, dia sangat sulit, jadi saya mencoba hal yang berbeda," kata Zverev dikutip dari Reuters.
"Saya akan senang jika ada kesalahan ganda, tetapi saya tidak ingin membiarkan dia mendapatkan ritme. Saya senang bahwa saya menang, dan pertandingan bisa berjalan baik."
Kemenangan itu mencegah Djokovic untuk memiliki kesempatan memenangi gelar keenam turnamen akhir musim tersebut, yang saat ini rekor terbanyak dipegang oleh Roger Federer. Sementara, Zverev telah memenangi gelar ATP Finals pada 2018.
Sementara itu, pada pertandingan sebelum laga tersebut, juara bertahan Medvedev melaju ke final setelah menghancurkan Casper Ruud dari Norwegia 6-4 6-2.
Medvedev tak terkalahkan di babak penyisihan grup dengan sistem round-robin ATP Finals dengan kemenangan atas Hubert Hurkacz, Zverev dan Jannik Sinner sebelum mengalahkan Ruud.
Hasil tersebut menandai kemenangan kesembilan petenis nomor dua dunia Medvedev berturut-turut di ATP Finals dan dia meningkatkan rekor head-to-head atas Ruud menjadi 3-0.
Petenis Rusia itu memimpin 6-5 dalam pertandingan head-to-head melawan peringkat tiga dunia Zverev, termasuk kemenangan 6-3 6-7(3) 7-6(6) round-robin awal pekan ini.
"Ada beberapa hal yang mungkin saya ubah, 8-6 di set ketiga," kata Zverev terkait persiapannya untuk final pada Minggu waktu setempat atau Senin WIB.
"Kami adalah dua dari tiga pemain terbaik di dunia besok di lapangan. Ini akan menjadi pertandingan yang sulit, apa pun yang terjadi," tutupnya.