Temanggung (ANTARA) - Produk mesin sangrai kopi buatan warga Dusun Mangunan, Desa Kebonsari, Wonoboyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diminati para pelaku kopi di Tanah Air.
"Produk mesin sangrai kopi buatan kami sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Papua," kata Retnawan pemilik usaha ACR Roastes di Temanggung, Selasa.
Industri mesin sangrai kopi tetap bertahan di tengah hantaman badai COVID-19, meskipun omset penjualan mengalami penurunan.
"Alhamdulillah selama pandemi COVID-19 tetap bisa berproduksi, meskipun permintaan turun," katanya.
Menurut dia selama pandemi COVID-19, penjualan mesin sangrai kopi mengalami penurunan. Sebelum pandemi dalam satu bulan paling tidak ada permintaan 8-10 unit, namun sejak pandemi ini dalam satu bulan hanya 4-5 unit saja.
"Kami masih beruntung, meskipun permintaan menurun, tetap saja ada pelanggan yang memesan mesin rosting di tempat kami," kata pria yang mempekerjakan 13 orang dalam usahanya tersebut.
Menurut dia mesin sangrai atau mesin roasting produksinya dibuat dalam berbagai kapasaitas, mulai dari kapasitas satu kilogram hingga 10 kilogram, dengan spek yang berbeda sesuai dengan pesanan dari pelanggan.
"Mesin dengan kapasitas terkecil mulai harga Rp10 juta hingga Rp120 juta, tergantung dari pemesan saja," katanya.
Ia menuturkan mulai memproduksi mesin roasting tahun 2016, sebelumnya hanya membuka bengkel sepeda motor lengkap dengan onderdilnya.
"Pertama kali memang bengkel motor custom di Bogor, kemudian saya pulang ke kampung dan kembali membka bengkel sepeda motor lagi, bahkan sempat ke pembuatan tralis. Namun, setelah memahami situasi dan kondisi, kami nekad membuat mesin roasting kopi, ternyata setelah berhasil memproduksi mesin sangrai banyak permintaan dari para pelaku kopi.
"Sekitar tempat saya ini banyak petani kopi, banyak penjual kopi, jadi saya nekad membuat mesin rosting ini. Mesin pertama buatan saya dibeli orang Jakarta, saya waktu itu juga tidak menyangka sama sekali," katanya.
Selain mesin roasting, dirinya juga memproduksi mesin lainnya, seperti grinder (penggiling kopi), huller, pulper dan mesin lainnya.
"Produk mesin sangrai kopi buatan kami sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Papua," kata Retnawan pemilik usaha ACR Roastes di Temanggung, Selasa.
Industri mesin sangrai kopi tetap bertahan di tengah hantaman badai COVID-19, meskipun omset penjualan mengalami penurunan.
"Alhamdulillah selama pandemi COVID-19 tetap bisa berproduksi, meskipun permintaan turun," katanya.
Menurut dia selama pandemi COVID-19, penjualan mesin sangrai kopi mengalami penurunan. Sebelum pandemi dalam satu bulan paling tidak ada permintaan 8-10 unit, namun sejak pandemi ini dalam satu bulan hanya 4-5 unit saja.
"Kami masih beruntung, meskipun permintaan menurun, tetap saja ada pelanggan yang memesan mesin rosting di tempat kami," kata pria yang mempekerjakan 13 orang dalam usahanya tersebut.
Menurut dia mesin sangrai atau mesin roasting produksinya dibuat dalam berbagai kapasaitas, mulai dari kapasitas satu kilogram hingga 10 kilogram, dengan spek yang berbeda sesuai dengan pesanan dari pelanggan.
"Mesin dengan kapasitas terkecil mulai harga Rp10 juta hingga Rp120 juta, tergantung dari pemesan saja," katanya.
Ia menuturkan mulai memproduksi mesin roasting tahun 2016, sebelumnya hanya membuka bengkel sepeda motor lengkap dengan onderdilnya.
"Pertama kali memang bengkel motor custom di Bogor, kemudian saya pulang ke kampung dan kembali membka bengkel sepeda motor lagi, bahkan sempat ke pembuatan tralis. Namun, setelah memahami situasi dan kondisi, kami nekad membuat mesin roasting kopi, ternyata setelah berhasil memproduksi mesin sangrai banyak permintaan dari para pelaku kopi.
"Sekitar tempat saya ini banyak petani kopi, banyak penjual kopi, jadi saya nekad membuat mesin rosting ini. Mesin pertama buatan saya dibeli orang Jakarta, saya waktu itu juga tidak menyangka sama sekali," katanya.
Selain mesin roasting, dirinya juga memproduksi mesin lainnya, seperti grinder (penggiling kopi), huller, pulper dan mesin lainnya.