Cilacap (ANTARA) - Luas tanaman padi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang akan memasuki masa panen pada musim kemarau mencapai kisaran 20.000 hektare, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto.

"Tanaman padi di sejumlah area persawahan Kabupaten Cilacap yang menggunakan irigasi teknis saat sekarang sudah mulai mengeluarkan bulir padi, salah satunya di Desa Brani dan Karangtengah, Kecamatan Sampang, yang diperkirakan akan memasuki masa panen dalam waktu 1-1,5 bulan ke depan," katanya di Cilacap, Selasa.

Bahkan, kata dia, beberapa area persawahan di wilayah barat Cilacap saat sekarang juga sedang memasuki masa panen, antara lain di Kecamatan Majenang.

Menurut dia, hal itu disebabkan ketersediaan air di wilayah Majenang dan sekitarnya terutam yang berada di daerah pegunungan mencukupi kebutuhan, sehingga petani setempat dapat menanam padi secara berkesinambungan.

"Memang tidak luas, hanya spot-spot saja, karena pengairannya dari gunung, sehingga setiap saat ada air (untuk mengairi sawah)," katanya.

Baca juga: Bupati Klaten panen perdana padi Rojolele Srinuk

Kendati demikian, dia mengatakan potensi panen padi di Kabupaten Cilacap yang akan panen pada musim kemarau mencapai kisaran 20.000 hektare.

Ia mengharapkan produksi padi dari lahan seluas 20.000 hektare itu bisa maksimal karena pertanaman pada musim tanam kedua tahun 2020/2021 tergolong bagus jika dibandingkan dengan musim tanam pertama.

"Semoga harga mendukung karena teriakan petani kan harga kurang bagus. Harga kurang bagus karena stok secara nasional cukup banyak, jadi serapan yang dilakukan oleh Bulog sangat sedikit," katanya.

Terkait dengan harga gabah di tingkat petani, Supriyanto mengatakan berdasarkan pantauan, harga gabah kering giling (GKG) saat sekarang di bawah Rp5.000 per kilogram, sedangkan harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp3.800-Rp4.000/kg.

Baca juga: Terdampak banjir, klaim asuransi tanaman padi di Kudus baru 35,95 hektare

Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)untuk Gabah atau Beras, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP di tingkat petani sebesar Rp4.200/kg dan di tingkat penggilingan Rp4.250/kg, sedangkan harga GKG di tingkat penggilingan Rp5.250/kg dan di gudang Bulog Rp5.300/kg.

Disinggung mengenai produksi padi di Kabupaten Cilacap pada musim tanam pertama tahun 2020/2021, dia mengatakan berdasarkan data, realisasinya sudah di atas 40 persen (lebih dari 360 ton, red.) dari target yang mencapai kisaran 900.000 ton pada tahun 2021.

"Itu sudah di atas 40 persen, stok untuk Cilacap sebenarnya aman dari sisi produksi, cuma dari sisi petani teriak karena memang serapannya kurang bagus. Ya ada plus-minusnya," katanya.

Ia mengharapkan pandemi COVID-19 segera berakhir, sehingga perekonomian kembali pulih dan berdampak pada meningkatnya penyerapan gabah maupun beras.

Baca juga: Semen Gresik dan petani panen raya padi, jagung, dan jambu di area pabrik

Selama masih terjadi pandemi, kata dia, masyarakat belum bisa menggelar hajatan secara besar-besaran seperti sebelumnya karena khawatir didatangi Satgas Penanganan COVID-19.

"Padahal, serapan terhadap gabah dan beras yang cukup besar di masyarakat, salah satunya adalah hajatan. Bahkan kalau di desa-desa, masih banyak warga yang membawa beras sebagai sumbangan saat acara hajatan," katanya.

Kendati demikian, dia mengaku bersyukur karena kegiatan di sektor pariwisata beserta pendukungnya seperti hotel dan restoran mulai bergeliat, sehingga diharapkan bisa meningkatkan penyerapan terhadap beras. 

Baca juga: Pemkab Temanggung mendapat alokasi asuransi usaha tani padi 300 hektare

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024