Semarang (ANTARA) - Bupati Klaten Sri Mulyani panen perdana padi Rojolele Srinuk bersama petani Desa Bowan, Kecamatan Delanggu, Jumat.
Luas lahan tanaman padi Rojolele Srinuk di Desa Bowan mencapai 6.000 meter persegi yang terbagi menjadi tiga patok dengan potensi panen mencapai 21 ton.
"Tanaman padi jenis Rojolele Srinuk yang ditanam petani, kondisinya baik. Serangan hama sangat minim dan hasil panennya bagus,” kata Sri Mulyani.
Minimnya serangan hama tersebut, lanjut Sri Mulyani, padi Rojolele Srinuk juga sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah kecamatan lain. Apalagi potensi panen varietas unggulan ini mencapai 7 ton setiap patoknya dengan rata-rata luas 2.000 meter persegi setiap patoknya.
"Ini hasil panen yang besar dan menguntungkan petani, karena varietas unggulan, kualitasnya juga mumpuni. Berasnya bagus dan wangi namun lebih pulen bila dibandingkan dengan beras varietas unggulan lain seperti mentik wangi,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Waow.... Klaten punya Kereta Gantung di Wahana Girpasang Tegalmulyo
Baca juga: Pemkab Klaten salurkan pupuk bersubsidi sesuai rekomendasi Balitbangtan
Sri Mulyani berharap padi Rojolele Srinuk ke depannya makin diminati petani Kabupaten Klaten dan berdampak pada jumlah luas lahan tanam padi Srinuk. Varietas Rojolele Srinuk mudah didapat masyarakat dan menjadi beras yang banyak dikonsumsi masyarakat Klaten.
“Selain Srinuk, ada juga Srinar. Keduanya merupakan varietas padi unggulan di Kabupaten Klaten. Semakin banyak petani yang menanam varietas unggul ini, maka semakin banyak masyarakat yang mengenalnya,” tutup Sri Mulyani.
Baca juga: Layanan vaksinasi Klaten lampaui target Jateng
Luas lahan tanaman padi Rojolele Srinuk di Desa Bowan mencapai 6.000 meter persegi yang terbagi menjadi tiga patok dengan potensi panen mencapai 21 ton.
"Tanaman padi jenis Rojolele Srinuk yang ditanam petani, kondisinya baik. Serangan hama sangat minim dan hasil panennya bagus,” kata Sri Mulyani.
Minimnya serangan hama tersebut, lanjut Sri Mulyani, padi Rojolele Srinuk juga sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah kecamatan lain. Apalagi potensi panen varietas unggulan ini mencapai 7 ton setiap patoknya dengan rata-rata luas 2.000 meter persegi setiap patoknya.
"Ini hasil panen yang besar dan menguntungkan petani, karena varietas unggulan, kualitasnya juga mumpuni. Berasnya bagus dan wangi namun lebih pulen bila dibandingkan dengan beras varietas unggulan lain seperti mentik wangi,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Waow.... Klaten punya Kereta Gantung di Wahana Girpasang Tegalmulyo
Baca juga: Pemkab Klaten salurkan pupuk bersubsidi sesuai rekomendasi Balitbangtan
Sri Mulyani berharap padi Rojolele Srinuk ke depannya makin diminati petani Kabupaten Klaten dan berdampak pada jumlah luas lahan tanam padi Srinuk. Varietas Rojolele Srinuk mudah didapat masyarakat dan menjadi beras yang banyak dikonsumsi masyarakat Klaten.
“Selain Srinuk, ada juga Srinar. Keduanya merupakan varietas padi unggulan di Kabupaten Klaten. Semakin banyak petani yang menanam varietas unggul ini, maka semakin banyak masyarakat yang mengenalnya,” tutup Sri Mulyani.
Baca juga: Layanan vaksinasi Klaten lampaui target Jateng