Boyolali (ANTARA) - Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah meniadakan upacara padusan menjelang Ramadhan 1442 Hijriah guna mencegah penularan COVID-19.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Susilo Hartono pada Kamis mengatakan bahwa upacara tersebut tidak bisa dilakukan karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk mengendalikan penularan virus corona masih berlangsung.

"Kami tidak menggelar upacara ritual padusan tahun ini, tidak ada promosi, dan tidak ada hiburan rakyat, karena aturan PPKM Mikro yang masih berlangsung," katanya di objek Wisata Umbul Sungsang Pengging Boyolali.

Susilo mengatakan bahwa pengelola tempat wisata pada masa pandemi harus membatasi pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas tempat wisata dan mematuhi protokol kesehatan.

"Jika ada pengunjung ingin melaksanakan padusan tentu kami mempersilakan, asalkan dibatasi dan tidak boleh terlalu penuh atau hanya 50 persen dari kapasitas, agar protokol kesehatan tetap terjaga," katanya.

Baca juga: Memukau, musik ciblon dalam padusan di Pengging Boyolali

Susilo menjelaskan, padusan merupakan tradisi membersihkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan yang dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Jawa. Padusan biasanya dilakukan dua hari menjelang Ramadhan.

Di Boyolali, tradisi padusan sering dilaksanakan di tempat pemandian Umbul Sungsang dan Umbul Tirtomarto di kawasan wisata Pengging, Umbul Tlatar, serta tempat pemandian di Kecamatan Simo. 

Susilo mengatakan, pengelola tempat pemandian bisa melayani pengunjung sesuai batasan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah Kabupaten Boyolali akan bekerja sama dengan pengelola objek wisata untuk memantau tempat pemandian yang biasa digunakan untuk padusan guna memastikan protokol kesehatan dijalankan.

Timbul, pengelola Pemandian Umbul Sungsang, mengatakan bahwa dia siap menjalankan aturan pemerintah mengenai pencegahan penularan COVID-19.

Dia mengatakan bahwa tempat cuci tangan sudah disediakan di pemandian dan pengelola membatasi jumlah pengunjung. Warga yang datang ke tempat pemandian juga diharuskan memakai masker dan menjaga jarak.

Menurut dia, menjelang Ramadhan pengunjung pemandian sekitar 200 orang per hari, meningkat 20 persen dibandingkan pada hari biasa.

Baca juga: Ribuan orang padati tradisi "padusan" di Pikatan
Baca juga: Warga-Mahasiswa Untidar Ritual Padusan

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024