Kudus (ANTARA) - Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) mengadakan festival dongeng, sebagai salah satu upaya melestarikan kearifan lokal budaya jawa yang merupakan kekayaan ragam budaya Tanah Air, Sabtu.

"Kearifan lokal juga memiliki banyak hikmah atau pelajaran di dalamnya. Hal ini juga sesuai dengan visi misi UMK, menjadi universitas unggul berbasis kearifan lokal berdaya saing global," kata Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UMK Nuraeningsih di Kudus.

Selain untuk melestarikan kearifan lokal, kata dia, festival dongeng yang digelar hari ini (20/3) juga untuk meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa dengan metode mendongeng. Karena mendongeng atau storytelling merupakan salah satu metode yang bisa diimplementasikan dalam proses mengajar.

Setidaknya, kata dia, mahasiswa yang memiliki kemampuan mendongeng, bisa menciptakan pembelajaran yang lebih menarik. Terlebih lagi, metode yang digunakan mampu melibatkan audiens atau peserta didik.

Dongeng yang dilombakan, bisa dari cerita rakyat yang ada di Kabupaten Kudus maupun Jepara yang sudah dibukukan lewat buku cerita terbitan Balai Bahasa Jawa Tengah.

Untuk tema cerita yang dibawakan cukup variatif, mulai dari Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Kedu. Ada juga cerita asal usul nama desa, air terjun dan masih banyak lagi.

Pesertanya tercatat sebanyak 39 pendongeng karena dalam rangka memperingati dies natalies ke-39 Progdi PBI UMK serta bertepatan dengan "word storytelling day". Pesertanya berasal dari dosen dan mahasiswa.

Hendra, salah satu mahasiswa yang ikut festival mengakui baru pertama kali mengikuti festival mendongeng sehingga masih canggung karena belum berpengalaman.

"Cukup menantang juga. Mudah-mudahan lomba serupa bisa lebih baik karena mendongeng memang butuh latihan. Termasuk memahami alur cerita yang akan dibawakan sehingga ketika bercerita bisa lebih menarik," ujarnya. ***3***

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024